Kisah Sedekah Buah Delima Ali bin Abi Thalib kepada Seorang Pemuda Miskin

Kisah Sedekah Buah Delima Ali bin Abi Thalib kepada Seorang Pemuda Miskin

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 07 Nov 2023 05:00 WIB
jus delima untuk kanker prostat
Ilustrasi buah delima (Foto: GettyImages)
Jakarta -

Sedekah adalah amalan ringan yang dapat dikerjakan oleh kaum muslimin. Perintah sedekah sendiri tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 245,

مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari buku Fiqih oleh Khoirun Nisa' M Pd I dkk, sedekah diberikan secara sukarela tanpa jumlah yang ditentukan. Pemberian sedekah harus dilandasi dengan rasa ikhlas, jangan sampai riya atau pamrih.

Berkaitan dengan itu, ada kisah menarik mengenai keutamaan sedekah yang berasal dari Ali bin Abi Thalib dan sang istri, Fatimah Az Zahra RA. Suatu hari, Fatimah menderita sakit.

ADVERTISEMENT

Mengutip buku Ramadhan Menyapa Penduduk Bumi, Menaiki Tangga Langit karya Mustopa M Ag, cerita tersebut dikisahkan oleh Ka'bul Akhbar. Kala itu, Ali bertanya kepada Fatimah,

"Wahai istriku, dalam keadaan sakit seperti ini makanan apakah yang kau inginkan?" tanya Ali.

Fatimah lantas menjawab, "Suamiku, ingin sekali aku memakan buah delima,"

Mendengar itu, Ali bin Abi Thalib berpikir sejenak. Dirinya tidak memiliki uang sedikit pun untuk membelikan istrinya buah delima.

Enggan menyerah, Ali lalu bangkit dan pergi ke pasar. Untuk menuruti permintaan sang istri, Ali bin Abi Thalib meminjam uang satu dirham kepada seorang temannya untuk dibelikan buah delima.

Ketika perjalanan pulang, Ali tiba-tiba bertemu dengan seorang yang menderita sakit dan tergeletak di pinggir jalan. Melihat hal tu, Ali menghentikan perjalanannya dan menghampiri orang tersebut.

"Apa yang kamu lakukan di tempat ini?"

Orang itu kemudian menjawab, "Wahai Ali, telah lima hari aku tergeletak di tempat ini seperti orang yang terbuang. Tak seorang pun yang melewati jalan ini mau mempedulikan nasibku. Wahai Ali, jika kau berkenan, berilah aku sebuah delima!"

Mendengar jawaban orang tersebut, Ali merasakan dilema. Di satu sisi, Fatimah istrinya tengah menderita sakit dan sangat menginginkan delima itu. Namun, orang tua di depannya sangat membutuhkan bantuan Ali, terlebih kondisinya cukup memprihatinkan.

Akhirnya, Ali bin Abi Thalib memutuskan untuk membelah delima tersebut menjadi dua bagian. Sebagian ia beri kepada orang yang baru ia temui, sebagian lagi ia simpan untuk Fatimah.

Setelah menyantap delima yang diberikan oleh Ali, orang itu memakan dengan lahap. Seketika juga tampak pulih dan lebih segar kondisinya.

Dengan perasaan malu, Ali bin Abi Thalib melanjutkan perjalanan pulangnya. Sesampainya di rumah, ia bergegas menuju kepada sang istri dan menyerahkan delima yang hanya setengah bagian itu.

Melihat wajah Ali yang tampak murung, Fatimah lalu berkata, "Ketahuilah wahai suamiku, tak lam semenjak kepergianmu aku merasa pulih dari rasa sakitku dan sudah tidak menginginkan delima lagi. Demi Allah yang Maha Agung, kumohon engkau tak perlu bersusah hati!"

Mendengar jawaban sang istri, Ali merasa lega dan bahagia. Tak lama setelahnya, terdengar suara pintu diketuk.

"Siapakah kamu?" tanya Ali bin Abi Thalib kepada pengetuk pintu.

"Saya Salman Al-Farisi, bukakan pintu!"

Ali membukakan pintu untuk Salman dan menyambutnya. Ternyata, beliau membawa nampan yang ditutupi selembar kain.

Setelah masuk, Salman meletakkan nampan tersebut di hadapan Sayyidina Ali, ia lalu bertanya "Hai Salman, dari manakah nampan itu?"

"Dari Allah SWT yang diberikan kepada rasul-Nya lalu dari Rasulullah diberikan kepada engkau!" balas Salman.

Kemudian Ali membuka kain nampan itu yang ternyata berisi sembilan buah delima. Ia lalu bertanya, "Hai Salman, jika ini benar-benar untukku pasti jumlahnya sepuluh bukannya sembilan,"

Mengenai hal ini merujuk pada surah Al An'am ayat 160 yang berbunyi,

"Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)."

Salman Al Farisi tersipu sambil mengeluarkan sebuah delima dari lengan bajunya lalu meletakkan di atas nampan sambil berkata, "Wahai menantu Rasulullah, demi Allah. Delima itu memang berjumlah sepuluh buah, tetapi aku ingin menguji kecerdasanmu."

Dari kisah tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah SWT selalu membalas amal hamba-Nya. Terutama dalam bersedekah.

Meski demikian, Allah SWT juga dapat membalas sedekah dalam bentuk lain. Misalnya seperti kehidupan yang berkah dan anak-anak yang saleh salihah.




(aeb/erd)

Hide Ads