Saat Setan Menyesatkan Nabi Muhammad, Apa yang Dilakukannya?

Saat Setan Menyesatkan Nabi Muhammad, Apa yang Dilakukannya?

Rahma Harbani - detikHikmah
Minggu, 13 Nov 2022 09:00 WIB
ilustrasi nabi muhammad
Ilustrasi. Kisah setan yang mencoba menyesatkan Nabi Muhammad SAW. (Foto: iStock)
Jakarta -

Seorang manusia terbaik seperti Nabi Muhammad SAW pun pernah diganggu oleh setan. Hal ini terbukti dari kisah dalam salah satu ayat Al-Qur'an surah Al A'raf ayat 203.

Berdasarkan Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2 karangan Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, kisah bermula saat Nabi Muhammad SAW belum juga menyampaikan satu ayat yang diwahyukan kepadanya. Hal ini lantaran wahyu untuk Nabi Muhammad SAW terlambat turun.

Hingga kemudian, para setan pun mengetahui hal ini. Mereka hendak mengambil kesempatan untuk menyesatkan dan melemahkan Nabi Muhammad SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mencoba menyesatkan Nabi Muhammad SAW agar beliau membuat sendiri ayat-ayat Al-Qur'an kemudian mengumpulkannya menjadi kesatuan yang padu tanpa harus menunggu wahyu dari Allah SWT. Para setan bertanya,

"Mengapa kamu tidak menciptakan sendiri ayat-ayat itu, lalu kamu mengumpulkannya?"

ADVERTISEMENT

Sebaliknya, tidak semudah itu manusia pilihan Allah SWT tersebut dilemahkan. Nabi Muhammad SAW secara tegas mengatakan,"Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Aku tidak mengada-ada atau membuat sesuatu ayat. Aku ini hanyalah rasul,"

Lebih lanjut, dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW menyebut, Al-Qur'an adalah hujjah atau argumen nyata pada ketauhidan Allah SWT, petunjuk, sekaligus rahmat bagi alam semesta. Keterangan ini diabadikan dalam surah Al A'raf ayat 203 yang berbunyi,

وَاِذَا لَمْ تَأْتِهِمْ بِاٰيَةٍ قَالُوْا لَوْلَا اجْتَبَيْتَهَاۗ قُلْ اِنَّمَآ اَتَّبِعُ مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ مِنْ رَّبِّيْۗ هٰذَا بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

Bacaan latin: Wa iżā lam ta`tihim bi`āyating qālụ lau lajtabaitahā, qul innamā attabi'u mā yụḥā ilayya mir rabbī, hāżā baṣā`iru mir rabbikum wa hudaw wa raḥmatul liqaumiy yu`minụn

Artinya: Jika engkau (Nabi Muhammad) tidak membacakan satu ayat kepada mereka, mereka berkata, "Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. (Al-Qur'an) ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman."

Kisah ini menjadi bukti mengapa Allah SWT senantiasa memerintahkan hambaNya untuk memohon perlindungan diri dari godaan setan yang terkutuk. Salah satunya, ketika hendak membaca Al-Qur'an dalam surah An Nahl ayat 98,

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Artinya: Apabila engkau hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.

Dalam surah Al Falaq ayat 1-5 pun termaktub anjuran untuk memanjatkan doa melindungi diri dari godaan setan. Allah SWT berfirman,

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Artinya: Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'

Mengutip buku Amalan-amalan Ampuh Pengusir Setan & Jin Jahat oleh Ahmad Zacky El-Syafa, kalimat taawudz, ayat kursi, surat Al Falaq, surat An Nas, dan surat Al Baqarah dapat dibaca setiap hari agar Allah SWT senantiasa menjaga dari keburukan dan tipu muslihat setan.

Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita dan kita pula senantiasa melindungi dari godaan jin dan setan yang terkutuk seperti Nabi Muhammad SAW. Aamiin.




(rah/lus)

Hide Ads