Dalam Islam, ada empat khalifah pengganti Rasulullah setelah wafat untuk mengatur kehidupan kaum muslim, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abbi Thalib. Keempatnya dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin.
Khulafaur Rasyidin bertugas menggantikan kepemimpinan Rasulullah dalam masalah kenegaraan, yaitu sebagai kepala negara atau pemerintahan dan pemimpin agama.
Selama masa kepemimpinan, para khalifah banyak mencatatkan prestasi bagi peradaban Islam. Sebagai umat muslim, sudah sepatutnya bagi kita untuk mengambil hikmah dari kemajuan-kemajuan yang dicapai Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang pertama kali memeluk agama Islam atau As-Sabiqunal Awwalun. Ia merupakan sahabat Rasulullah yang paling setia dan sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.
Ibnu Abbas menuturkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Andai saja aku boleh mengambil khalil (kekasih) selain Allah, pasti aku akan memilih Abu Bakar Ah-Shiddiq, tetapi ia adalah saudaraku dan sahabatku'.
Pada masa khalifah Abu Bakar, ia berhasil menumpas kaum murtad. Ketika Rasulullah wafat, banyak orang Arab yang kembali murtad dan mulai tersebarnya kemunafikan.
Atas izin Allah, Abu Bakar memerintah tentara dan panglimanya kepada kaum murtad dan penguasa yang zalim untuk diperangi. Hingga akhirnya keburukan hilang dan kebenaran kembali bersinar. Dengan begitu ajaran Islam di Jazirah Arab semakin luas.
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq juga menginstruksikan kepada Khalid bin Walid bersama rombongannya ke Irak dan Syam. Mereka diperintahkan untuk menarik hati masyarakat dan mengajak mereka memeluk Islam.
Kepemimpinan Abu Bakar juga memberikan jasa terbesarnya, yaitu mengumpulkan Al-Qur'an. Ia memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit agar menggabungkan al-Qur'an dari berbagai tempat penulisan, baik di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal kaum muslim.
Peristiwa tersebut terjadi setelah para penghafal Al-Qur'an banyak yang wafat dalam peperangan Yamamah. Sehingga Abu Bakar khawatir jika penghafal Al-Qur'an semakin sedikit, sehingga mengakibatkan hilangnya sebagian besar ayatnya.
Umar bin Khattab
Umar bin Khattab adalah Khulafaur Rasyidin kedua. Pengangkatan Umar bin Khattab menjadi khalifah melalui proses musyawarah. Abu Bakar memberi usulan agar Umar bin Khattab menjadi penggantinya, lalu diserahkan kepada persetujuan umat Islam.
Pemilihan Umar bin Khattab menjadi khalifah didasari adanya kekhawatiran peristiwa di Tsaqifah Bani Sa'idah, kaum Anshar dan Muhajirin mengaku sebagai golongan yang berhak menjadi khalifah, dan saat itu umat Islam baru saja menumpas kaum murtad.
Umar bin Khattab meraih prestasi dalam sejarah perluasan wilayah kekuasaan. Suriah ditundukkan oleh pasukan Islam pada tahun 636 M. Penaklukan juga dilakukan di Hamah, Qinnisrin, Laziqiyah, dan Aleppo. Tak hanya itu, Baysan dan Yerussalem juga dikepung selama empat bulan, hingga akhirnya menyerahkan diri.
Pada masanya, Umar bin Khattab mendirikan beberapa dewan, baitul mal, mencetak uang, membentuk kesatuan tentara untuk melindungi perbatasan, mengatur gaji, mengangkat para hakim dan menyelenggarakan hisbah, yakni mengawasi pasar.
Khalifah Umar meletakkan prinsip demokratis dalam pemerintahannya. Bukan hanya pandai menciptakan peraturan baru, ia juga memperbaiki dan mengkaji ulang kebijaksanaan yang berlaku jika diperlukan demi tercapainya kemaslahatan umat Islam.
Utsman bin Affan
Utsman bin Affan memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah satu sahabat Rasulullah. Ia mendapat julukan dzun nurain, yang artinya yang memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putri Rasul secara berurutan setelah salah satu meninggal.
Kekhalifahan Utsman bin Affan mempersembahkan karya terbaik kepada umat Islam, yakni menyusun pembukuan Al-Qur'an. Hal itu dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan dalam bacaan Al-Quran.
Hingga akhirnya dewan penyusunan Qur'an membuat sejumlah salinan naskah Al Qur'an untuk dikirimkan ke berbagai wilayah sebagai pedoman yang benar.
Pada masa khalifah Utsman, perluasan wilayah Islam juga terus dilanjutkan. Daerah strategis yang telah dikuasai Islam, seperti Mesir dan Irak terus dilindungi dan dikembangkan.
Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib masuk Islam ketika masih belia. Ia merupakan kalangan anak-anak pertama yang masuk Islam, sehingga termasuk golongan As-Sabiqunal Awwalun.
Ali merupakan keponakan dan menantu Nabi Muhammad. Ia adalah putra Abu Thalib bin Abdul Muthalib, yakni paman Rasul. Dan ia juga menikahi putri Rasulullah, yakni Fatimah Az-Zahra.
Rasulullah mengungkapkan kedudukan Ali di sisinya seperti kedudukan Nabi Harun di sisi Nabi Musa.
Diriwayatkan dari Sa'ad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, dari Ibrahim bin Sa'ad bin Waqqash, dari ayahnya yang menuturkan bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Ali: 'Apakah engkau tidak ridha kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa?'.
Ali bin Abi Thalib terpilih untuk menggantikan Utsman bin Affan sebagai khalifah. Ia dilantik oleh Thalhah bi Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Sa'ad bin Abi Waqqash, yang kemudian diikuti oleh banyak orang, baik dari kalangan Anshar maupun Muhajirin.
Pada masa kekhalifahannya, Ali bin Abi Thalib menarik kembali tanah hibah yang telah dibagikan Utsman bin Affan kepada kerabatnya ke kepemilikan negara. Ia juga menurunkan gubernur yang tidak disenangi rakyat.
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina