- Kisah Nabi Hud AS Garis Keturunan Nabi Hud AS Kaum Nabi Hud AS Awal Perjalanan Dakwah Nabi Hud AS kepada Kaum 'Ad Azab Kaum 'Ad
- Teladan dari Kisah Nabi Hud 1. Kekuasaan Hanya akan Bermanfaat jika DIbarengi Keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya 2. Azab dari Allah SWT Akibat Menolak Risalah Rasul 3. Peninggalan Kaum 'Aad Jadi Bukti Sejarah 4. Hanya Kepada Allah SWT Kita Bisa Memohon
Nabi Hud AS merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya, yakni kaum 'Ad. Beliau hidup di masa setelah Nabi Nuh AS.
Dalam berdakwah, Nabi Hud AS dikenal sebagai sosok yang tegas. Bahkan, nama Nabi Hud AS disebutkan Allah SWT sebanyak 7 kali dalam Al-Quran.
Kisah Nabi Hud AS
Simak kisah Nabi Hud secara singkat mulai dari mukjizat hingga teladan yang bisa diambil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Garis Keturunan Nabi Hud AS
Dirangkum dari buku Mukjizat Isra Mi'raj dan kisah 25 Nabi-Rasul oleh Winkanda Satria Putra, disebutkan bahwa Nabi Hud hidup sekitar 2450-2320 SM. Nabi Hud AS hidup sekitar 150 tahun, dan pada tahun 2400 SM ia diutus menjadi rasul.
Nabi Hud AS adalah putra dari Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin Syam bin Nuh.
Beliau itu keturunan suku 'Aad, kaum yang hidup di Jazirah Arab, tepatnya suatu tempat bernama Al-Ahqaf. Lokasinya ada di utara Hadramaut, yakni Yaman dan Oman.
Daerah tersebut adalah tempat padang pasir dengan gunung-gunung pasir. Dari puncak pegunungan tersebut tampak lautan. Sebagaimana disebutkan Allah SWT dalam Al- Qur'an pada surah Al-Ahqaf ayat 2:
۞ وَاذْكُرْ اَخَا عَادٍۗ اِذْ اَنْذَرَ قَوْمَهٗ بِالْاَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖٓ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ٢١
Latin:
wadzkur akhâ 'âd, idz andzara qaumahû bil-aḫqâfi wa qad khalatin-nudzuru mim baini yadaihi wa min khalfihî allâ ta'budû illallâh, innî akhâfu 'alaikum 'adzâba yaumin 'adhîm
Artinya: "Ingatlah saudara (kaum) 'Ad (Hud) saat dia mengingatkan kaumnya (yang tinggal) di (lembah) Ahqaf. Sungguh, telah berlalu para pemberi peringatan sebelum dan setelahnya. (Dia berkata,) 'Janganlah kamu menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.'" (QS Al-Ahqaf:2)
Kaum Nabi Hud AS
Nabi Hud diutus kepada kaum 'Ad. Untuk diketahui, kaum 'Ad adalah kaum makmur, sejahtera, serta bahagia. Allah SWT memberi melimpahkan kenikmatan kepada mereka.
Bentuk jasmani kaum 'Ad kuat dan perkasa. Selain itu, Allah SWT juga menyuburkan bumi mereka, sehingga bisa ditanami tumbuhan yang bisa diambil hasil pertanian. Diriwayatkan bahwa bangsa 'Ad, kemudian berkembang jadi suku bangsa terbesar kala itu.
Setelah ditinggal cukup lama oleh nabi Allah, mereka jadi terbuai atas kenikmatan duniawi. Di mana, mereka melupakan ajaran tauhid yang diajarkan oleh Nabi Nuh dan Nabi Idris.
Mereka termakan hasutan iblis, sehingga menjadikan berhala sebagai sesembahan mereka. Setelah itu kaum 'Ad menyembah berhala, yang mereka beri nama "Shamud" dan "Al- hattar".
Semakin hari kaum 'Ad menjadi sombong, menindas yang lebih lemah, dan mengumbar nafsu.
Supaya kembali ke jalan kebenaran, Allah SWT pun mengutus Nabi Hud AS, seorang nabi kepada mereka dari kalangan mereka sendiri.
Awal Perjalanan Dakwah Nabi Hud AS kepada Kaum 'Ad
Dalam pergaulannya, Nabi Hud dikenal memiliki budi pekerti luhur yang ramah-tamah, dan bijaksana. Perjalanan dakwah Nabi Hud diawali dengan menjelaskan wujud Allah sebagai alam semesta.
Beliau menjelaskan bahwa Allah SWT lah yang telah menciptakan manusia dan menganugerahkan segala kenikmatan hidup dunia. Hanya Allah SWT yang pantas disembah, bukan berhala (sebuah tuhan batu yang mereka ada-adakan sendiri).
Dengan penuh kesabaran Nabi Hud as membimbing kaumnya untuk mengajak kembali ke jalan tauhid, meninggalkan berhala.
Tak lupa beliau juga menceritakan kisah kaum-kaum terdahulu yang binasa, akibat mendurhakai Allah SWT.
Namun dengan gigih berdakwah, kaumnya pun tidak mau mendengar seruan Nabi Hud. Bahkan, mereka menganggap beliau orang gila dan hanya mengarang cerita untuk merusak peraturan adat istiadar dari nenek moyang mereka.
Azab Kaum 'Ad
Kaum 'Ad tidak mau beriman kepada Tuhan yang mereka anggap tidak bisa dijangkau panca indra mereka. Pasalnya, mereka merupakan kaum yang tidak mau berpikir.
Oleh karena itu, Allah SWT memberikan azab kepada kaum 'Aad yang durhaka dengan dua tahap.
Pertama, azab yang menimpa kaum Nabi Hud itu adalah bencana kekeringan di tanah pertanian hingga sangat lama. Kemudian, akibat kekeringan tersebut munculkan bencana kelaparan.
Hasil pertanian, mulai dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang tadinya berlimpah akhirnya tidak bisa mereka nikmati lagi.
Lalu, Nabi Hud AS pun mendatangi kaumnya, untuk memerintahkan mereka agar bertobat. Namun, kaum 'Aad sudah jalan pikirannya sehingga hanya menganggap seruan Nabi Hud sebagai isapan jempol belaka.
Bukanya bertobat, mereka malah berbondong-bondong menyembah dan memohon kepada berhala meminta hujan yang lebat. Sungguh kaum 'Ad merupakan kaum yang lagi merugi.
Azab tahap kedua, Allah SWT membuat langit menjadi hitam, dengan awan bergumpal-gumpal yang membumbung langit mereka. Tadinya, kaum 'Aad menganggap jika awan hitam tersebut adalah awan hujan yang diberi oleh berhala-berhala mereka untuk menyirami tanah.
Mereka tak menyadari, kalau awan hitam itu adalah siksa dari Allah SWT karena kekafiran mereka. Kemudian, awan-awan berubah menjadi angin topan dahsyat yang disertai bunyi gemuruh menyeramkan.
Angin topan mampu menerbangkan ternak dan seluruh harta benda mereka. Sontak kaum 'Ad pun berlarian ke sana-kemari.
Kaum 'Ad yang durhaka akhirnya hilang ditelan pusaran topan. Namun kuasa Allah SWT sangat luas, karena Dia Maha Kuasa sehingga menentukan siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang dicelakakan. Lalu, sebagian kecil dari kaum 'Aad yang telah beriman diselamatkan oleh Allah SWT.
Nabi Hud AS bersama para sahabatnya yang beriman lalu pergi dari tanah mereka, Al-Ahqat. Kemudian Nabi Hus AS bersama pengikutnya menuju tempat yang baru, yang kelak tempat tersebut diberi nama Hadhramaut. Menurut sebuah riwayat, Nabi Hud AS wafat di timur Hadhramaut, Yaman.
Teladan dari Kisah Nabi Hud
Kisah umat terdahulu bisa menjadi hikmah maupun peringatan bagi umat setelahnya.
Mengutip dari buku bertajuk Kisah Nabi Hud AS: Sang Penyeru untuk Kaum Aad
Oleh Testriono, berikut adalah beberapa pelajaran atau pesan moral yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Hud untuk dijadikan teladan:
1. Kekuasaan Hanya akan Bermanfaat jika DIbarengi Keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya
Setinggi apa pun kekuasaan seseorang bisa saja tidak bermanfaat bagi pemiliknya. Kecuali, kedudukan itu diimbangi dengan keimanan kepada Allah SWT beserta para Rasul-Nya.
2. Azab dari Allah SWT Akibat Menolak Risalah Rasul
Penolakan dari umat terdahulu kepada risalah Rasul yang diutus ke mereka akan membawa akibat yang harus mereka terima. Pada kisah kaum 'Aad, mereka mendapatkan akibat berupa bencana angin topan.
3. Peninggalan Kaum 'Aad Jadi Bukti Sejarah
Puing-puing peninggalan umat terdahulu mampu menjadi bukti dari adanya peristiwa besar yang pernah dialami di masa lalu.
Dalam kisah Nabi Hud, sisa-sisa bangunan peninggalan kaum 'Aad akan menjadi bukti penting dari perjalanan sejarah bangsa tersebut. Rumah, benteng, istana, dan bangunan lainnya sebagai tempat tinggal merupakan perkara mubah (dibolehkan) dan justru menjadi sarana kebaikan jika disertai dengan niat yang lurus.
Bahkan dianjurkan membangun benteng untuk pertahanan dari serangan musuh dan menjaga keamanan suatu daerah.
Hal ini juga bisa menjadi rangkaian tawakal kepada Allah SWT. Tapi, jika digunakan sebagai alat kesombongan, pemborosan, dan kekejaman terhadap hamba Allah SWT yang lain, makan hal itu akan menjadi hal yang sangat dicela oleh Allah SWT.
4. Hanya Kepada Allah SWT Kita Bisa Memohon
Pesan moral dari kisah Nabi Hud dan kaum 'Ad yang kufur adalah membuat kita yakin bahwa hanya Allah-lah zat yang pantas disembah, da hanya kepada Nya memohon pertolongan.
(khq/fds)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI