Sewaktu bayi, Nabi Muhammad SAW tidak disusui langsung oleh ibunya, Aminah. Ia disusui oleh ibu persusuan bernama Halimah As-Sa'diyah. Kenapa?
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Nabi Muhammad sewaktu bayi sudah menjadi anak yatim. Kakeknya Abdul Muthalib mencarikan ibu susu dari daerah pedesaan, demi cucunya yang sangat ia cintai melebihi lainnya.
Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan 'Ali Al-Hasni An-Nadwi, dalam tradisi bangsa Arab dahulu, mereka mengutamakan daerah pedesaan untuk penyusuan anak-anak mereka demi pertumbuhan awal anak-anak mereka. Hal ini karena udara pedesaan masih segar dan bersih, serta sikap orang-orang desa yang masih murni dan sederhana, jauh dari pencemaran kota. Di samping itu bahasa desa juga masih murni dan fasih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika Rasulullah SAW lahir, beliau disusui oleh Tsuwaibah, seorang jariyah (budak) pamannya, Abu Lahab, selama beberapa hari. Lalu 'Abdul Muthalib mencarikan ibu susu dari daerah pedesaan.
Datanglah ibu-ibu susu dari kabilah Bani Sa'ad. Mereka menyediakan waktu sebulan untuk penyusuan dan kefasihan berbahasa. Lalu ditemukanlah Halimah as-Sa'diyah.
Ini adalah sebuah kebahagiaan. Halimah pergi dari negerinya untuk mencari anak-anak yang akan disusukan. Tahun itu adalah musim kering. Warga pedesaan berada dalam keadaan susah dan berat. Muhammad ditawarkan kepada semua ibu susu, namun mereka menolaknya. Mereka mengharapkan kebaikan dari ayah si anak. Mereka mengatakan, "la seorang anak yatim! Apa yang bisa dilakukan oleh ibu dan kakeknya?"
Demikian pula yang dilakukan oleh Halimah. la pun pada mulanya beranjak pergi meninggalkannya. Tapi kemudian hatinya merasa kasihan kepada bayi Muhammad Allah telah mengilhamkan cinta dan keinginan kepada Halimah untuk mengambil anak itu, yang saat itu tidak menemukan bayi lain untuk disusui selainnya. Lalu Halimah kembali kepada Muhammad dan menerima tawaran untuk menyusuinya.
Halimah membawa beliau ke rumahnya. la mendapatkan keberkahan dengan usaha tangannya itu. Segala yang ada di rumahnya memberikan kebaikan. Halimah menyaksikan keberkahan pada air susunya, pada unta- unta dan keledai-keledainya.
Setiap orang berkata, "Engkau telah mengambil seorang anak yang penuh berkah, Wahai Halimah!" Teman-temannya merasa iri kepadanya.
Halimah senantiasa akrab dengan pertambahan rezeki dan kebaikan dari Allah, hingga berlalu masa dua tahun di Bani Sa'ad. Halimah pun menyapihnya. Muhammad telah tumbuh tidak seperti anak-anak lainnya. Kemudian Halimah membawa Muhammad kepada ibunya. Halimah meminta agar beliau dibiarkan tinggal beberapa waktu di rumahnya. Sang ibu mengizinkan, sehingga beliau kembali diserahkan kepadanya. Saat berumur lima tahun satu bulan Halimah membawa pulang Muhammad kepada ibunya, Aminah.
Ketika Muhammad masih tinggal di keluarga Bani Sa'ad, dua Malaikat datang menemui beliau. Keduanya membedah perut beliau dan mengeluarkan segumpal darah berwarna hitam dari hati beliau. Benda itu mereka buang dan hati Muhammad mereka basuh hingga bersih, lalu mereka kembalikan seperti semula.
Ketika itu beliau sedang menggembalakan kambing bersama saudara-saudara sepersusuan. Beliau tumbuh secara wajar dan alamiah, hidup di pedesaan yang penuh keluhuran, dengan bahasa yang fasih, yang Bani Sa'ad bin Bakar tersohor karenanya. Beliau pernah bersabda kepada para sahabatnya, "Aku lebih Arab daripada kalian. Aku berasal dari Suku Quraisy dan aku disusuikan di Bani Sa'ad bin Bakar. "
(lus/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Gaza Zona Tempur Bahaya, 76 Warga Palestina Tewas Dibom Israel