Jabar Hari Ini: Lika-liku Penerapan MyPertamina hingga TKW Diancam Dibunuh

Jabar Hari Ini: Lika-liku Penerapan MyPertamina hingga TKW Diancam Dibunuh

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 01 Jul 2022 22:31 WIB
Pelayanan BBM di SPBU Dago, Kota Bandung
Foto: Pelayanan di SPBU Bandung (Bima Bagaskara/detikJabar).
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Jumat (1/7/2022). Dari mulai peliknya ungkap kasus pembunuhan Anjani Bee hingga TKW di Sukabumi diancam dibunuh oleh majikannya.

Berikut rangkuman di Jabar Hari Ini:

Lara Keluarga Ojol yang Tewas Diduga Terjerat Kabel

Identitas ojek online (ojol) yang tewas kecelakaan di Jalan Gubernur Sewaka tepatnya di Kampung Mancagar, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, hari ini terungkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban diketahui bernama Dede Saeful (36) warga Kampung Lewo, Babakan Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.

Kepergian Dede meninggalkan duka mendalam bagi segenap keluarganya. Dede merupakan bapak dari 2 orang anak. Yang sulung duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar, sementara yang bungsu masih berusia 2,5 tahun.

ADVERTISEMENT

"Tak menyangka bisa sampai begini," kata Kokoy istri korban. Dia mengatakan suaminya itu berangkat sekitar pukul 06.30 WIB. Dia bahkan tak sempat menyalami suaminya sebelum berangkat seperti biasa.

"Waktu suami pergi saya sedang di WC, sementara dia buru-buru karena ada order. Jadi tak sempat salam seperti biasanya," ujar Kokoy lirih.

Sekitar jam 07.00 WIB seseorang menghubungi Kokoy mengabarkan kecelakaan itu. Saat ke rumah sakit, dia mendapati suaminya sudah meninggal dunia.

Di mata Kokoy, Dede merupakan suami pekerja keras. Selain menjadi ojol, Dede juga memiliki pekerjaan sebagai sopir distributor makanan beku. Tak hanya itu, di rumahnya dia juga menjual alat-alat listrik.

"Kalau waktu senggang jadi ojol, tadi juga setelah ngojek dia mau bekerja ke distributor. Di rumah jualan alat listrik, karena sebelumnya pernah bekerja di Philip," kata Kokoy.

Sementara itu Sunarto adik korban mengaku tak yakin korban meninggal dunia akibat terjerat kabel. Dia menduga Dede tertimpa tiang telepon. "Kalau terjerat rasanya tak akan separah ini. Luka di kepalanya parah sekali," kata Sunarto.

Sunarto mengakui bahwa di TKP tak ada saksi yang melihat jelas kecelakaan itu, karena sedang fokus membantu Fuso yang tersangkut kabel. "Mungkin karena kabel tersangkut kabel, tiangnya roboh dan menimpa kakak saya," kata Sunarto.

Pihak kepolisian sendiri sejauh ini masih melakukan penyelidikan. "Masih diselidiki, korbannya memang ojol atas nama Dede Saeful," kata Kasat Lantas Polres Tasikmalaya Kota AKP Anaga Budiharso.

Sebelumnya kecelakaan lalu lintas beruntun atau berkaitan terjadi di Jalan Gubernur Sewaka tepatnya di Kampung Mancagar, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Seorang pengendara sepeda motor meninggal dunia akibat terjerat kabel telepon. Kabel itu melintang di tengah jalan karena beberapa jam sebelumnya sebuah mobil menabrak tiang telepon hingga terguling.

"Jam 04.00 WIB ada mobil Rush menabrak tiang telepon sampai terguling, penumpangnya rombongan mau khitan anaknya," kata Aan, Ketua RW setempat.

Sekitar pukul 06.00 WIB proses evakuasi korban dan mobil selesai dilakukan. Namun tiang telepon yang roboh masih melintang di jalan. Begitu pula dengan bentangan kabelnya melintang di jalan dua jalur yang dipisahkan median jalan tersebut.

"Kemudian ada truk fuso lewat yang bagian atasnya tersangkut kabel. Warga berusaha membantu. Nah tidak tahu persisnya bagaimana, di jalur yang ke arah selatan ternyata ada pengendara sepeda motor sudah terkapar," kata Aan.

Dia menduga pengendara ojek online itu terjatuh akibat terjerat kabel.Kondisinya cukup kritis. "Luka parah, dia sepertinya ojek online. Ada bungkusan makanan, mungkin mau mengantarkan makanan," kataAan.

Luka-liku Penerapan Pembelian BBM Bersubsidi di Jabar

Hari pertama rencana Pertamina memberlakukan uji coba pembelian Pertalite dan Solar pakai MyPertamina, suasana sejumlah SPBU di Kota Tasikmalaya tampak normal.

Dari tiga SPBU yang berada di Jalan RE Martadinata dan Jalan Ir Djuanda, tak ada antrean atau proses pemeriksaan. Para pengendara tetap bisa mendapatkan BBM bersubsidi, baik Pertalite maupun Solar tanpa pemeriksaan sudah terdaftar atau tidak.

"Baru dibuka pendaftaran, nanti setelah 7 hari setelah daftar ada pemberitahuan, apakah kendaraannya berhak membeli BBM subsidi atau tidak. Sekarang tetap normal," kata Ade Irawan, operator SPBU di Jalan Ir. Djuanda Kota Tasikmalaya hari ini.

Di sisi lain, kebijakan penjualan Pertalite dan Solar memakai aplikasi dan berlaku hanya bagi kendaraan yang sudah terdaftar, disikapi apatis sejumlah warga. Ketimbang ribet harus mengikuti pendaftaran, sebagian masyarakat lebih memilih membeli BBM bersubsidi di daerah yang belum dijadwalkan menerapkan uji coba kebijakan tersebut.

Salah satunya, konsumen menghindari beli BBM bersubsidi di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Daerah tetangga jadi pilihan.

"Kebetulan setiap hari kirim barang ke wilayah Singaparna, Mangunreja, sampai ke Garut. Jadi daripada ribet, beli solarnya di SPBU daerah Singaparna saja," kata Jejen, warga Jalan Cieunteung, Kota Tasikmalaya.

Jejen mengaku belum melakukan pendaftaran kendaraannya. Dia mengaku tidak terlalu paham dan bukan pemilik mobil. "Belum tahu apa sudah didaftarkan atau belum, biar majikan saya saja yang mengurus," ucap Jejen.

Sedangkan sopir angkot di Kota Sukabumi mengaku keberatan terkait rencana penerapan aplikasi MyPertamina untuk transaksi pembelian Pertalite. Uus Kusnadi, salah seorang sopir angkot trayek 27 jurusan Stasiun Timur-Nanggeleng mengatakan, ia masih menggunakan ponsel jadul sehingga kesulitan untuk mendaftar website MyPertamina.

"Susah, kan kita juga enggak punya handphone Android, hp yang jadul-lah istilahnya. Jadi keberatan lah buat sopir angkot mah, pengennya kayak biasa aja," kata Uus.

Sementara itu, Kota Bandung belum memberlakukan penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar. Warga masih bisa melakukan transaksi secara normal jika ingin mengisi bahan bakar di SPBU.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah menjelaskan, dari hasil pertemuannya dengan manajemen Pertamina, Kamis (30/6), penggunaan aplikasi MyPertamina belum diberlakukan di Kota Bandung. Kebijakan saat ini baru berlaku untuk tahap pendaftaran pengguna aplikasi tersebut.

"Hari ini masih normal, belum mempergunakan MyPertamina. Hanya mulai dibuka pendaftaran," kata Elly melalui pesan singkat WhatssApp hari ini.

Di masa pendaftaran ini, Pertamina memastikan tetap akan melayani warga yang ingin membeli BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar meski belum mendaftar di MyPertamina.

"Wargi (warga) Jabar, untuk program 1 Juli adalah kita melakukan pendaftaran tidak ada mekanisme pembatasan tidak ada mekanisme apapun silahkan warga tetap tenang melakukan pembelian BBM di SPBU dengan normal seperti biasanya bisa pakai cash atau non cash," kata Fachrizal Imaduddin, Sales Area Manager PT Pertamina Patra Niaga Area Retail Bandung, saat memberikan keterangan di SPBU Dago.

Fachrizal menjelaskan pendaftaran MyPertamina bertujuan untuk mendata seluruh konsumen yang benar-benar berhak menerima BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.

Pertamina juga menyediakan posko bagi konsumen yang butuh panduan untuk mendaftar MyPertamina. Kata Fachrizal, posko tersebut didirikan di SPBU milik pertamina yang ada di kota yang melakukan uji coba pembelian BBM dengan MyPertamina.

"Bagi yang bingung dan butuh konsultasi kami membuat posko pendaftaran dan ada materi komunikasi di seluruh SPBU di Kota Bandung, Tasik, Ciamis dan Sukabumi," ujarnya

"Salah satunya di SPBU Dago Pertamina ini kami buka posko di jam kerja. Kalau yang merasa bingung gimana proses pendaftaran silahkan datang ke posko SPBU Pertamina," imbuhnya.

Peliknya Ungkap Pembunuhan Anjanii Bee

Nama Intan Marwah Sofiyah alias Anjanii Bee sempat menggegerkan publik bukan karena prestasi namun karena mayatnya ditemukan di sebuah selokan di depan hotel tepat di Jalan Raya Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Peristiwa itu terjadi pada 5 Maret 2020 silam. Saat itu mayat warga Kampung Karajan, Desa Karang Hegar, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang ditemukan seorang pemulung.

Anjanii Bee ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya terbalut sprei dan plastik hitam kemudian ada luka sayatan di bagian leher dan lebam di wajahnya. Polisi memastikan Anjanii merupakan korban pembunuhan.

AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki yang saat itu menjabat Kapolres Cimahi sampai membentuk tim khusus demi mengungkap kasus tersebut. Proses sidik lidik dilakukan untuk menemukan petunjuk yang mengarah pada pelakunya.

Hasil autopsi Anjanii diterima pihak kepolisian. Berdasarkan hasil autopsi, Anjani dipastikan tewas akibat penganiayaan menggunakan benda tumpul dan senjata tajam.

"Ini yang jelas kasus pembunuhan. Ada beberapa luka akibat benda tumpul serta sayatan di leher dengan luka cukup dalam yang menyebabkan korban meninggal dunia," kata Yoris saat itu.

Yoris pun memastikan jika Anjanii dihabisi di tempat lain namun dibuang oleh pelaku di kawasan Lembang, KBB. Pihaknya belum bisa mastikan arah kedatangan pelaku saat membuang mayat Anjani.

"Sudah pasti di tempat lain pembunuhannya. Untuk posisi mayat di parit itu, belum bisa diperkirakan dari mana pelakunya datang. Bisa dari arah Lembang atau arah Bandung, masih kita dalami," ucap Yoris.

Melihat kondisi mayat Anjani Bee yang terbungkus plastik namun setengah telanjang, polisi belum berkomentar soal adanya indikasi perkosaan.

"Indikasi perkosaan juga belum ada meskipun baju atasnya tidak ada. Doakan segera terungkap," tutur Yoris.

Hingga bergantinya pucuk pimpinan di Polres Cimahi, motif pelaku dan juga mencari pelakunya masih buntu. Berdasarkan pemeriksaan saksi dan olah TKP, sampai saat ini tidak ada satu orang saksi pun yang melihat kejadian tersebut.

Ia juga mengatakan jika para pelaku sudah sangat terlatih. Alasannya tentu karena pembunuhan tersebut dilakukan dengan sangat rapi sampai bisa menyamarkan jejak para pelaku.

"Dugaan kami lebih dari satu orang dan terorganisir. Ada peran-peran berbeda dari para pelaku, mulai dari yang mengeksekusi sampai yang membuang korban. Tapi kami terus lakukan upaya untuk mengungkap kasus ini," ujarYoris.

Polisi Telusuri 3 Pemotor Terobos Perlintasan KA di Cimahi

Tiga pemotor nyaris tersambar kereta api saat menerobos pintu perlintasan. Imbas dari kejadian itu, PT KAI mendesak polisi untuk menelusuri tiga pemotor tersebut.

Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo mendorong pihak kepolisian menelusuri identitas ketiga pemotor tersebut dan menindaknya sebagai pembelajaran dan efek jera.

"Seharusnya yang melakukan penindakan itu menjadi ranah petugas kepolisian, bukan ranah kami. Kami sendiri tidak tahu identitas mereka," ujar Kuswardoyo saat dihubungi hari ini.

Sementara tugas dari KAI, kata Kuswardoyo, hanya pada kewenangan mensosialisasikan tertib berlalu lintas di area perlintasan sebidang yang memiliki segudang risiko jika dilanggar.

"Kami hanya bisa memberikan imbauan dan sosialisasi. Sudah jelas di UU diatur bahwa setiap pengguna jalan yang bersimpangan dengan jalur KA harus mendahulukan perjalanan kereta api," kata Kuswardoyo.

Ia menyebut sesuai UU 22 tahun 2009 telah mengatur bahwa pengguna jalan harus berhenti saat palang pintu perlintasan sudah mulai diturunkan dan sirine sudah dibunyikan. UU tersebut juga mengatur ada sanksi bagi mereka yang menerobos perlintasan yaitu kurungan 3 bulan atau denda mencapai Rp 750.000.

"Sekali lagi kami sangat menyesalkan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan di perlintasan sebidang," kata Kuswardoyo.

Sementara itu Kasatlantas Polres Cimahi AKP Sudirianto mengatakan pihaknya bakal mengecek CCTV di lokasi tersebut untuk menelusuri identitas 3 pemotor yang menerobos perlintasan kereta api.

"Kita cek apakah adaCCTV atau tidak di situ. Kalau sudah dapatidentitasnya, tentu kita datangi untuk ditindak sesuai aturan yang berlaku," kataSudirianto.

TKW Asal Sukabumi Diancam Dibunuh Majikan

RK Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi memberikan pengakuan mengejutkan. Perempuan berusia 36 tahun itu mengaku diancam akan dibunuh oleh sang majikan.

Pengakuan RK itu disampaikan kepada salah seorang rekannya sesama pekerja migran yang kemudian diteruskan kepada pihak keluarga. RK juga mengeluh hingga saat ini masih sering dianiaya oleh majikannya di Qatar, Timur Tengah.

"Saya mendapat kabar dari kakak saya melalui temannya, kakak saya diancam akan dibunuh oleh majikannya. Selama ini memang kakak saya ke pihak keluarga kurang terlalu terbuka," kata Angga Saputra (32) adik kandung RK kepada detikJabar hari ini.

Menurut Angga, kakaknya itu juga dilarang menggunakan telepon seluler. Itu alasan kenapa ponsel RK kerap tidak aktif. Setiap menggunakan ponsel, RK juga selalu sembunyi-sembunyi.

"Kakak saya mengaku punya majikan yang jahat, dia hanya diberi waktu istirahat sebentar. Majikannya juga ringan tangan dan main tampar hanya karena kesalahan kecil pernah juga ditonjok sampai bibirnya pecah hanya karena dituduh meminta anaknya majikannya diam dengan berteriak diam padahal kakak saya tidak melakukan itu," ujar Angga.

"Harapan saya kakak saya pengen cepat pulang ke Indonesia saja, saya kasihan dan ingin dia kembali berkumpul dengan keluarga," imbuhnya.

Hal senada diungkap Lilis Mardiani (51) ibunda RK ia juga mengaku sudah menyampaikan ancaman pembunuhan yang diterima puterinya itu kepada perwakilan kementerian sosial yang datang menyambangi rumahnya.

"Saya sampai nangis-nangis, ingin anak saya pulang. Kalaupun memang tidak ada yang mau membantu, saya sebagai ibunya pasrah saja walau nanti ke rumah sudah dalam keadaan meninggal dunia," kata Lilis.

Halaman 2 dari 5
(mso/mso)


Hide Ads