Masyarakat di wilayah Kota Cimahi, Kota Bandung, serta Kabupaten Bandung Barat (KBB), ada di dalam bayang-bayang bencana gempa akibat pergerakan Sesar Lembang
Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari titik terujung di wilayah utara di Lembang, serta di titik akhirnya di Padalarang, tepatnya di sekitaran Situ Ciburuy. Sesar Lembang diprediksi dapat mengakibatkan gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 6,8 hingga 7.
Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi mengatakan ancaman Sesar Lembang yang bisa meluluhlantakkan wilayah Bandung Raya, salah satunya Kota Cimahi merupakan hal yang tak bisa dihindari lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kalau soal Cimahi terdampak sesar Lembang, dari dulu kita sudah menjadi bagian dari Sesar Lembang. Kita sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari lokasi itu (Sesar Lembang)," kata Dicky saat ditemui di DPRD Kota Cimahi, Jumat (16/8/2024).
Berdasarkan Rencana Kontijensi Gempa Bumi Kota Cimahi, Kelurahan Citeureup, Cipageran, dan Cibabat, di wilayah utara Kota Cimahi hanya berjarak tiga kilometer dari garis Sesar Lembang.
Sementara jarak dari garis Sesar Lembang ke pusat Pemerintahan Kota Cimahi hanya berjarak sekitar 5,8 sampai 6 kilometer. Lalu ke pusat keramaian Kota Cimahi di sekitaran taman Alun-alun Cimahi, jaraknya sekitar 8 kilometer.
"Maka yang terpenting itu kan mitigasi. Kita terus lakukan mitigasi bencana, terutama Sesar Lembang. Kemudian kita masifkan sosialisasi soal ancaman gempa itu ke masyarakat," tutur Dicky.
Aktivitas Sesar Lembang sendiri terakhir kali mengguncang pada 28 Agustus 2011 silam. Wilayah yang terdampak yakni Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat.
Saat itu, pergeseran segmen Sesar Lembang menghasilkan kekuatan 3,3 magnitudo. Sedikitnya, 105 rumah rusak ringan hingga sedang. Sejak 2011 sampai 2024 ini, Sesar Lembang belum menunjukkan tanda-tanda aktif dan pelepasan energi.
(dir/dir)