Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung mencatat hingga Desember 2021 estimasi kasus HIV/AIDS di Kota Bandung sekitar 10-11 ribu kasus.
Dari 10-11 ribu kasus tersebut, 5-6 ribu di antaranya sudah melakukan pengobatan. Sementara sisanya belum melakukan pengobatan.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengungkap fakta soal para penyintas HIV di Kota Bandung. Menurutnya mereka banyak yang baru mau berobat jika didekati dan diberi pemahaman oleh sesama penyintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelompok ini, bisa didekati oleh kelompoknya sendiri," kata Yana di Balai Kota Bandung, Senin (22/8/2022).
Yana mengakui, penanganan HIV AIDS sempat terhambat akibat pandemi COVID-19. Dari estimasi 10 ribu kasus saat ini, Yana menyebut jika pengetesan terus dilakukan, angka tersebut kemungkinan bisa naik lagi.
"Berbicara angka berapa, jadi puncak gunung es, kemungkinan bisa lebih besar. Memang kemarin kita terhambat saat pandemi distribusi obat, mudah-mudahan sekarang mereka mau lanjutkan berobat," ungkapnya.
Yana juga menyebut, pendekatan terhadap pengidap HIV AIDS harus lebih ekstra. Sangat penting menjaga privasi mereka.
"Keterbukaan nggak bisa, kita kan dorong mereka itu bisa tes HIV di mana saja. Mungkin saja dia warga kecamatan mana, kemungkinan nggak mau tes di situ, bisa tes di puskesmas lain. Obat HIV AIDS gratis ya," jelasnya.
Sementara itu, dari 30 kecamatan di Kota Bandung, Kecamatan Andir menempati posisi pertama dengan 4.235 kasus. Meski banyak, pengetesan HIV AIDS di Kecamatan Andir dinilai baik dan penyintasnya pun aktif memeriksakan kesehatannya.
"Soal angka, mungkin disitu ada kelompok yang bisa membuka diri, belum tentu yang kecil itu nggak ada," pungkasnya.
(wip/orb)