Air di Situ Ciburuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berubah warna menjadi hitam dan berbau tak sedap diduga karena tercemar oleh limbah industri yang ada di sekitaran daerah tersebut.
Kondisi itu dikeluhkan oleh warga dari empat RW yakni RW 7, 8, 13, dan 14 selama hampir 2 pekan lamanya. Bau tak sedap yang awalnya tercium samar-samar kini makin pekat apalagi pada malam hari.
Saat ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat masih bekerja untuk mengungkap sumber serta pihak yang bertanggungjawab atas pencemaran situ yang bersejarah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, DLH KBB juga merekomendasi revitalisasi Situ Ciburuy yang tercemar agar bisa kembali normal. Namun upaya tersebut mesti dikomunikasikan karena ada beberapa instansi yang bertanggungjawab pada kondisi Situ Ciburuy.
"Jadi ada beberapa pihak, seperti Kementerian PUPR, Pemprov Jabar, dan DLH KBB. Tapi untuk leading sector revitalisasi itu oleh BBWS Citarum sebagai kepanjangan tangan Kementerian PUPR," kata Kepala Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup pada DLH KBB Zamilia Moreta kepada wartawan, Kamis (21/7/2022).
Zamilia menyebut revitalisasi terhadap Situ Ciburuy yang tercemar limbah tergantung dari hasil uji sampel air hingga pengecekan ke hulu yang menjadi sumber pencemar.
"Memang yang direkomendasi itu dengan pengerukan (normalisasi). Tapi nanti tergantung dari hasil pengecekan sampel harusnya seperti apa," tutur Zamilia.
Zamilia mengatakan pihaknya bakal mengambil sampel air Situ Ciburuy. Pengambilan sampel tersebut dilakukan untuk mengukur tingkat ketercemaran air serta mengetahui kandungan zat yang terlarut di dalamnya.
Lima titik sampel air yang diambil akan berbeda-beda untuk mengetahui tingkat sebaran dan dampak limbah. Rencananya sampel diambil meliputi perairan Situ Ciburuy, outlet, dan outpall limbah industri, serta sumber-sumber air yang dipakai warga.
"Lokasi pengambilan sampel meliputi sumur penduduk, outlet dan outpall limbah, serta di situ Ciburuy," kata Zamilia.
(mso/mso)