Ini Alasan Jin Suka Menetap di Rumah Kosong

Ini Alasan Jin Suka Menetap di Rumah Kosong

Salsa Dila Fitria Oktavianti - detikHikmah
Rabu, 03 Des 2025 19:00 WIB
Ini Alasan Jin Suka Menetap di Rumah Kosong
Ilustrasi jin. Foto: h9images/Freepik
Jakarta -

Dikutip dari buku Sejarah Agama Manusia karya Mohammad Zazuli, selain malaikat dan iblis, Islam juga mengajarkan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk lain yang tidak tampak oleh penglihatan manusia, yaitu golongan jin dan setan.

Secara etimologis, kata "jin" berasal dari bahasa Arab janna atau ijtinan yang berarti "tersembunyi" atau "tidak terlihat." Berbeda dengan manusia, yang diciptakan dari tanah, jin diciptakan dari unsur api (naar) dan memiliki kemampuan melihat manusia, sementara manusia tidak dapat melihat mereka.

Masih dalam penjelasan yang sama, jin digambarkan sebagai makhluk yang mampu berubah bentuk, menjelma dalam ukuran besar maupun kecil, dan sebagian dari mereka memiliki ciri seperti tanduk, ekor, bahkan kemampuan untuk terbang. Jin juga berkembang biak layaknya manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Jin Suka Menetap di Rumah Kosong

Dalam buku Sejarah Agama Manusia, jin disebut menyukai tempat-tempat yang kotor, lembap, dan tidak terawat, serta lokasi-lokasi yang sepi dari aktivitas manusia, seperti kuburan, rumah kosong, gua, gunung, laut, padang pasir, pepohonan besar, hingga batu-batu besar.

Menurut buku Belajar Ruqyah Mandiri dan Menjadi Praktisi Ruqyah oleh Wafi Marzuqi Ammar, bangsa jin lebih memilih tinggal di tempat yang tidak dihuni manusia, seperti padang pasir, hutan, rumah kosong dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan gambaran tersebut, para ulama kemudian menjelaskan bahwa rumah yang dibiarkan kosong dalam waktu lama memiliki karakteristik yang mirip dengan tempat-tempat yang memang disukai jin, yaitu sepi, tidak terawat, dan minim aktivitas manusia. Karena itu, rumah kosong menjadi salah satu lokasi yang cenderung dihuni oleh mereka.

Syaikh Wahid Abdussalam Bali menceritakan bahwa beliau pernah bertanya kepada jin muslim, "Apakah kamu tinggal di dalam toilet?" Jin itu menjawab, "Tidak." Syaikh Wahid kemudian bertanya lagi, "Padahal dalam hadits disebutkan bahwa bangsa jin tinggal di toilet dan tempat-tempat kotor."

Jin tersebut menjawab, "Benar, tetapi itu khusus jin kafir. Mereka menyukai tempat yang najis dan kotor." Syaikh Wahid lalu menambahkan pengamatannya bahwa jin-jin kafir memang sangat tidak menyukai bau harum, terutama wewangian seperti kesturi, sementara jin-jin muslim justru menyukainya sebagaimana manusia beriman.

Keterangan ini memperkuat hadits sebelumnya bahwa bangsa jin, terutama jin kafir, memang condong kepada tempat-tempat yang kotor, baik secara lahir maupun maknawi. Secara lahir, jin menyukai tempat yang najis, kumuh, dan tidak terurus. Secara maknawi, mereka menyenangi lokasi-lokasi maksiat.

Dari sini dapat dipahami mengapa rumah atau ruangan yang dibiarkan kosong, jarang dimasuki, dan tidak terawat sering kali menjadi tempat favorit bagi jin. Tempat seperti itu lambat laun menjadi kotor, lembap, gelap, dan tidak tersentuh aktivitas manusia, sehingga semakin sesuai dengan sifat dan kesukaan mereka.

Meski rumah kosong lebih berpotensi menjadi tempat favorit bangsa jin karena jarang tersentuh manusia dan cenderung kotor, bukan berarti rumah yang dihuni pun aman sepenuhnya dari keberadaan atau gangguan mereka.

Dalam kondisi tertentu, rumah yang ditempati manusia juga bisa menjadi tempat masuknya jin, tergantung faktor-faktor yang memudahkan mereka untuk hadir atau bertahan di dalamnya.

Dikutip dari buku Halal-Haram Ruqyah: Tuntunan Syariah Mengatasi Sihir, Gangguan Jin dan Berbagai Penyakit Rohani dan Jasmani karya Musdar Bustamam Tambusai, Syaikh Usamah bin Yasin menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab munculnya gangguan jin di dalam rumah.

Salah satu penyebabnya adalah sihir. Dalam banyak kasus, gangguan tersebut terjadi karena adanya praktik guna-guna atau tindakan sejenisnya. Tukang sihir biasanya mengutus jin untuk mengganggu penghuni rumah sesuai permintaan pihak tertentu.

Bentuk gangguannya pun bisa beragam, mulai dari mengusik kondisi fisik dan mental hingga mengganggu keadaan rumah itu sendiri, seperti memicu kebakaran atau kerusakan lain. Meski demikian, membuktikan adanya sihir secara pasti bukanlah hal yang mudah.

Penyebab lainnya adalah ketidaksengajaan penghuni rumah yang tanpa sadar menyakiti jin yang kebetulan berada di tempat tersebut. Misalnya, menyiram air panas ke sudut gelap rumah atau ke kamar mandi di mana jin mungkin sedang berada.

Tips agar Jin Enggan Tinggal di Rumah

Secara prinsip, pemilik rumah memang bebas melakukan apa pun di dalam rumahnya. Namun bila keberadaan atau aktivitas tersebut secara tidak sengaja menyakiti jin yang sedang berada di dalamnya, ia bisa marah dan membalas dengan mengganggu. Karena itu, menjaga suasana rumah agar tetap bersih secara lahir dan batin menjadi sangat penting.

Untuk mencegah hal tersebut, rumah perlu dijadikan tempat yang tidak nyaman bagi jin, terutama jin yang jahat, misalnya dengan menghadirkan amalan-amalan yang membuat mereka enggan tinggal.

Rumah yang rutin dibacakan Al-Qur'an, dipenuhi dzikir, dan dihiasi kegiatan kebaikan biasanya lebih terlindungi dari gangguan semacam ini. Sebaliknya, rumah yang jarang diisi ibadah atau jauh dari dzikir akan lebih mudah ditempati dan diganggu oleh jin.

Dan, ketika memasuki rumah, hendaknya membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللَّهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللَّهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا.

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu tempat masuk yang terbaik dan tempat keluar yang terbaik. Dengan Nama Allah kami masuk dan dengan Nama Allah kami keluar, dan pada Allah Tuhan kamilah kami bertawakal." (HR. Abu Daud).

Dengan memahami hal ini semoga membantu kita menjaga rumah agar tetap aktif, bersih, dan tidak dibiarkan terbengkalai. Aktivitas manusia di dalamnya menjadi bentuk penjagaan alami dari gangguan makhluk gaib.

Wallahu a'lam




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads