Surga dan neraka adalah tempat akhir yang wajib diimani dan hanya Allah SWT dengan kuasa-Nya yang mengetahui siapa yang akan masuk tempat tersebut. Terkadang amalan ringan bisa membawa ke surga, pun sebaliknya, kesalahan kecil bisa menyeret ke neraka. Seperti halnya kisah seorang muslimah dengan seekor kucing.
Diceritakan dalam kitab edisi Indonesia berjudul Hak-hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam karya Syaikh Muhammad Hasan, ada seorang wanita muslim yang masuk neraka gara-gara mengurung seekor kucing, tanpa memberinya makan.
Muslimah itu juga tidak membiarkan kucing tersebut makan serangga-serangga tanah. Tindakan ini disebut membuatnya masuk neraka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah wanita muslim masuk neraka lantaran seekor kucing ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Ahadits Al-Anbiya' dan Imam Muslim dalam kitab As-Salam.
Rasulullah SAW bersabda, "Ada seorang wanita masuk ke dalam neraka karena seekor kucing yang diikatnya dan tidak diberi makan, serta tidak membiarkannya makan rerumputan yang tumbuh di bumi." (Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah RA)
Menurut penjelasan dalam Rahmah Ar-Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam karya Raghib As-Sirjani yang diterjemahkan Moh Suri Sudahri dan Rony Nugroho, permasalahan dalam hal ini bukan terletak pada hadits yang diikuti dengan perbuatan, karena bisa saja ini sangat sedikit dan terbatas pada binatang tertentu. Namun, yang penting dalam hal ini adalah sesuatu yang ada di balik sebuah perbuatan, yakni kasih sayang dalam hati manusia.
Rasulullah SAW mengajarkan agar mengasihi seekor binatang dan tidak membiarkannya kelaparan atau diberi beban di luar kemampuannya. Pernah suatu ketika Nabi SAW melewati seekor unta yang kurus, beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah untuk binatang-binatang asing ini. Tunggangilah ia dengan cara yang baik dan makanlah dagingnya dengan cara yang baik." (Sunan Abu Dawud, Shahih Ibnu Khuzaimah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Jika pun binatang itu harus disembelih, Rasulullah SAW memerintahkan untuk melakukannya dengan kasih sayang. Beliau bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدٌ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
"Sesungguhnya Allah menentukan kebaikan terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka hendaknya membunuh dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka hendaknya menyembelih dengan baik, hendaknya kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang itu pada saat disembelih."
Hadits tersebut terdapat dalam Shahih Muslim, Shahih Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan an-Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Sunan Ad Darimi, dan Shahih Ibnu Hibban.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam Tarikh Al-Bukhari dan An-Nasa'i dalam Sunan An-Nasa'i yang dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir, terdapat keterangan yang menegaskan Islam adalah agama kasih sayang, penuh toleransi, dan agama seluruh makhluk. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ آمَنَ رَجُلًا عَلَى دَمِهِ فَقَتَلَهُ، فَأَنَا بَرِيءٌ مِنَ الْقَاتِلِ، وَإِنْ كَانَ الْمَقْتُولُ كَافِرًا
Artinya: "Siapa yang telah memberikan jaminan keamanan kepada seseorang tetapi kemudian ia membunuhnya, maka aku tidak berlepas diri (bertanggung jawab) terhadap pembunuhan ini, meskipun yang dibunuh itu adalah orang kafir."
Wallahu a'lam.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama