Kekecewaan keluarga korban pasca lolosnya Herry Wirawan dari hukuman mati mewarnai peristiwa yang terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Ada juga berita mengenai perempuan Sukabumi yang terjebak lembah prostitusi di Papua.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Respons Keluarga soal Vonis Herry Wirawan
Herry Wirawan lolos dari hukuman mati atas kasus pemerkosaan 13 santriwati. Lolosnya Herry dari hukuman mati membuat keluarga korban kecewa. Sekadar diketahui, Herry divonis penjara seumur hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita termasuk keluarga korban kecewa ya, sangat kecewa karena di luar harapan korban dan keluarga korban," ucap Yudi Kurnia, kuasa hukum para korban, saat dihubungi, Rabu (16/2/2022).
Yudi menilai perbuatan yang dilakukan oleh Herry sudah cocok untuk dikenai hukuman mati. Terlebih dampak yang ditinggalkan akibat perbuatan predator seks itu kepada korban sangat besar.
"Karena seumur hidup itu tidak seimbang, tidak setimpal dengan kesalahannya. Karena kalau dilihat dari beban psikis korban, kan beban catatan sejarah keluarga turun temurun," tutur dia.
Kekecewaan juga diungkapkan salah seorang kerabat korban pemerkosaan Herry Wirawan di Garut berinisial R (29). Ia mengaku sangat kecewa dengan keputusan pengadilan yang hanya menjatuhkan vonis penjara seumur hidup terhadap Herry.
"Jelas sangat kecewa. Kalau tahu keputusan seperti itu, sudah kami buru sejak dulu," ujar R saat dikonfirmasi, Rabu (16/2/2022).
R menjelaskan, selain kecewa dengan vonis penjara seumur hidup, pihak keluarga juga menolak bila nama Herry dimasukkan ke dalam keluarga mereka.
"Intinya, kami tidak mau ada nama Herry di nasab anak yang dilahirkan," katanya.
4 Wanita Sukabumi Terjebak Lembah Prostitusi di Papua
Kisah tragis dialami oleh empat perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat. Mereka diduga menjadi korban perdagangan manusia dan dipaksa untuk melayani lelaki hidup belang di Papua.
Ada empat korban yang terdiri dari dua remaja, satu orang dewasa dan satu anak berusia 15 tahun yang terjebak lingkaran bisnis dunia malam di Papua. Mereka berharap bisa kembali pulang dan berkumpul bersama keluarganya.
"Saya minta tolong, saya korban dan saya mau minta tolong karena sudah saya lapor di kepolisian sini, laporan saya tidak ada yang gubris," kata salah seorang korban dewasa melalui aplikasi perpesanan kepada detikcom, Selasa (15/2/2022).
detikcom kemudian menghubungi korban dan menyebut kabupaten hingga kecamatan asal tinggalnya di Sukabumi. Ia juga menyebut nama salah seorang kerabat yang bisa dihubungi di kampung halamannya.
"Saya berangkat ke Papua bulan Oktober 2021, lupa tanggal tepatnya. Saya dijanjikan akan bekerja enak, ada tempat karaoke uang tip bisa sampai Rp 1 juta katanya paling kecil selebihnya bisa sampai Rp 7 juta," kata korban melalui sambungan telepon.
Sementara itu, ditemui di Sukabumi, AS kerabat dari korban membenarkan cerita keponakannya tersebut. Ia berharap pihak berwenang bisa mengembalikan keponakannya itu dan teman-temannya.
"Kondisi ekonomi, (korban) ini berstatus orang tua tunggal. Mantan suaminya tidak menafkahi anaknya, ayahnya meninggal tersisa hanya ibunya dan ibunya pun secara ekonomi sulit. Makanya ketika ada ajakan bekerja dia terpaksa berangkat karena diiming-imingi besarnya penghasilan disana," kata AS.
Kisah Cinta Bos Warteg di Bandung yang Nikahi Pegawai Mudanya
Kisah Bos warteg asal Pemalang Rohani (45) yang meminang pegawainya Winni (25) asal Ciamis viral di media sosial (medsos). Video keduanya yang sedang duduk berdampingan dalam sebuah acara dan dibagikan akun Instagram @magelang_raya menjadi perbincangan warganet.
Dalam video yang tersebar, tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang video tersebut. Banyak warganet yang beranggapan jika pasangan tersebut merupakan ayah dan anak.
detikcom bertemu dengan Rohani dan Winni di wartegnya yang berada di Jalan Solontongan, Lengkong, Kota Bandung belum lama ini. Kepada detikcom, Rohani mengatakan mempersunting Winni setelah ditinggalkan oleh istrinya yang meninggal dunia pada Juli 2021 lalu karena sakit.
"Kenal Neng Winni tadinya pas waktu ada almarhumah istri. Dulu ikut kerja dan setelah almarhumah kena sakit dan meninggal Neng Winni langsung keluar," katanya kepada detikcom.
Winni memilih keluar, karena warteg milik Rohani tutup sementara sekitar 10 hari dan Winni pun memilih kembali ke pekerjaan lamanya, bekerja di konveksi.
"Bulan Juli 2021 istri meninggal, libur gak jualan selama 10 hari. Lalu jualan lagi tapi enggak pakai jasa Winni. Lama kemudian saya butuh tenaga kerja warung nasi. Nyari-nyari, dapat, tapi banyak yang enggak betah, ganti lagi karyawannya," ungkapnya.
Rohani pun teringat mantan karyawannya Winni, tidak menunggu lama dirinya langsung menghubungi Winni, setelah dihubungi dan diajak kembali bekerja, Winni pun mengatakan siap bergabung kembali.
"Pada akhirnya saya mendapatkan kembali kontak Winni dan saya kontakan lagi dan menanyakan tentang pekerjaan seperti dulu di situ Winni menanggapi serius mau ikut kerja. Saya janjikan di bulan Januari 2022," ujarnya.
Mulai saat itu, komunikasi berjalan dengan lancar bahkan komunikasi antara Rohani dan Winni lebih intens.
"Januari itu saya buka lowongan lagi. Akhirnya tak aku duga tak aku sangka tahu tahu kontakan itu menjadi komunikasi yang mendalam yang mengarah pada hal romantis," ucapnya.
Bulan Januari pun tiba, Winni kembali datang ke warteg milik Rohani untuk bekerja. Beberapa hari setelah itu, Rohani pun menyatakan cintanya kepada Winni dan Winni pun menerimanya.
"Saya pun langsung ke Ciamis melamar ke orang tua Neng Winni. Alhamdulilah nikah Tanggal 19 Januari 2022 di Ciamis," ujarnya.
11 Warga Garut Terpapar Omicron
Pemkab Garut mengkonfirmasi soal COVID-19 varian Omicron ditemukan di wilayahnya. Kabar tersebut disampaikan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Helmi mengatakan ada sejumlah warganya yang sudah terpapar COVID-19 varian Omicron.
"Untuk Omicron, saya dapat bocoran saja, katanya Omicron sudah ada di Garut," kata Helmi kepada wartawan, Rabu (16/2/2022).
Baca juga: 11 Warga di Garut Terpapar Omicron |
Helmi menjelaskan, ada 17 sampel kasus COVID-19 yang diperiksa oleh tim kesehatan di laboratorium di Jakarta. Hasilnya, 11 di antaranya terpapar Omicron.
Menurut Helmi, pihaknya berharap seluruh masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran. Di sisi lain, Pemkab Garut juga terus berjuang untuk menggeber upaya vaksinasi, maupun tracing dan tracking terhadap warganya.
"Terhadap virus Omicron memang lebih jinak, tapi tetap harus hati-hati. Karena apa, karena bisa jadi di Garut ini juga virus Delta masih banyak yang ini lebih ganas," ujar Helmi.
Bosscha dan Gua Pawon Jadi Cagar Budaya
Observatorium Bosscha di Kecamatan Lembang dan Gua Pawon di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kini berstatus sebagai bangunan dan situs cagar budaya.
Penetapan bangunan dan situs tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bandung Barat Nomor 188.45/Kep.731-Disparbud/2021 dan Nomor 188.45/Kep.735-Disparbud/2021.
"Baru 2 yang sudah mendapat SK dari 20 bangunan cagar budaya yang kita ajukan. Mudah-mudahan bangunan dan situs lainnya bisa segera menyusul," ujar Pamong Budaya Ahli Muda Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Disparbud KBB Asep Diki, Rabu (16/2/2022).
Asep Diki mengatakan Observatorium Bosscha sendiri merupakan bangunan yang sarat dengan nilai sejarah yang didirikan oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda.
"Bosscha merupakan tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Bangunan ini didirikan pada tahun 1923. Hingga saat ini, bentuk bangunannya masih sama dan berfungsi dengan baik," kata Asep.
Sementara Situs Gua Pawon ini berupa gua alami yang sudah ada sejak puluhan ribu tahun lalu. Dari situs ini kurang lebih telah ditemukan kerangka manusia purba penghuni gua atau yang dikenal sebagai Manusia Pawon yang berusia hampir 10 ribu tahun.
"Untuk menjaga dan melestarikannya, Gua Pawon ini akhirnya ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Gua Pawon ini penting dijaga sebagai bukti bahwa kehidupan manusia ada sejak puluhan ribu tahun lalu," kata Asep Diki.
Saat ini pihaknya bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Disparbud Bandung Barat sudah merekomendasikan bangunan-bangunan bersejarah dan situs lainnya untuk segera mendapat SK.
"Bandung Barat memiliki banyak situs dan bangunan sejarah. Kita lakukan kajian satu-satu mana yang layak untuk diajukan menjadi cagar budaya mana yang tidak. Dari 20 yang kita ajukan, sudah dua yang mendapat SK," ujar Asep Diki.
(bba/mso)