Kisah Nabi Ibrahim saat Dilempar ke Api, Tak Hangus Meski Dibakar

Kisah Nabi Ibrahim saat Dilempar ke Api, Tak Hangus Meski Dibakar

Berliana Intan Maharani - detikHikmah
Selasa, 18 Jul 2023 05:00 WIB
ilustrasi api, ilustrasi kebakaran
Ilustrasi kisah Nabi Ibrahim saat dilempar ke api tapi tak hangus. Foto: Getty Images/iStockphoto/OlgaMiltsova
Jakarta -

Kisah Nabi Ibrahim AS saat dilempar ke api menunjukkan mukjizat dan kebesaran Allah SWT yang dapat diteladani umat muslim. Nabi Ibrahim AS menempati urutan keenam dalam daftar 25 nabi dan rasul yang diutus Allah SWT ke muka bumi.

Sebagai seorang rasul, tugas Nabi Ibrahim AS sangatlah berat. Ia dilahirkan di tengah masyarakat jahiliyah penyembah berhala dan tinggal pada masa Kerajaan Babilonia yang dikuasai oleh Raja Namrud.

Dikisahkan dalam buku Dakwah bil Qalam oleh Mohamad Mufid, tantangan dakwah pertama Nabi Ibrahim AS berasal dari ayahandanya sendiri, Azar, yang berprofesi sebagai pembuat berhala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Allah SWT menganugerahkan mukjizat kepada Nabi Ibrahim AS berupa pemikiran yang cerdas dan kritis. Ia menyadari bahwa berhala yang dianggap Tuhan sama halnya seperti batu yang tidak mampu bicara, tidak bisa menolong, dan tidak bisa dimintai pertolongan.

Nabi Ibrahim AS berusaha menyadarkan kaum penyembah berhala, termasuk ayahnya sendiri. Namun, ayahnya menolak dakwah yang ia sampaikan, sedangkan kaumnya pun sangat keras kepala.

ADVERTISEMENT

Taktik Nabi Ibrahim dalam Menyadarkan Kaumnya

Diceritakan dalam Qashash Al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir, kaum penyembah berhala kala itu memiliki tradisi hari raya yang diperingati setiap tahun dan mereka berbondong-bondong menuju pusat kota untuk merayakannya.

Saat itu, ayah Nabi Ibrahim AS mengajaknya, tetapi ia menolaknya seraya berkata, "Sesungguhnya aku sakit". (QS As-Saffat: 89)

Nabi Ibrahim mengemukakan alasan tersebut agar ia dapat melenyapkan kebatilan kaumnya yang menyembah berkala. Ketika mereka pergi ke tempat pesta hari raya, Nabi Ibrahim AS pergi secara diam-diam menuju berhala-berhala mereka dan menghancurkannya menggunakan kapak dan martil besar miliknya.

Ketika kaum penyembah berhala kembali dari tempat perayaan, mereka sangat terkejut melihat keadaan patung yang biasa disembahnya telah hancur. Mereka bertanya kepada Nabi Ibrahim AS, "Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?"

Nabi Ibrahim AS menjawab, "Sebenarnya patung itulah yang melakukannya. Coba tanyakan saja kepada berhala itu jika mereka dapat berbicara." (QS Al-Anbiya: 62-63)

Mereka merasa kebingungan dengan jawaban Nabi Ibrahim AS, lalu mengatakan, "Sesungguhnya, kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." (QS Al-Anbiya: 65)

Saat itulah Nabi Ibrahim AS memberi peringatan kepada mereka, "Lalu mengapa kalian semua menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kalian? Ah, (celakalah) kalian dan (celaka pula) apa yang kalian sembah selain Allah. Apakah kalian tidak memahami'?" (QS Al-Anbiya: 66-67)

Raja Namrud yang berkuasa pun murka lantas memerintahkan kepada kaumnya untuk membawa Nabi Ibrahim AS agar dihukum dengan cara dibakar.

Mukjizat Nabi Ibrahim saat Dilempar ke Api

Mengutip dari buku Akidah Akhlak karya Harjan Syuhada & Fida' Abdilah, kaum musyrik kala itu bekerja sama mengumpulkan kayu bakar dari berbagai tempat dan membakarnya dari dalam lubang besar.

Setelah api tampak membumbung tinggi, Nabi Ibrahim AS akhirnya dilemparkan ke dalamnya dan ditempatkan di tengah-tengah tumpukan kayu. Raja Namrud beserta kaumnya yang menyaksikan tertawa terbahak-bahak.

Namun, atas izin Allah SWT, api yang berkobar itu telah diperintahkan agar tidak dapat membakar Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini termaktub dalam firman-Nya,

قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ

Artinya: Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim!" (QS Al-Anbiya: 69)

Raja Namrud beserta para pembesarnya yang menyaksikan peristiwa itu kemudian tercengang. Akhirnya, saat itu juga Raja Namrud memerintahkan agar pembakaran dihentikan dan Nabi Ibrahim AS dibebaskan.

Setelah dibebaskan, Nabi Ibrahim AS berkata, "Dalam pengalamanku, tidak ada hari-hari yang penuh nikmat melebihi apa yang aku rasakan selama di dalam api itu"

Doa Nabi Ibrahim saat Dilempar ke Api

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh al-Hafid Abu Ya'la, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menceritakan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS akan dilemparkan ketengah api yang berkobar itu, ia berdoa sebagai berikut,

اللهُمَّ أَنْتَ الْوَاحِدُ فِي السَّمَاءِ وَأَنَا الْوَاحِدُ فِي الْأَرْضِ لَيْسَ اَحَدٌ يَعْبُدُكَ غَيْرِي حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ

Latin: Allahumma antal wahidu fissama'i wa anal wahidu fil ardi laisa ahadun ya 'buduka gairī hasbiyallahu wa ni'mal wakil.

Artinya: Ya Allah! Engkau Esa di langit dan aku sendirian di bumi. Tiada seorang pun yang taat kepada-Mu selain aku. Bagiku cukuplah Allah sebaik-baik tempat berserah diri.

Dalam riwayat lain yang dinukil dari Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, disebutkan bahwa,

وفِي رِوَايَةٍ لَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ آخِرُ قَوْلِ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السلام حين ألقي في النَّارِ: حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلِ

Artinya: Ibnu Abbas RA berkata, "Kalimat terakhir yang diucapkan Nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api adalah, 'Hasbunallahu wa ni'mal wakil.' (cukuplah Allah menjadi penolong bagiku, Allah adalah sebaik-baik pelindung)."

Doa yang dilafalkan Nabi Ibrahim AS tersebut juga terdapat dalam potongan surat Ali Imran ayat 173, Allah SWT berfirman,

ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

Latin: Allażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama'ụ lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānaw wa qālụ ḥasbunallāhu wa ni'mal-wakīl

Artinya: (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".

Itulah kisah Nabi Ibrahim AS saat dilempar ke api yang tidak hangus meski dibakar. Wallahu 'alam.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads