Kisah Perang Badar dan Penyebab Meletusnya Pertempuran Dahsyat Itu

Kisah Perang Badar dan Penyebab Meletusnya Pertempuran Dahsyat Itu

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 24 Jan 2024 05:00 WIB
Ilustrasi Perang Badar
Ilustrasi Perang Badar (Foto: Fauzan Kamil/detikcom)
Jakarta -

Perang Badar termasuk ke dalam salah satu pertempuran besar dalam sejarah Islam. Kala itu, jumlah pasukan antara kaum muslimin dan kafir Quraisy tidak seimbang.

Latar belakang meletusnya Perang Badar sendiri ialah perselisihan antara kaum muslimin dengan kafir Quraisy yang musyrik, seperti diceritakan dalam buku Sirah Nabawiyah oleh Abul Hasan Ali Al-Hasani. Tak hanya berselisih, kaum kafir Quraisy bahkan menyulitkan kaum muslimin dan rela mengorbankan harta mereka agar umat Islam kesusahan.

Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Perang itu melibatkan 313 pasukan muslimin dan 1.000 orang lebih tentara kafir Quraisy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Perang Badar berlangsung, Nabi Muhammad SAW memohon pertolongan kepada Allah SWT, sambil berkata,

"Ya Allah! Kaum Quraisy telah datang dengan pasukan dan segala kecongkakakannya. Mereka datang untuk memerangi-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, jika golongan ini (kaum muslim) binasa, maka Engkau tidak akan disembah lagi di muka Bumi ini. Ya Allah, laksanakanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, kami mohon pertolongan-Mu."

ADVERTISEMENT

Mengutip buku Dua Pedang Pembela Nabi SAW susunan Rizem Aizid, penyebab pecahnya Perang Badar ialah ketidakadilan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy. Hal ini menyebabkan kaum muslimin harus hijrah dari Makkah ke Madinah demi menghindari tindakan zalim yang dilakukan kaum Quraisy.

Meski sudah hijrah, kaum muslimin dan kafir Quraisy tetap berseteru, inilah yang menjadi penyebab pecahnya Perang Badar. Selain itu, sebelum perang besar berlangsung sebetulnya sudah terjadi pertempuran skala kecil yang tidak bisa disebut sebagai perang.

Salah satu pertempuran itu ialah saat Nabi Muhammad SAW memimpin 200 tentara untuk menyerang kabilah besar kafir Quraisy. Setelahnya kaum Quraisy membalas dengan melancarkan serangan ke Madinah dengan tujuan mencuri ternak umat Islam.

Perang Badar terjadi ketika pasukan Madinah menghadang kafilah dagang Quraisy yang pulang dari Syam menuju Makkah. Kafilah dagang ini membawa harta kekayaan penduduk Makkah yang jumlahnya melimpah, yaitu sebanyak 1.000 unta membawa harta benda yang nilainya tidak kurang dari 5.000 dinar emas.

Ini menjadi kesempatan emas bagi pasukan Madinah untuk melancarkan pukulan yang telak bagi orang-orang kafir Quraisy dan termasuk sebagai serangan dalam bidang politik, ekonomi, serta militer.

Karenanya, Rasulullah SAW mengumumkan kepada kaum muslimin, "Ini adalah kafilah dagang Quraisy yang membawa harta benda mereka. Hadanglah kafilah itu, semoga Allah SWT memberikan barang rampasan itu kepada kalian."

Saat peperangan dimulai, orang pertama yang menjadi korban ialah Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi yang merupakan seorang laki-laki yang kasar dan buruk akhlaknya. Ia keluar barisan dan mengancam pasukan muslim.

Dirinya juga datang untuk merebut mata air dan mengambil air minum. Meski demikian, kedatangan Al-Aswad langsung diberantas oleh Hamzah bin Abdul Muthalib.

Setelahnya, kaum kafir Quraisy kehilangan 3 orang penunggang kuda yang merupakan komando pasukan mereka. Hal itu, membuat mereka murka dan menyerang pasukan muslim membabi buta.

Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT dan memohon kemenangan, hingga akhirnya Rasulullah SAW dilanda rasa kantuk. Dalam riwayat Muhammad bin Ishaq disebutkan:

"Rasulullah SAW bersabda, "Bergembiralah wahai Abu Bakar. Telah datang pertolongan Allah SWT kepadamu. Inilah Jibril yang datang sambil memegang tali kekang kuda yang ditungganginya di atas gulungan-gulungan debu."

Orang-orang muslim pun bertempur dengan bantuan para malaikat. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Sa'd dari Ikrimah, dia berkata,

"Pada saat itu ada kepala orang musyrik yang terkulai, tanpa diketahui siapa yang telah membabatnya. Ada pula tangan yang putus, tanpa diketahui siapa yang membabatnya." Hingga akhirnya pasukan muslim pun meraih kemenangan.




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads