Ketahuilah, kelahiran Islam itu merupakan peristiwa besar yang pernah disaksikan oleh dunia, dan pasti mempunyai sebab-sebab yang menjadi pendorong, pasti mempunyai jalan yang telah dipersiapkan, dan pasti pula mempunyai tujuan yang senantiasa dinanti-nantikan.
Adapun kondisi saat ini sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Muhammad Yusuf Musa yang menceritakan bahwa sahabatnya yang bernama as-Sayid Abul Hasan Ali merasa kecewa sebagaimana semua merasakannya, dan benar-benar merasa sedih. Kita semua menyaksikan bahwa negeri-negeri Islam yang rela berjalan sebagai ekor di belakang dunia Barat, condong ke arah mereka (Barat), rela menerima/menggunakan hukum-hukumnya Barat dalam persoalan-persoalan yang dihadapi. Akibatnya masyarakat Muslim dalam suatu negeri kehilangan kepercayaan pada dirinya, bangsanya, agamanya dan ukuran nilai-nilai yang luhur, dulunya dijaga dengan baik sehingga berhasil mencapai kedudukan yang tinggi dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.
Sesungguhnya problem yang dihadapi dunia Islam saat ini bukanlah karena tidak adanya dakwah Islam yang ditujukan kepada orang-orang yang bukan Islam dan bukan pula karena tidak adanya pemeluk-pemeluk baru Islam, melainkan karena kaum Muslimin itu sendiri telah keluar dari rel-rel Islam, meloncat dari Timur ke Barat dengan peradaban dan nilai-nilainya yang dipropagandakan serta ukuran nilai yang digunakan dunia Barat dalam melihat berbagai persoalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila seseorang yang menerima akidah, namun tidak melaksanakan syariat, tetap dinilai muslim, tapi menjadi muslim yang durhaka dan berpotensi mendapat hukuman dari Allah SWT. Adapun hukuman itu berupa ketergelinciran, menjadi pengikut, kehilangan jati diri dan keruntuhan saat memegang kekuasaan.
Ingatlah bahwa Allah SWT telah memperingatkan umat-Nya agar bertakwa dan tidak meninggalkan rel-rel Islam sebagaimana firman-Nya dalam surah asy-Syu'ara ayat 179, 184 dan 189 yang terjemahannya, "Maka, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakanmu dan umat-umat yang terdahulu. Lalu, mereka mendustakannya (Syu'aib). Maka, mereka ditimpa azab pada hari yang berawan gelap. Sesungguhnya itu adalah azab hari yang dahsyat."
Makna ketiga ayat ini adalah: Maka, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah SWT, dan taatlah kepada perintah dan ajakan-ku untuk beribadah kepada-Nya dan melakukan kebaikan. Kemudian mereka mendustakan apa yang disampaikan Nabi Syuaib, lalu tidak berapa lama, mereka ditimpa azab pada hari yang gelap karena ditutupi awan. Dengan awan ini, mereka menganggap bahwa mereka telah selamat, tapi secara mengejutkan mereka dihujani dengan api yang besar dari langit. Sungguh, azab itulah azab pada hari yang dahsyat. Peristiwa yang memilukan itu semestinya menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Dr. Muhammad Iqbal mengatakan, "Sesungguhnya orang Islam tidak diciptakan untuk hanyut untuk mengikuti ajakan nafsu manusiawi kemana hendak pergi, melainkan untuk memberi pengarahan kepada dunia, masyarakat, dan peradaban manusia, membuat pandangan hidupnya menjadi pandangan hidup manusia, dan membuat tujuan yang diinginkannya menjadi tujuan seluruh umat manusia.
Hal itu karena seorang Muslim adalah pemegang janji risalah dan penegak kebenaran agama, juga karena ia bertanggung jawab atas jalannya sejarah dunia dan pandangan hidupnya. Tidak pada tempatnya seorang Muslim untuk ikut-ikutan sebab ia berkedudukan sebagai pemimpin dan pembimbing yang bertugas memberikan petunjuk dan pengarahan, di tangannya pula ada kewajiban memberi petunjuk tentang perintah dan larangan-Nya.
Jika kondisi zaman tidak mengakuinya dan masyarakat manusia membangkang serta menyeleweng dari kebenaran, orang Islam tidak patut bersikap menyerah, tunduk, meletakkan beban tanggung jawabnya, dan berdamai dengan zaman. Ia harus memberontak dan melawan serta berani terjun ke medan juang (jihad) hingga Allah SWT menentukan masalahnya. Tunduk dan bersikap diam terhadap keadaan buruk dan jahat dengan alasan takdir adalah sifat manusia yang lemah dan hina. Padahal orang beriman adalah manusia yang kuat. Ia sendiri sudah mentupakan takdir Allah SWT yang harus menang dan tidak dapat ditolak."
Oleh sebab itu, jika umat dan para pemimpin Islam menjalankan isi Kitab Sucinya dan meneladani perilaku Rasulullah SAW, pasti akan melahirkan pertarungan yang sengit antara keimanan dan kemunafikan, keyakinan dengan kebimbangan, kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrawi, kesejahteraan jasmani dan kenikmatan rohani, antara hidup sebagai pahlawan dan mati syahid. Ini adalah pertarungan batin yang dicetuskan oleh setiap Nabi pada zamannya.
Saat ini terjadi di masyarakat bahwa kebenaran sangat miskin dan sulit dijumpai, kedustaan merajalela sehingga tercipta pasar kebohongan. Janji yang terucap dengan mudahnya, namun eksekusinya jauh api dari panggang. Wahai, Engkau yang mudah berjanji, tepatilah karena engkau telah berhutang. Janganlah kau beri umpan dengan janji kebohongan.
Allah SWT telah berjanji akan memberikan petunjuk dan meneguhkan hati umat-Nya yang beriman, hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surah al-Kahfi ayat 13 dan 14 yang terjemahannya, "Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka. Kami meneguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi. Kami tidak akan menyeru Tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran."
Makna ayat di atas adalah: Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri tampil di hadapan kaumnya atau di hadapan penguasa yang menindas dan memaksa agar mereka menyekutukan Allah, akan tetapi mereka menolaknya lalu mereka berkata, menyatakan keteguhan hatinya, "Tuhan kami adalah Tuhan Pencipta dan Pemelihara langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia dan tidak menyembah-Nya. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, yakni kalau kami menyeru dan menyembah tuhan selain Allah, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran."
Jelas bahwa kebangkitan Islam akan timbul jika umat dan para pemimpin Islam menjalankan syariat dan meneladani perilaku Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT. selalu memberikan bimbingan dan tetap teguh pada iman serta tidak menyekutukan-Nya.
Aunur Rofiq
Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
13 Asosiasi Haji-Umrah Serahkan DIM ke PKS, Tolak Legalisasi Umrah Mandiri
Respons Menag Nasaruddin Usai Kantor Kemenag Digeledah KPK
Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pihak Eks Menag Yaqut Minta KPK Fokus pada Kerugian