Epidemi HIV-AIDS

Keajaiban Al-Qur'an (12)

Epidemi HIV-AIDS

Nasaruddin Umar - detikHikmah
Rabu, 12 Mar 2025 05:15 WIB
Menag Nasaruddin Umar.
Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Jakarta -

Studi tentang perilaku virus (epidemiologi) kini semakin berkembang seiring dengan berkembangnya virus baru yang mengancam kehidupan manusia. Di antara virus itu ada yang amat mengancam hidup manusia secara massif; bukan hanya karena ganasnya virus itu tetapi belum ditemukannya vaksin atau obat yang bisa menyembuhkan virus tersebut. Sebutlah misalnya penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus), sejenis virus yang menyebabkan rontoknya daya tahan tubuh melawan penyakit yang lebih populer disebut dengan penyakit AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome). Belum lagi virus binatang dan burung yang bermutasi kepada tubuh manusia seperti virus anthrax dan flu burung, dan entah virus apa lagi yang akan datang. Virus atau wabah penyakit yang menyebar secara luar biasa di dalam masyarakat biasa disebut dengan epidemi.


Setidaknya ada tiga hal menjadi penyebab timbulnya epidemi menurut para ilmuan, yaitu:

1) Resistensi polusi organisma inang rendah atau jika peluang bagi patogen untuk pindah dari organisma inang yang satu ke organisma inang yang lain meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2) Meningkatnya virulensi patogen antra lain sebagai akibat rendahnya resistensi (daya tahan tubuh manusia) seperti awal mula berjangkitnya epidemi influensa menyerang seluruh dunia pada tahun 1918, diduga sebagai akibat Perang Dunia I yang menyebabkan resistensi manusia pada waktu itu karena kurang dan rendahnya mutu pangan, dan

3) Epidemi suatu penyakit juga sering timbul sesudah terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir besar, dsb.

Informasi secara menakjubkan muncul juga di dalam Al-Qur'an di dalam tiga kisah. Pertama, kisah musnahnya Bani Tsamud, sebuah rezim penguasa yang digambarkan di dalam 26 ayat Al-Qur'an dan sejumlah hadis Nabi sebagai penguasa yang amat anarkis. Dikisahkan bahwa Nabi Shaleh diutus Allah kepada kaum Tsamud supaya menyembah hanya kepada Allah dan meninggalkan kezaliman dan gtradisi penyembahan berhala nenek moyang mereka. Namun Raja Tsamud menantang Nabi Shaleh dengan mengatakan, jika engkau seorang Nabi atau Rasul perlihatkanlah tanda bukti kebenaranmu (dalam bentuk mukjizat). Permintaan Tsamud dan para pembesarnya sangat tidak masuk akal. Mereka meminta Nabi Shaleh mengeluarkan unta raksasa yang sedang hamil dari lubang batu kecil dalam keadaan hidup.

ADVERTISEMENT


Berkat do'a Nabi Shalih unta yang dimaksud tiba-tiba keluar dari dalam lubang sebuah batu dan meloncat menjadi unta raksasa di depan Raja Tsamud: Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (Q.S. Hud/11:64).

Akan tetapi, dasar orang kafir, mereka malah menuduh Nabi Shaleh sebagai tukang sihir: Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir. (Q.S. al-Syura/26:153). Bahkan unta mukjizat itu mereka sembelih beramai-ramai lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada kaumnya, sebagi bentuk pengingkaran demonstratif terhadap Nabi Shalih dan misi tauhid yang dibawanya. Tidak lama setelah itu maka turunlah azab. "Dan satu suara keras mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya" (Q.S. Hud/11:67).

Ayat ini ditafsirkan secara ilmiah dengan pendekatan sains modern oleh sejumlah ilmuan.


Darai sini bisa dilacak bahwa kisah awal virus binatang bermutasi ke tubuh manusia sesungguhnya bukan hanya baru terjadi akhir-akhir ini tetapi sudah terjadi di zaman dahulu kala ketika Raja Tsamud mendemonstrasikan kekufurannya terhadap Tuhan dan menghina Nabi Shaleh utusan-Nya. Pada akhirnya Nabi Shaleh, sang pembawa kebenaran bisa melumpuhkan kekufuran Raja Tsamud. Mekanisme mutasi virus mematikan yang bersumber dari sapi mukjizat itu, ikuti artikel berikutnya.




(lus/lus)

Hide Ads