Jabar di Tengah Ancaman Bencana Hidrometeorologi dan Sesar Lembang

Jabar di Tengah Ancaman Bencana Hidrometeorologi dan Sesar Lembang

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 30 Okt 2024 15:03 WIB
Rambu di Jalur Sesar Lembang
Rambu di Jalur Sesar Lembang. (Foto: Yudha Maulana/detikJabar)
Bandung -

Prediksi musim hujan tahun 2024/2025 telah dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Jawa Barat berafa di puncak musim hujan mulai November 2024-April 2025.

Sejumlah perangkat daerah mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Diskar PB, Satpol PP, hingga Dinkes Jabar pun melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi dan mitigasi gempa Sesar Lembang.

Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin mengatakan simulasi tersebut dilakukan sebab ada beberapa wilayah potensi gerakan tanah di Provinsi Jawa Barat. Di bulan Oktober 2024, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mencatat 473 Kecamatan dari 627 Kecamatan atau 75,44% di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah menengah dan tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bagian dari Pemprov melakukan simulasi bencana, ancaman bencana. Kami terus diingatkan BMKG tentang Sesar Lembang dan tentunya karena kita daerah rawan bencana, memang harus siap siaga. Kami minta kabupaten/kota dan masyarakat juga harus terus diingatkan karena dari simulasi tadi angkanya cukup mengerikan, jadi harus siap menghadapi bencana," kata Bey, Rabu (30/10/2024).

Sesar Lembang dikatakan Bey mengancam setidaknya empat kabupaten atau kota. Ialah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dan Kota Cimahi. Sementara bencana hidrometeorologi yang mengancam mulai akhir November dipetakan di wilayah KBB, Bogor, Sukabumi, dan Jabar Selatan.

ADVERTISEMENT

Ada pun anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) telah disiapkan mencapai Rp125 miliar dari sisa anggaran. Bey pun memastikan BTT tahun depan akan lebih besar lagi.

"SK Gubernur juga sudah ada, ditetapkan status siaga, jadi perlu dilaksanakan upaya kesiapsiagaan darurat bencana yang bersifat cepat, tepat, dan terpadu untuk meminimalisir potensi dan dampak bencana. Terutama jelang Pilkada bulan November kurang lebih 49% dari wilayah Provinsi Jawa Barat diprediksi sedang mengalami puncak musim hujan," tutur Bey.

Sementara itu Plh Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadianne Adnan mengatakan pihaknya telah berlatih kesiapsiagaan hidrometeorologi jelang pilkada serentak, bersama dengan relawan dan stakeholder lainnya. Ia mengaku adapun bencana hidrometeorologi paling tinggi berpotensi menyergap Jabar Selatan seperti Sukabumi, Cianjur, dan sekitarnya.

"Bencana ini identik dengan alam yang indah, sumber daya alamnya banyak. Jabar Tengah ke Selatan, dari ujung Barat ke Timur itu banyak bukit, sungai, lembah. Nah di situ potensi untuk hidrometeorologi sangat kuat. Makanya tadi di jalur selatan, ketika hujan, ini kebanyakan yang tadi terjadi banjir, banjir bandang, longsor," ucap Anne.

Bahkan ia menyebut, bahwa Jabar mencatat track record hattrick atau tiga tahun berturut-turut menjadi Provinsi dengan bencana hidrometeorologi tertinggi. Trennya, kata Anne, cenderung letter U atau bencana tinggi di awal dan akhir tahun.

"Angka kejadiannya memang paling tinggi. Jawa Barat ini dari data BNPB, 3 tahun terakhir hattrick. Juara pertama angka kejadian, jadi itu tidak menyenangkan ya. Angka kejadian bencana yang paling banyak itu seperti letter U, awal dan akhir tahun," tutur Anne.

Meski begitu, ia berharap tren tersebut tidak menimbulkan korban atau kejadian dengan jumlah banyak di akhir tahun 2024. Maka dari itu pihaknya pun bersiap, termasuk mengedukasi masyarakat.

Targetnya, Jabar dapat zero korban setiap terjadi bencana karena kesiapsiagaan yang telah dilakukan.

"Pegawai BPBD ini hanya 2 ribu ya. Sekarang penduduk Jawa Barat per Juli kemarin adalah 50,3 juta jiwa. Itu kan tidak apple to apple. Makanya kami dibantu oleh relawan. Maka kita terus bergerak untuk mengedukasi bencana ini, karena walaupun kita bencananya sering gitu tapi kan kita sering terlena," ujar Anne.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads