7 Ayat Al-Qur'an tentang Isra Miraj Lengkap dengan Tafsirnya

7 Ayat Al-Qur'an tentang Isra Miraj Lengkap dengan Tafsirnya

Rada Dhe Anggel - detikSulsel
Senin, 13 Jan 2025 22:30 WIB
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi ayat Al-Qur'an tentang Isra Miraj (Foto: Getty Images/iStockphoto/wongmbatuloyo)
Makassar -

Isra Miraj merupakan perayaan penting bagi umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Hari bersejarah ini diperingati setiap tanggal 27 Rajab dalam penanggalan Hijriah.

Sebagaimana diketahui, Isra Miraj merupakan peristiwa perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga bertemu Allah SWT di langit ketujuh. Adapun peringatan Isra Miraj ini juga telah dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Di antaranya, seperti surah Al-Isra dan An-Najm.

Lantas, seperti apa penjelasan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut? Berikut bacaan ayat dan terjemahan tentang peristiwa Isra Miraj.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isra Miraj dalam Surah Al-Isra Ayat 1

Berikut ini bunyi surah Al-Isra ayat 1 lengkap tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya yang dikutip dari buku "Kisah Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW" karya Syofyan Hadi:

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

ADVERTISEMENT

Arab Latin: Sub-hānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-harāmi ilal-masjidil-aqshalladzī bāraknā haulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-bashīr.

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Tafsir Surah Al-Isra Ayat 1:

Dinukil dari laman resmi Kemenag, ayat pertama ini menyatakan, Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya, yakni Nabi Muhammad SAW, pada malam hari dari Masjidil haram, yang berada di Mekah ke Masjidil Aqsa, yang berada di Palestina. Allah juga telah berkahi sekelilingnya, dengan tanah subur yang menghasilkan aneka tanaman dan buah-buahan serta menjadi tempat turunnya para nabi.

Hal ini dilakukan agar Allah SWT perlihatkan kepadanya dengan mata kepala atau mata hati sebagian dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Kami. Sesungguhnya Dia, yaitu Allah adalah Maha Mendengar perkataan hamba-Nya, Maha Mengetahui tingkah laku dan perbuatannya.

Isra Miraj dalam Surah An-Najm Ayat 13-18

Berikut bacaan dan terjemahan tentang Isra Miraj dalam surah An-Najm Ayat 13-18:

(13) وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

Arab Latin: Wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrā.

Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain,"

(14) عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ

Arab Latin: 'Inda sidratil-muntahā.

Artinya: "(yaitu) di Sidratul Muntaha,"

Tafsir Surah An-Najm Ayat 13-14:

Pada ayat ke-13 dan 14 surah An-Najm, Allah menerangkan bahwa sesungguhnya Muhammad SAW pernah melihat Jibril (untuk kedua kalinya) dalam rupanya yang asli. Yakni pada waktu melakukan mi'raj ke Sidratul Muntaha (suatu tempat yang merupakan batas alam yang dapat diketahui oleh para malaikat).

Ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah seperti dalam firman Allah:

وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الْمُنْتَهٰىۙ ٤٢

Artinya: "Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)." (An-Najm/53: 42)

Diturunkannya ayat ini, maka setiap mukmin wajib mempercayai bahwa Sidratul Muntaha itu sebagaimana yang telah diterangkan oleh Allah dalam ayat-Nya. Tetapi ia tidak boleh menerangkan tempatnya dan sifat-sifatnya, dengan keterangan yang melebihi daripada apa yang telah diterangkan oleh Allah dalam Al-Qur'an.

Kecuali, bila keterangan itu kita dapat dari hadis Nabi Muhammad SAW yang menerangkan kepada kita dengan jelas dan pasti. Sebab hal itu termasuk dalam hal yang gaib yang belum diizinkan kita untuk mengetahuinya.

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Aḥmad, Muslim, at-Tirmīzī, dan lain-lainnya, Sidratul Muntaha itu ada di langit yang ketujuh.

(15) عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ

Arab Latin: 'Indahā jannatul-ma`wā.

Artinya: "Di dekatnya ada surga tempat tinggal,"

Tafsir Surah An-Najm Ayat 15:

Pada ayat ke-15, Allah SWT menerangkan bahwa di tempat itulah (di dekat Sidratul Muntaha) letak surga. Surga merupakan tempat tinggal bagi orang-orang yang takwa dan orang-orang yang mati syahid.

(16) اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ

Arab Latin: Iż yagsyas-sidrata mā yagsyā.

Artinya: "(Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya."

Tafsir Surah An-Najm Ayat 16:

Selanjutnya, dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa Muhammad SAW melihat Jibril di Sidratul Muntaha itu ketika Sidratul Muntaha tertutup oleh suasana yang menandakan kebesaran Allah berupa sinar-sinar yang indah dan malaikat-malaikat.

Meskipun Al-Qur'an tidak menerangkan dengan jelas, namun bagi kita cukuplah penjelasan yang demikian, tidak menambah atau menguranginya, bila tidak ada dalil yang jelas yang menerangkannya. Seandainya ada manfaatnya untuk dijelaskan niscaya hal itu dijelaskan oleh Allah SWT.

(17) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى

Arab Latin: Mā zāgal-baṣaru wa mā thagā.

Artinya: "penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya."

Tafsir Surah An-Najm Ayat 17:

Kemudian dalam ayat ke-17 ini, Allah menjelaskan lagi bahwa tatkala Rasulullah SAW melihat Jibril di sana, ia tidak berpaling dari memandang semua keajaiban Sidratul Muntaha sesuai dengan apa yang telah diizinkan Allah kepadanya untuk dilihat. Dan ia tidak pula melampaui batas kecuali apa yang telah diizinkan kepadanya.

(18) لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى

Arab Latin: Laqad ra`ā min āyāti rabbihil-kubrā.

Artinya: "Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar."

Tafsir Surah An-Najm Ayat 18:

Pada ayat ke-18 telah dijelaskan bahwa dengan melihat Sidratul Muntaha, berarti Muhammad SAW telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Allah yang merupakan keajaiban dari kekuasaan-Nya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan lain-lain bahwa saat itu Nabi Muhammad SAW melihat suatu lambaian hijau dari surga yang memenuhi ufuk (arah pandangan).

Maka hendaklah kita tidak membatasi apa yang telah dilihat oleh Muhammad SAW dengan mata kepalanya, setelah diterangkan secara samar-samar dalam Al-Qur'an tentang hal itu. Yang jelas adalah nabi telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang tidak terbatas.

Hadits tentang Peristiwa Isra Miraj

Selain dalam ayat-ayat Al-Quran, peristiwa Isra Miraj juga diterangkan dalam sejumlah hadits Rasulullah SAW.

Berikut hadits yang juga menceritakan tentang peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang dinukil dari jurnal Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang berjudul "Tafsir tentang Persitiwa Isra' Mi'raj" dan Isra Miraj kajian Lengkap Perjalanan Rasulullah Melintasi Dimensi dan Waktu Berdasarkan Hadis Sahih karya Ibnu Hajar al-Asqalani dan Imam as-Suyuthi di antaranya:

Imam At-Tirmidziy

Imam At-Tirmidziy pernah meriwayatkan dari jalan Qataadah dari Anas bin Maalik, bahwa ketika di Isra`kan, Rasulullah SAW diberi Buraq yang lengkap dengan tali (kendali) dan pelana, tetapi ia mempersulit beliau (tidak mau ditunggangi) lalu Jibril berkata padanya: "Patutkah kamu lakukan ini pada Muhammad? padahal belum ada yang menunggangimu yang paling mulia disisi Allah selain Muhammad?" Beliau bersabda: "Lantas mengalirlah keringatnya (karena takut)." (HR Tirmidziy no. 3056. Hal ini diriwayatkan pula oleh Ahmad no. 12211)

Imam Al-Bukhari

Berikut beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

  1. Imam Al-Bukhari juga pernah meriwayatkan, bahwa Ibnu Syihaab Az-Zuhriy berkata, Ibnu Hazm mengkhabarkan kepadaku bahwa Ibnu Abbaas dan Abu Habbaah Al-Anshaariy (Amiir bin Amr) keduanya berkata, Nabi SAW bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang di situ aku dapat mendengar suara pena (qalam) yang menulis". Berkata Ibnu Hazm dan Anas bin Maalik RA, Nabi SAW bersabda: "Kemudian Allah Azza wa Jalla memfardhukan kepadaku lima puluh kali shalat (matan selanjutnya sama seperti hadits Malik bin Sha'sha'ah). Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, terlihat kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya dari misik". (HR Al-Bukhari no. 3094)
  2. Jabir ibn Abdullah RA pernah mendengar Rasulullah SAW bercerita, "Ketika kaum Quraisy mengatakan bahwa aku berbohong (perihal Isra' Mi'raj), aku sedang berdiri di Hijir Isma'il. Allah pun memperlihatkan penampakan Baitul Maqdis kepadaku. Maka kujelaskan kepada mereka mengenai keadaan dan ciri-cirinya sambil terus melihat penampakannya."
  3. Dalam sebuah riwayat, disampaikan: "Ketika kaum Quraisy mengatakan bahwa aku berbohong mengenai perjalananku pada malam hari (Isra`) ke Baitul Maqdis, (seterusnya sama dengan no. 1)."
  4. Abu Hurairah RA juga pernah bercerita, "Pada malam Isra`, di Elia (Yerusalem), Rasulullah SAW dihidangkan dua buah mangkuk, yang satu berisi arak dan satu lagi berisi susu. Beliau mengamati keduanya, lantas mengambil susu. Jibril pun berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah memberimu petunjuk kepada fitrah. Seandainya engkau memilih arak, niscaya umatmu akan tersesat'."

    Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: "Ketika aku sedang berada di Ka'bah, di antara orang-orang yang terjaga dan yang tidur-maksudnya beliau berada di antara dua orang59 (yang sedang tidur, ed)-aku dibawakan sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan. Selanjutnya dari leher sampai lambungku dibedah, lantas isinya dicuci dengan air Zamzam, lalu dipenuhi dengan hikmah dan keimanan."

    Kemudian aku bertanya kepada Jibril. Dia pun menjawab, "Setiap harinya tujuh puluh ribu malaikat mendirikan shalat di dalamnya. Jika mereka keluar darinya, mereka tidak akan lagi memasukinya. Jibril lalu mengajakku naik ke hadapan (pohon) Sidratul Muntaha. Kulihat buahnya sebesar kendi dan daunnya selebar telinga gajah."
    Kemudian, pada akhir hadits, diriwayatkan: "Lantas kami diseru: 'Aku telah menetapkan kewajiban itu sekaligus memberi keringanan pada hamba-hamba-Ku dan aku memberi sepuluh kali lipat pahalanya'."
  5. Mengenai firman Allah: "Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia." (QS. Al-Isrâ`: 60), Ibnu Abbas RA menafsirkan, "Yang dimaksud dengan kata ar-ru` yâ dalam ayat ini adalah pemandangan yang dilihat oleh Rasulullah SAW dengan mata kepalanya sendiri pada malam beliau diperjalankan ke Baitul Maqdis. Sedangkan yang dimaksud dengan pohon yang terkutuk dalam al-Qur'an adalah pohon Zaqqum."

Tujuan Peristiwa Isra Miraj

Kembali dinukil dari buku "Kisah Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW" yang ditulis oleh Syofyan Hadi, tujuan utama peristiwa Isra dan Miraj adalah untuk menjemput perintah shalat fardhu lima waktu. Selain itu, Isra Miraj juga dimaksudkan oleh Allah SWT agar Nabi Muhammad SAW bisa melihat tanda-tanda kebesaran-Nya di alam raya ini.

Adapun tujuan yang tidak kalah pentingnya yakni, Allah SWT ingin menghibur Nabi Muhammad yang saat itu sedang berduka. Ketika itu, Rasulullah ditinggal dua sosok yang paling dicintainya yakni Khadijah dan Abu Thalib.

Khadijah merupakan istri tercinta yang dulu selalu setia menemani Rasulullah menghadapi masa-masa sulit selama 25 tahun. Sedangkan Abu Thalib adalah paman yang selalu melindungi dan membelanya sejak Nabi Muhammad berusia 8 tahun.

Nah, itulah tadi ayat-ayat Al-Qur'an yang mencatat tentang peristiwa Isra Miraj lengkap dengan beberapa haditsnya. Semoga berguna ya, detikers!




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads