Potensi Bencana Sesar Lembang, PVMBG Jelaskan Pentingnya Mitigasi

Potensi Bencana Sesar Lembang, PVMBG Jelaskan Pentingnya Mitigasi

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 15 Agu 2024 14:30 WIB
Penampakan Gunung Batu yang jadi zona utama Sesar Lembang
Penampakan Gunung Batu yang jadi zona utama Sesar Lembang. (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung -

Potensi bencana akibat keberadaan Sesar Lembang mengintai masyarakat di wilayah Bandung Raya khususnya Kota Cimahi, Kota Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang.

Sesar Lembang bisa kapan saja bergerak dan menimbulkan gempa bumi. Karenanya, masyarakat dan pemerintah diminta untuk sadar akan potensi bencana serta membiasakan diri untuk hidup berdampingan dengan Sesar Lembang.

Diketahui, Sesar Lembang yang merupakan patahan bumi aktif membentang sepanjang 29 kilometer dengan melintas wilayah Kota Cimahi, Kota Bandung hingga Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Sesar Lembang diprediksi dapat mengakibatkan gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 6,8 hingga 7.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gempa bumi saat ini tidak bisa diprediksi. Dan menurut data sumber gempa bumi nasional, Sesar Lembang panjangnya kurang lebih 27-29 kilometer. Kalau itu bergerak semuanya kekuatannya sekitar M 6,7," ucap Kordinator Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG, Supartoyo, Kamis (15/8/2024).

"Tapi kenyataannya yang ada sekarang ini gempa yang muncul di Lembang kecil ya, sekitar M 3, 4. Mudah-mudahan seperti itulah jangan sekaligus, mending dicicil geraknya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Supartoyo mengungkapkan, yang perlu dilakukan untuk memitigasi potensi bencana akibat keberadaan Sesar Lembang adalah mempersiapkan tiga hal utama yakni peta kawasan, penataan ruang dan regulasi.

Menurutnya, sejauh ini tidak ada prosedur penataan ruang yang dilakukan pemerintah sebagai langkah mitigasi menghadapi bencana, termasuk juga soal regulasi.

"Tapi apapun, tetap upaya mitigasi harus ditingkatkan. Dengan adanya peta sebaran sesar aktif, kemudian peta kawasan rencana gempa bumi, dengan peta ini dilakukan upaya mitigasi dan penataan ruang, juga kita mendorong regulasi. Itu obat mujarabnya hanya tiga itu untuk pengurangan resiko," jelasnya.

Dari pengamatan PVMBG, Supartoyo menyebut aktivitas kegempaan di Sesar Lembang sejauh ini relatif rendah dengan skala yang terbilang kecil. "Tingkat kegempaannya relatif rendah, gak seaktif zona megathrust. Jadi bisa dikatakan seperti itu," ujarnya.

Pengaruh Zona Megathrust

Lebih lanjut, Supartoyo juga menerangkan potensi pengaruh gempa di zona megathrust Indonesia terhadap aktivitas Sesar Lembang. Meski sumber gempa keduanya berbeda, namun aktivitas di zona megathrust dapat memicu pergerakan di Sesar Lembang.

"Sebenarnya itu sumber gempa yang terpisah. Cuma istilah pengontrol dari energi Lembang ini tetap dari zona penunjaman subduksi tadi (zona megathrust), tapi secara tidak langsung," tutur Supartoyo.

"Jadi karena ditekan terus menerus mungkin Sesar Lembang kalau sewaktu-waktu tidak mampu menahan kekuatan energi dari subduksi tadi dia akan lepas," pungkasnya.

(bba/iqk)


Hide Ads