Sebuah peristiwa luar biasa menggegerkan penduduk sekitar Ka'bah saat memasuki waktu Zuhur pada hari pembebasan Kota Makkah (Fathu Makkah). Seorang budak berkulit hitam dengan lantang mengumandangkan azan.
Adalah Bilal bin Rabah, budak dari bani Jumah yang menjadi sahabat Nabi SAW. Orang-orang mengejeknya dengan sebutan burung gagak hitam, karena mereka menganggap Bilal tak pantas mendapat kedudukan di masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kitab Al Wafa karangan Ibnul Jauzi yang diterjemahkan Mahfud Hidayat dan Abdul Mu'iz terdapat riwayat dari Al-Waqidi dari para gurunya. Dikatakan, saat waktu salat Zuhur tiba pada hari Fathu Makkah, Rasulullah SAW menyuruh Bilal mengumandangkan azan di atas Ka'bah. Sementara itu, kaum Quraisy menyingkir ke atas gunung hingga tak satu pun dari mereka yang kelihatan.
Ketika bilal mengumandangkan lafaz "Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah (Sesungguhnya aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)", muncul banyak komentar yang dilontarkan kaum Quraisy kala itu.
"Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan ayahku karena hari ini dia tidak mendengarkan suara itu," kata Khalid bin Usaid.
"Malang benar nasibku! Seandainya aku mati sebelum mendengar Bilal berteriak seperti keledai itu di atas Ka'bah," ujar Al-Harits bin Hisyam.
Di antara mereka juga ada mengatakan, "Sungguh, demi Lata, ini pemandangan yang luar biasa. Seorang hamba sahaya bani Jumah berteriak seperti keledai di atas Ka'bah."
Yang lebih menyakitkan, ada yang melontarkan kata-kata ejekan, "Apakah Muhammad tidak menemukan muadzin, selain burung gagak hitam ini?"
Sementara itu, Abu Sufyan bin Harb memilih tak berkomentar apa pun. "Aku tidak mau berkomentar. Jika aku bicara, nanti kerikil-kerikil ini tentu akan memberitakannya," ujarnya.
Beragam komentar dari kaum Quraisy itu rupanya direkam Malaikat Jibril. Dia kemudian menemui Rasulullah SAW melaporkan apa yang ia dengar. Nabi SAW lantas berdiri di harapan mereka dan memberitakan ucapan yang telah mereka lontarkan itu.
Mendengar hal itu, Abu Sufyan bertanya dengan penuh cemas, "Wahai Rasulullah, saya tidak mengatakan apa-apa bukan?"
Rasulullah SAW pun tersenyum. Demikian seperti diriwayatkan Al Waqidi dalam kitab Al-Maghazi.
Dalam buku Perang Mu'tah Melawan Romawi dan Perang Fathu Makkah karya Muhammad Ridha turut diceritakan, sebagian orang Quraisy mengolok-olok dan menganggap suara Bilal itu kasar padahal di antara mereka ada seseorang bernama Abu Mahdzurah yang memiliki suara paling bagus.
Ketika Rasulullah SAW mendengar nama itu, beliau kemudian menyuruh Abu Mahdzurah mengumandangkan azan untuk penduduk Makkah. Usia Abu Mahdzurah saat itu masih 16 tahun.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
13 Asosiasi Haji-Umrah Serahkan DIM ke PKS, Tolak Legalisasi Umrah Mandiri
Respons Menag Nasaruddin Usai Kantor Kemenag Digeledah KPK
Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pihak Eks Menag Yaqut Minta KPK Fokus pada Kerugian