Zubair bin Awwam Sahabat Setia dan Tetangga Rasulullah di Akhirat

Zubair bin Awwam Sahabat Setia dan Tetangga Rasulullah di Akhirat

Indah Fitrah - detikHikmah
Selasa, 29 Jul 2025 05:00 WIB
Ilustrasi perang, sahabat nabi, pasukan berkuda.
Ilustrasi sahabat Nabi. Foto: Vector_Corp/Freepik
Jakarta -

Zubair bin Awwam radhiyallahu 'anhu adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dikenal sangat dekat dan setia dalam mendampingi perjuangan dakwah Islam. Ia termasuk sepuluh sahabat yang dijanjikan surga, dan kerap disebut bersama Thalhah bin Ubaidillah karena keduanya memiliki banyak kesamaan dalam perjalanan hidup maupun karakter.

Dalam buku 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid yang diringkas oleh Okik Hadi Saputro, disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Thalhah dan Zubair adalah tetanggaku di surga." Sejak masa awal Islam, keduanya telah dipersaudarakan oleh Rasulullah saat masih di Makkah, sebelum hijrah ke Madinah.

Kisah Zubair bin Awwam

Zubair masuk Islam pada usia muda dan merupakan salah satu orang pertama yang memeluk ajaran ini. Ibunya bernama Shafiyyah binti Abdul Muththalib yang merupakan bibi Nabi SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun berasal dari keluarga terhormat, Zubair tetap mengalami tekanan dan penyiksaan karena keimanannya. Pamannya sendiri pernah menahannya dalam ruang penuh asap untuk memaksanya keluar dari Islam, tetapi Zubair tidak goyah sedikit pun.

Ia turut serta dalam dua kali hijrah ke Habasyah dan aktif dalam berbagai peperangan penting bersama Rasulullah, seperti Perang Uhud, Yarmuk, dan Hunain. Dalam Perang Uhud, setelah pertempuran selesai, ia diperintahkan untuk memantau gerak-gerik pasukan Quraisy bersama Abu Bakar.

ADVERTISEMENT

Sosok yang Dipercaya Rasulullah

Zubair merupakan sahabat yang sangat diandalkan oleh Nabi SAW. Dalam peristiwa Perang Ahzab, Rasulullah SAW bertanya, "Siapa yang akan menghadapi Bani Quraizhah?" Zubair menjawab, "Saya, wahai Rasulullah." Ketika pertanyaan itu diulang, jawabannya tetap sama. Lalu Rasulullah bersabda, "Setiap nabi memiliki pembela setia (hawari), dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam." (HR Bukhari dan Muslim)

Posturnya yang tinggi dan gagah membuatnya menonjol di medan tempur. Tubuhnya penuh bekas luka pertempuran, mulai dari sabetan pedang hingga tusukan panah. Ia juga dikenal sangat jujur, dapat dipercaya, dan ringan tangan dalam membantu. Banyak orang menitipkan harta kepadanya, hingga ketika wafat pun ia masih memiliki tanggungan hutang karena menanggung amanah dari banyak pihak.

Persahabatan yang Kuat dengan Thalhah bin Ubaidillah

Zubair dan Thalhah memiliki ikatan yang kuat, bukan hanya karena dipersaudarakan oleh Nabi, tetapi juga karena latar belakang dan watak mereka yang serupa. Keduanya berasal dari keluarga Quraisy, tumbuh di lingkungan yang makmur, dan sama-sama dikenal dermawan serta berani.

Jika Thalhah memberi nama anak-anaknya dengan nama para nabi, Zubair memilih nama-nama syuhada untuk putra-putranya, seperti Abdullah, Urwah, Hamzah, Ja'far, Mush'ab, dan Khalid.

Keduanya juga termasuk dewan syura yang dibentuk Umar bin Khaththab untuk memilih penerus kepemimpinan setelahnya. Bahkan akhir kehidupan mereka pun memiliki kemiripan.

Wafat dalam Perang Jamal

Saat terjadi Perang Jamal, Zubair dan Thalhah memilih untuk mengundurkan diri karena tidak ingin menjadi bagian dari pertumpahan darah antarsesama muslim. Namun, ketika Zubair meninggalkan medan perang dan tengah menjalankan salat, ia diam-diam diikuti dan ditikam dari belakang oleh Amr bin Jammuz.

Kabar kematiannya membuat Ali bin Abi Thalib bersedih. Beliau berkata, "Sampaikan kepada pembunuh Zubair, putra Shafiyyah, bahwa tempatnya adalah di neraka."

Ketika pedang Zubair diperlihatkan kepada Ali, beliau menciumnya sambil menangis dan berkata, "Pedang ini telah lama digunakan untuk melindungi Rasulullah dari bahaya."




(inf/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads