Nabi Ayub AS memiliki seorang istri yang setia dan sabar. Sang istri tetap mendampingi Nabi Ayub AS saat dilanda kemiskinan dan didera penyakit.
Banyak kisah yang menceritakan Nabi Ayub AS dan istrinya. Pasangan ini tetap berdampingan dalam segala kondisi, termasuk ketika Allah SWT memberi ujian berupa kemiskinan dan sakit parah.
Dalam buku Kisah Orang-orang Sabar karya Nasiruddin S. Ag., MM dikisahkan bahwa Nabi Ayub awalnya dikaruniai harta berlimpah, namun kemudian Allah SWT mengambil seluruh hartanya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nabi Ayub AS yang asalnya mempunyai banyak putra, satu per satu dicabut nyawanya hingga tak ada sisa. Nabi Ayub AS yang tadinya gagah dan sehat, kemudian ditimpa penyakit yang tak ada obatnya.
Penyakit langka ini membuat badannya membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Istri-istrinya, satu per satu meninggalkannya, namun hanya satu yang setia.
Dalam buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, istri Nabi Ayyub disebutkan ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa nama istri Nabi Ayyub adalah Rahmah binti Afratsim. Selain itu ada juga yang mengemukakan nama istrinya yakni Liya binti Yusuf binti Ya'qub.
Istrinya ini adalah yang justru paling cantik di antara semua istri Nabi Ayub AS.
Nabi Ayub AS merupakan sosok yang penyabar. Ia dengan lapang dada menerima ujian dari Allah SWT meskipun seluruh masyarakat mengasingkannya. Kesabaran Nabi Ayub AS juga dimiliki sang istri.
Dalam keterpurukannya, Nabi Ayub tetap ingat dan patuh kepada Allah. la selalu rajin bermunajat, bukan berdoa untuk kesembuhan, tapi berdoa agar diberi ketabahan menerima segala ujian.
Suatu hari Nabi Ayub AS dan istrinya tak memiliki sesuatu apa pun untuk mengisi perutnya. Nabi Ayub AS dan istri setianya kelaparan.
Sang istri kemudian pergi ke pasar. Bukan untuk menjual atau membeli sesuatu, karena memang tak punya apa-apa yang dapat dijual. Tidak juga memiliki uang untuk membeli bahan kebutuhan.
Istri Nabi Ayub AS justru menjual rambutnya yang panjang hanya untuk membeli makanan bagi suami tercinta. Pada zaman itu, masyarakat memang terbiasa memakai rambut palsu atau rambut penyambung.
Ketika si istri pulang dengan membawa makanan, Nabi Ayub AS bukannya gembira dengan apa yang dilakukan istrinya, ia malah marah karena istrinya telah menyalahi hukum Allah SWT dengan menjual rambutnya hanya demi makanan.
Nabi Ayub bersumpah, bila Allah SWT memberi kesembuhan ia akan menghukum istrinya, mencambuk seratus kali.
Akhirnya Nabi Ayub memanjatkan doa agar diberi kesembuhan. Singkat kata, Allah SWT pun akhirnya memberi kesembuhan.
Setelah mendapatkan kesembuhan, Nabi Ayub AS hendak melaksanakan sumpahnya untuk menghukum sang istri. Tapi mengingat kesetiaan dan kesalehan perempuan ini, Allah SWT yang Maha Penyayang mengajari Nabi Ayub AS bagaimana melaksanakan sumpah, memukul istri 100 kali tapi tak menyakiti.
Caranya yakni menggabungkan 100 lidi yang diikat jadi satu menjadi sapu, lantas dipukulkan sekali dengan keras. Dengan demikian, berarti Nabi Ayub AS telah memukul 100 kali sekaligus.
Inilah kesabaran yang dicontohkan oleh Nabi Allah. Semua cobaan yang dilaluinya tidak sedikit pun menggoyahkan keimanan dan kesabarannya.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi