Antisipasi Sesar Lembang, BPBD KBB Bentuk 'Sekolah Aman Bencana'

Antisipasi Sesar Lembang, BPBD KBB Bentuk 'Sekolah Aman Bencana'

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 23 Agu 2024 22:30 WIB
Penampakan Gunung Batu yang jadi zona utama Sesar Lembang
Penampakan Gunung Batu yang jadi zona utama Sesar Lembang (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung Barat -

Kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi titik mula Sesar Lembang yang mengancam dengan potensi gempa berkekuatan magnitudo (M) 7.

Berdasarkan pemetaan BPBD Bandung Barat, setidaknya ada empat kecamatan yang berada tepat di garis Sesar Lembang, yakni Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua, dan Kecamatan Padalarang.

Sesar Lembang sendiri terakhir aktif pada tahun 2011 lalu. Sampai saat ini, belum menunjukkan adanya aktivitas lagi. Dalam rentang waktu 2010 sampai 2011, sedikitnya ada 14 kali gempa yang dirasakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plt Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Meidi mengatakan pihaknya membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Lembang.

"Kami bekerjasama dengan Forum Relawan Bandung Barat membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Sekarang baru sekolah-sekolah di Desa Cikahuripan Lembang," kata Meidi saat dikonfirmasi, Jumat (23/8/2024).

ADVERTISEMENT

Nantinya SPAB yang sudah dibentuk itu, akan bekerjasama dengan BPBD, relawan, serta Dinas Pendidikan untuk mensosialisasikan potensi dan bahaya yang ditimbulkan Sesar Lembang.

"Setelah ini, kami dengan Disdik Bandung Barat akan berkeliling ke sekolah-sekolah di Lembang untuk mitigasi bencana Sesar Lembang terutama, karena belakangan juga sedang ramai lagi soal Megathrust," kata Meidi.

Titik nol Sesar Lembang sendiri setelah dikaji berada di kawasan Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, hingga Padalarang dengan panjang 29,5 kilometer.

"Atas dasar data yang ada, itu (Sesar Lembang) tetap bergerak ke kiri dan ke kanan serta ke dalam. Dari data itu juga, Sesar Lembang bisa terjadi kapan saja," kata Meidi.

Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat untuk waspada namun bukan berarti terlalu ketakutan. Masyarakat mesti memahami potensi bencana agar bisa menindaklanjuti dengan mitigasi.

"Masyarakat boleh takut, tapi mohon dengan sangat, jangan ketakutan. Kita bekerjasama meminimalisir dampak kegempaan yang ditimbulkan," tutur Meidi.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads