Keluarga Imran adalah satu-satunya keluarga yang disebutkan dalam Al-Qur'an melalui nama surat, yaitu Surat Ali Imran. Surat ini adalah salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an dan memiliki cerita yang kaya akan pelajaran kehidupan.
Meskipun surat ini dinamakan berdasarkan keluarga Imran, menariknya, nama Imran sendiri tidak disebutkan dalam surat tersebut. Sebaliknya, yang lebih banyak disinggung adalah istrinya, Hannah, dan putrinya, Maryam.
Lantas, mengapa keluarga ini begitu istimewa hingga nama mereka diabadikan dalam Al-Qur'an? Simak kisahnya berikut ini yang dikutip dari buku Dipuji dan Dihina Allah karya Ahmad Sobiriyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesuksesan Keluarga Imran dalam Menjalani Kehidupan Rumah Tangga
Al-Qur'an menyebutkan kisah keluarga Imran sebagai contoh keluarga yang sukses dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh dengan ketaatan kepada Allah SWT.
Imran, sebagai kepala keluarga, mampu membimbing istri dan anaknya untuk senantiasa beriman dan taat kepada Allah. Keluarga ini menjadi teladan bagi siapa saja yang ingin membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Kisah dimulai dengan perjuangan panjang pasangan Imran dan Hannah untuk mendapatkan anak. Setelah bertahun-tahun menikah tanpa dikaruniai keturunan, mereka tetap sabar dan terus memohon kepada Allah.
Pada usia lanjut, Hannah akhirnya hamil dan sangat bahagia dengan anugerah tersebut. Meskipun mereka mengharapkan anak laki-laki untuk menjadi "pelayan" Allah di Baitul Maqdis (Yerusalem), Allah memberi mereka seorang anak perempuan yang mereka beri nama Maryam.
Keduanya merasa tidak kecewa sedikitpun, karena kehadiran Maryam membawa kebahagiaan yang luar biasa. Hannah pun berdoa agar Maryam dan keturunannya dilindungi dari godaan setan.
Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 35-36,
اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (35) فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ وَضَعْتُهَآ اُنْثٰىۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْۗ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْاُنْثٰى ۚ وَاِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ(36)
Artinya: (Ingatlah) ketika istri Imran berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (35). Ketika melahirkannya, dia berkata, "Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan." Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. "Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk."(36)
Maryam Wanita yang Diistimewakan Allah SWT
Maryam, putri dari pasangan Imran dan Hannah, tumbuh menjadi wanita yang sangat taat kepada Allah SWT. Ia lebih memilih untuk mengabdi kepada-Nya daripada terlibat dalam kesenangan duniawi yang sering menggoda pemuda seusianya. Ia menghabiskan waktunya di Baitul Maqdis, tempat suci di Yerusalem, untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam perjalanan hidupnya, Maryam mendapat karunia luar biasa dari Allah SWT. Makanan-makanan lezat yang selalu tersedia di dekatnya, meskipun ia tidak pernah keluar rumah untuk mencarinya, menjadi bukti keistimewaan yang diberikan oleh Allah.
Ketika Nabi Zakaria a.s. mengunjungi Maryam, ia selalu mendapati makanan yang tidak biasa. Maryam menjelaskan bahwa makanan tersebut datang dari langit, sebagai tanda kekuasaan Allah SWT, hal tersebut dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 37,
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًاۖ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۚ قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَا ۗ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, "Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
Peran Nabi Zakaria AS dalam Keluarga Imran
Nabi Zakaria AS, paman Maryam, juga memainkan peran penting dalam kisah ini. Beliau merupakan seorang nabi yang menjaga Baitul Maqdis dan menyebarkan ajaran Allah SWT.
Dengan kedekatannya dengan keluarga Imran, Nabi Zakaria bersedia untuk mengasuh dan mendidik Maryam di Baitul Maqdis. Didikan beliau menjadi landasan bagi Maryam untuk tumbuh menjadi wanita yang kuat dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
Kelahiran Nabi Isa
Kisah keluarga Imran semakin menarik ketika Maryam menerima wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Maryam diberitahu bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki yang sangat istimewa, yaitu Nabi Isa. Maryam terkejut, karena ia belum menikah dan tidak pernah berhubungan dengan laki-laki.
Namun, Allah SWT menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi, dan hal itu terjadi dengan izin-Nya. Maryam menerima takdir tersebut dengan penuh kepasrahan dan bersedia untuk menjalankan perintah Allah.
Nabi Isa, putra Maryam, lahir sebagai seorang bayi yang dapat berbicara segera setelah dilahirkan. Ia menjadi nabi yang menyebarkan agama Allah SWT dan diberikan wahyu berupa kitab Injil.
Nabi Isa termasuk dalam jajaran Ulul 'Azmi, lima nabi besar yang diangkat oleh Allah SWT, di antaranya Nabi Muhammad SAW, Nabi Isa AS, Nabi Musa AS, Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Nuh AS.
Dari kisah keluarga Imran, kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga tentang bagaimana membangun keluarga yang taat dan menjadikan Allah SWT sebagai pusat dalam kehidupan.
(inf/lus)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini