Pada zaman Rasulullah SAW terjadi sejumlah perang besar. Perang tersebut melibatkan kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy.
Perang besar Islam terjadi selama dakwah Rasulullah SAW di Makkah hingga awal hijrahnya ke Madinah. Perang besar pertama berlangsung pada bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriah.
Perang Besar Islam
Melansir dari Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah karya Shafiyurrahman al-Mubarakfuri berikut tiga perang besar Islam yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Perang Badar
Perang Badar adalah perang besar pertama dalam Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H.
Kala itu rombongan kafilah dagang Quraisy pulang dari Syam menuju Makkah. Abu Sufyan--orang yang paling keras memusuhi Islam--turut serta dalam rombongan tersebut.
Kafilah dagang Quraisy ini membawa harta kekayaan penduduk Makkah yang jumlahnya sangat melimpah, yaitu sebanyak 1.000 unta membawa harta benda yang nilainya tidak kurang dari 5.000 dinar emas.
Rasulullah SAW kemudian mengumumkan kepada kaum muslimin untuk menghadang kafilah dagang Quraisy yang di dalamnya terdapat Abu Sufyan. "Ini adalah kafilah dagang Quraisy yang membawa harta benda mereka. Hadanglah kafilah itu, semoga Allah SWT memberikan barang rampasan itu kepada kalian."
Hingga akhirnya hal tersebut menyebabkan terjadinya Perang Badar. Pasukan muslim kira-kira hanya berjumlah 313 hingga 317 orang. Terdiri dari 82 hingga 86 Muhajirin, 61 dari Aus, dan 170 dari Khazraj.
Bahkan pasukan muslim tidak pernah mengadakan pertemuan khusus dan hanya memiliki dua ekor kuda dan 70 ekor unta.
Tanpa rasa gentar Rasulullah SAW dan pasukannya berangkat dari Madinah menuju medan pertempuran. Sementara itu dari pihak kaum Quraisy memiliki 1.300 orang dan 100 ekor kuda. Mereka juga dilengkapi dengan 600 baju besi.
Dengan taktik dan siasat dari Rasulullah SAW pasukan Islam sampai terlebih dahulu ke mata air Badar. Hal ini menjadi taktik dan siasat bagi pasukan muslim supaya mereka memiliki cadangan air di tengah lembah gurun Badar.
Menurut riwayat Ibnu Sa'd dari Ikrimah, pasukan muslim bertempur dengan bantuan para malaikat. Ia berkata,
"Pada saat itu ada kepala orang musyrik yang terkulai, tanpa diketahui siapa yang telah membabatnya. Ada pula tangan yang putus, tanpa diketahui siapa yang membabatnya."
Hingga akhirnya pasukan muslim pun menang dan orang Quraisy mundur dari pertempuran.
2. Perang Uhud
Perang ini terjadi akibat dendam dari kaum Quraisy karena kekalahan mereka dalam Perang Badar. Di mana kaum Muslimin berhasil membunuh pembesar-pembesar mereka.
Bahkan kaum kafir Quraisy melarang warganya untuk menangisi korban Perang Badar dan tidak perlu menebus tawanan agar kaum Muslimin tidak merasa besar kepada karena melihat kepedihan dan kegundahan mereka.
Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayyah, Abu Sufyan bin Harb, dan Abdullah bin Abi Rabi'ah merupakan para pemimpin Quraisy yang paling antusias mempersiapkan diri untuk menghadapi perang tersebut.
Mereka membuka pintu lebar-lebar bagi siapapun yang ingin untuk menyerang kaum Muslimin, baik itu dari Habasyah, Kinanah, maupun Tihamah. Mereka juga membujuk para penyair untuk membakar semangat berbagai kabilah untuk melawan kaum Muslimin.
Hingga akhirnya setahun pun berlalu, mereka berhasil mempersiapkan prajurit yang terdiri dari 3.000 yang siap siaga. Prajurit tersebut terdiri atas suku Quraisy, dan didukung oleh sekutunya dan orang-orang Habasyah.
Bahkan para panglima Quraisy ini ditemani 15 orang perempuan yang digunakan untuk menambah keberanian mati demi mempertahankan kehormatan harga diri. Transportasi pendukung persenjataan mereka berupa 3.000 ekor unta dan 200 ekor kuda.
Senjata pelindung mereka berupa tujuh ratus baju besi. Komando tertinggi dipegang oleh Abu Sufyan bin Harb dan komando pasukan kavaleri dipercayakan kepada Khalid bin Walid yang dibantu oleh Ikrimah bin Abu Jahal.
Sedang dari pihak Muslimin, Rasulullah SAW membagi pasukannya menjadi tiga regu, yaitu:
- Regu Muhajirin yang panji-panji perangnya diserahkan kepada Mush'ab bin Umair al-Abdari.
- Regu Aus dari Anshar yang panji-panji perangnya dibawa oleh Usaid bin Hudhair.
- Regu Khuzraj dari Anshar yang panji-panji perangnya dibawa oleh Hubab bin Mundzir.
Pasukan beliau hanya terdiri dari 1.000 pasukan dan dilengkapi dengan 100 baju besi. Perang ini sungguh perang yang begitu besar dan dahsyat serta memakan banyak korban baik itu dari kaum Muslimin maupun kaum kafir Quraisy.
Pada perang ini, kaum Muslimin kehilangan sosok singa Allah SWT dan singa Rasulullah SAW yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Meskipun begitu, pada akhirnya kaum Muslimin menerima kemenangan.
3. Perang Khandaq
Menurut Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H.
Dikisahkan, sekelompok orang Yahudi, di antaranya Sallam bin Abil Huqaiq an-Nadhri, Huyay bin Akhtab an-Nadhri, Kinanah bin Abil Huqaiq an-Nadhri, Haudzah bin Qais al-Waili, dan Abu Amma al-Waili bersama orang-orang bani Nadhir dan bani Wail yang menjalin persekutuan untuk melawan Rasulullah SAW.
Mereka menemui orang-orang Quraisy di Makkah dan mengajak mereka untuk memerangi Rasulullah SAW. Mereka pun berkumpul dan berjanji untuk memerangi beliau, selanjutnya kelompok Yahudi itu pergi ke Ghathafan dari Qais Ailan dan mengajaknya untuk memerangi Rasulullah SAW pula.
Mendengar mengenai rencana mush tersebut, akhirnya Rasulullah SAW memerintahkan untuk menggali parit di sekitar Madinah. Beliau sendiri ikut bekerja untuk memotivasi kaum Muslimin untuk meraih pahala, mereka saling bekerja sama.
Hingga tibalah saatnya perang ini terjadi dan pada saat itu Rasulullah dan pasukannya telah dikepung oleh pasukan musuh. Hingga akhirnya Rasulullah SAW mendapatkan bantuan dari Nu'aim bin Mas'ud yang menyerukan kepada kaum bani Quraizhah untuk tidak ikut menyerang Rasulullah SAW.
Akhirnya pertolongan Allah SWT pun datang, ia mengirimkan angin topan dan badai pasir ke tenda-tenda musuh, hingga akhirnya membuat mereka menghentikan pengepungan dan kembali ke negerinya masing-masing.
Selain tiga perang besar Islam tersebut, sejarah juga mencatat kisah Perang Hunain. Merujuk dari Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah karya Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, penaklukan Makkah menjadi tamparan keras bagi bangsa Arab.
Tidak ada pilihan lain selain menyerahkan diri, namun ada juga yang enggan untuk tunduk kepada Islam misalnya dari bani Hilal yang berasal dari Qais dan A'ilan.
Mereka akhirnya memutuskan untuk merapat kepada Malik bin Auf an-Nashri dan memutuskan untuk menyerang kaum Muslimin.
Sebelum perang terjadi Malik bin Auf mengirimkan mata-mata untuk mengumpulkan informasi mengenai kekuatan kaum Muslimin. Namun, belum sempat mengumpulkan informasi mereka kembali kepada pasukannya dengan keadaan yang tercerai berai.
Sementara itu, Rasulullah SAW juga mengirimkan Abu Hadras al-Aslami untuk menyusup ke kubu musuh dengan tugas menghimpun informasi mengenai kekuatan mereka. Tugas ini diselesaikan dengan baik dan disampaikan kepada Rasulullah SAW.
Pasukan Muslimin akhirnya tiba di Hunain pada tanggal 10 Syawal, pasukan musuh yang tiba terlebih dahulu segera menyusun strategi dengan menebar pasukan di setiap jalan masuk, celah bukit dan ceruk-ceruk kecil di perbukitan.
Menjelang subuh, Rasulullah SAW mempersiapkan pasukannya, meskipun sudah waspada namun mereka tidak menyadari keberadaan musuh. Pasukan kaum Muslimin langsung dihujani anak panah dan pasukan Muslimin langsung mundur kocar-kacir.
Meskipun begitu akhirnya pasukan Muslimin kembali bersatu dan memenangkan peperangan.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi