Kalimat la tahzan innallaha ma'ana sering menjadi penguat saat seseorang merasa sedih, cemas, atau berada di titik lelah. Ungkapan ini kerap diucapkan untuk menenangkan diri, terutama ketika hati sedang diliputi rasa takut atau merasa sendirian menghadapi masalah hidup. Meski terdengar singkat, kalimat ini memiliki makna yang dalam dan menyejukkan hati.
Dalam ajaran Islam, kalimat la tahzan innallaha ma'ana bukan sekadar kata penyemangat. Ungkapan ini bersumber dari Al-Qur'an dan mengandung pesan keimanan tentang kehadiran dan pertolongan Allah SWT bagi hamba-Nya yang sedang diuji.
Untuk merasakan ketenangan dari kalimat ini secara utuh, penting untuk memahami arti la tahzan innallaha ma'ana, serta makna yang terkandung di dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti dan Bacaan La Tahzan Innallaha Ma'ana
Kalimat la tahzan innallaha ma'ana adalah bagian dari ayat Al-Qur'an yang terdapat dalam surah At-Taubah ayat 40. Ungkapan ini sering dibaca sebagai penguat hati dan penenang saat seseorang sedang merasa sedih atau gelisah. Adapun tulisan Arab, latin, dan arti la tahzan innallaha ma'ana sebagai berikut:
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
Lâ taḫzan innallâha ma'anâ
Artinya: "Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."
Berikut bacaan lengkap ayatnya:
اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Artinya: "Jika kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad), sungguh Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah satu dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya, "Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka, Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Nabi Muhammad), memperkuatnya dengan bala tentara (malaikat) yang tidak kamu lihat, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu seruan yang paling rendah. (Sebaliknya,) firman Allah itulah yang paling tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Mengutip buku Satu Kata Seribu Makna karya Raisa Kayla Amini dan Ali Alamsyah Kusumadinata, hidup pada hakikatnya adalah sebuah perjalanan. Ada hari-hari yang dipenuhi kebahagiaan, ada pula waktu ketika kesedihan datang. Dalam kondisi apa pun, manusia diajak untuk tetap berpegang teguh pada ajaran Allah SWT, salah satunya melalui pesan menenangkan dalam kalimat la tahzan innallaha ma'ana.
Berdasarkan Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI atas surah At-Taubah ayat 40, ayat ini menegaskan bahwa pertolongan Allah SWT tidak bergantung pada dukungan manusia. Perjuangan Nabi Muhammad SAW tetap berada dalam lindungan Allah SWT meski tanpa bantuan orang-orang musyrik yang meragukan dakwah beliau.
Peristiwa ini tampak jelas saat Nabi Muhammad SAW dikepung oleh kaum Quraisy yang berniat mencelakainya. Dengan pertolongan Allah SWT, Nabi SAW berhasil keluar dari kepungan dan bersembunyi di Gua Tsur bersama sahabat setianya, Abu Bakar RA. Dalam situasi genting tersebut, Abu Bakar RA sempat merasa cemas, lalu Nabi Muhammad SAW menenangkannya dengan kalimat, "Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."
Selama berada di dalam Gua Tsur, Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar RA senantiasa berada dalam perlindungan Allah SWT. Allah SWT memberikan ketenangan hati dan pertolongan yang tidak terlihat, sehingga keduanya selamat dan niat buruk kaum Quraisy pun gagal. Kalimat la tahzan innallaha ma'ana pun menjadi simbol keyakinan, ketenangan, dan kepercayaan penuh kepada pertolongan Allah SWT.
Pada dasarnya, rasa sedih dan sakit hati yang sedang dirasakan tidak akan berlangsung selamanya. Karena itu, saat seorang muslim tengah menghadapi cobaan berat atau hati terasa terluka, ia diajak untuk bersabar dan ikhlas menjalaninya, sambil tetap yakin bahwa Allah SWT akan mengganti kesedihan tersebut dengan kebahagiaan pada waktunya.
Penting juga untuk diingat bahwa Allah SWT tidak pernah memberi ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Setiap cobaan selalu disertai dengan pertolongan dan jalan keluar. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 286,
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu'ākhiżnā in nasīnā au akhṭa'nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣran kamā ḥamaltahū 'alal-lażīna min qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih(ī), wa'fu 'annā, wagfir lanā, warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal qaumil-kāfirīn(a).
Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) 'Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir'."
Dalil Anjuran Menghibur Orang yang Bersedih
Saat melihat orang lain sedang diliputi kesedihan, sebagai sesama muslim kita dianjurkan untuk hadir dan tidak membiarkannya merasa sendirian. Memberi dukungan, kata-kata yang menenangkan, atau sekadar menemani sudah menjadi bentuk kepedulian yang berarti.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk saling menguatkan ketika ada saudara yang tertimpa musibah. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin yang bertakziah (menghibur hari orang yang ditimpa mendapatkan musibah) saudaranya yang ditimpa musibah, kecuali pasti Allah Azza wa Jalla akan memberinya pakaian kemuliaan kelak di hari kiamat." (HR Ibnu Majah dan Baihaqi)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda, "Siapa pun yang menghibur orang yang ditimpa musibah, maka baginya pahala sebagaimana orang yang dihiburnya." (HR Ibnu Majah)
Melalui ajaran ini, Islam mengingatkan bahwa menguatkan hati orang yang sedang bersedih bukan hanya meringankan bebannya, tetapi juga menjadi amal kebaikan yang bernilai besar di sisi Allah SWT.
Selain itu, Allah SWT mengajarkan agar seorang muslim tidak larut dalam kesedihan dan tetap merasa ditemani oleh pertolongan-Nya.
Allah SWT juga menenangkan hati orang yang sedang diuji melalui firman-Nya dalam surah Asy-Syarh ayat 5 dan 6,
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ٥ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ ٦
Artinya: "Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan."
Kedua ayat di atas menegaskan bahwa setiap kesulitan selalu disertai kemudahan. Pesan ini menguatkan keyakinan bahwa kesedihan tidak akan berlangsung selamanya.
Membaca Al-Qur'an Bisa Mengobati Hati yang Sedih
Mengutip buku Berserah Bukan Pasrah: Hidup Memang Berat, Tapi Allah Selalu Memeluk Erat karya Ratnani Latifah, saat seseorang berada dalam tekanan hidup, hati diliputi kesedihan, dan pikiran terasa gelisah, membaca Al-Qur'an dapat menjadi penenang yang menyejukkan. Dengan izin Allah SWT, rasa gelisah perlahan mereda dan hati kembali menemukan ketenteraman.
Masalah dan ujian adalah bagian dari perjalanan hidup yang tidak bisa dihindari. Namun, Allah SWT telah menghadirkan Al-Qur'an sebagai pegangan dan obat bagi hati. Bahkan ketika maknanya belum sepenuhnya dipahami, lantunan ayat-ayat Al-Qur'an tetap mampu menghadirkan rasa tenang di dalam jiwa. Inilah salah satu bentuk rahmat besar yang Allah SWT titipkan kepada hamba-Nya.
Menjadikan Al-Qur'an sebagai teman dalam menjalani hidup dapat membantu seseorang menjadi pribadi yang lebih sabar, tabah, dan ikhlas. Bersama Al-Qur'an, hati dilatih untuk lebih banyak bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah SWT dalam setiap keadaan.
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
Sosok Pria Muslim Hentikan Penembakan Massal Yahudi di Pantai Bondi
Benarkah Malaikat Tidak Masuk Rumah yang Ada Anjingnya? Ini Penjelasan Ulama
Bolehkah Rujuk Tanpa Menikah Ulang Setelah Talak 1?