Jin termasuk makhluk gaib yang tidak bisa dilihat secara langsung, Islam menjelaskan bahwa jin hidup berdampingan dengan manusia dan memiliki tempat-tempat tertentu yang disukai. Memahami hal ini bukan untuk menakut-nakuti, akan tetapi supaya kita lebih hati-hati dan menjaga adab sesuai ketentuan agama.
Menurut Ensiklopedia Ruqyah karya Iding Sanus, ada sejumlah lokasi yang dalam ajaran Islam digambarkan sebagai tempat yang sering dihuni atau dilewati oleh jin. Hal ini menunjukkan bahwa jin, sebagaimana manusia, juga memiliki area tinggal, tempat berkumpul, dan ruang-ruang yang biasa mereka tempati.
7 Tempat yang Jadi Sarang Jin
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa secara umum jin menetap di beberapa jenis tempat yaitu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Laut
Jin kafir suka tinggal di laut terutama Jin air atau sering kita sebut Jin ghowwas. Bahkan dituliskan bahwa singgasana iblis juga berada di lautan sebagaimana hadits dalam shahih Muslim.
Dari Jabir radhiallahu 'anhu dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَذْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةٌ
"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya,"
2. Lubang
Rasulullah SAW melarang umatnya kencing di lubang, baik lubang yang tampak seperti sarang binatang atau yang mirip dengan itu. Selain karena dapat menyakiti binatang, bisa jadi lubang tersebut adalah tempat tinggal Jin.
لا يَبُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ فِي جُحْرٍ قَبْلَ لِقَتَادَةَ وَمَا يُكْرَهُ مِنَ الْبَوْلِ في الجحر قَالَ يُقَالُ إِنَّهَا مَسَاكِنُ الْجِنِّ
"Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di lubang" Mereka bertanya kepada Qataadah "Apa yang menyebabkan dibencinya kencing di lubang?". Qataadah menjawab: "Dikatakan bahwa ia adalah tempat tinggal Jin"
3. Toilet dan Tempat Najis
Tempat-tempat najis dan kotor sangat disukai oleh para jin kafir. Tempat-tempat kotor yang dimaksud adalah seperti kamar mandi, tempat sampah, kandang hewan.
Sehingga Rasulullah SAW mengajarkan doa masuk kamar mandi dengan doa meminta perlindungan kepada Allah dari setan jantan dan setan betina.
Rasulullah SAW bersabda;
إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوْشَ مُحْتَضَرَةٌ، فَإِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ الْخَلَاءَ فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
"Sesungguhnya tempat pembuangan kotoran ini didatangi (Jin). Oleh karena itu, jika salah seorang di antara kalian mendatangi toilet, hendaknya mengatakan 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari jin laki-laki dan jin perempuan"
Dalam hadits dari Zaid bin Arqam, Nabi Muhammad SAW bersabda,
إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ
"Sesungguhnya tempat buang air ini dikerumuni setan." [HR. Ahmad 19331, Abu Daud 6, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth]
4. Pasar
Salman al-Farisi pernah berwasiat kepada para sahabat yang lain:
وَقَالَ سَلْمَانُ الفَارِسِي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَا تَكُونَنَّ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ السُّوقَ ، وَلَا آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا ، فَإِنَّهَا مَعْرَكَةُ الشَّيْطَانِ ، وَبِهَا يَنْصِبُ رَايَتَهُ
"Kalau bisa, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar dari pasar, karena pasar itu merupakan tempat berseterunya para setan. Dan di pasarlah setan menancapkan benderanya"
5. Tempat Kosong Atau Tak Berpenghuni
Yang dimaksud dengan tempat kosong, sepi dan tidak berpenghuni ini adalah seperti kuburan, lembah, padang pasir. Karena hakikatnya bangsa jin menyukai tempat-tempat yang sepi, mereka tidak menyukai keramaian. Dalam sebuah hadits diceritakan;
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ - ذَاتَ لَيْلَةٍ فَفَقَدْنَاهُ فَالْتَمَسْنَاهُ في الْأَوْدِيَةِ وَالشَّعَابِ فَقُلْنَا اسْتُطِيرَ أَوِ اغْتِيلَ قَالَ فَبِتْنَا بِشَرِ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا هُوَ جَاءٍ مِنْ قِبَلِ حِرَاءٍ - قَالَ - فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَدْنَاكَ فَطَلَبْنَاكَ فَلَمْ نَجِدْكَ فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِمَا قَوْمٌ. فَقَالَ « أَتَانِي دَاعِي الْجِنِّفَذَهَبْتُ مَعَهُ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ. قَالَ فَانْطَلَقَ بِنَا فَأَرَانَا آثَارَهُمْ وَآثَارَ نِيرَائِهِمْ وَسَأَلُوهُ الزَّادَ فَقَالَ لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ يَقَعُ فِي أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا وَكُلُّ بَعَرَةٍ عَلَفٌ لِدَوَائِكُمْ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَلَا تَسْتَنْجُوا بِهِمَا فَإِنَّهُمَا طَعَامُ إِخْوَانِكُمْ.
Dari Ibnu Mas'ud RA, ia berkata:
"Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak mendapatkannya). Kami lalu berkata: "Rasulullah SAW telah diculik dan disandera." Pada malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami lalu berkata, "Ya Rasulullah SAW malam tadi kami betul-betul kehilangan Anda, lalu kami cari-cari kesana kemari akan tetapi kami tidak menemukan Anda. Lalu kami tidur dengan sangat tidak menyenangkan."
Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Malam tadi aku didatangi oleh utusan dari kelompok jin, ia membawa saya pergi menemui kaumnya untuk mengajarkan Al-Qur'an."
Ibnu Mas'ud kemudian berkata kembali, "Lalu kami diajak oleh Rasulullah untuk melihat bekas-bekas tempat dan perapian mereka (kelompok jin)." Para jin itu kemudian bertanya kepada Rasulullah mengenai makanan mereka.
Rasulullah SAW menjawab, "Makanan kalian itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama Allah serta semua tahi (kotoran) binatang ternak kalian."
Rasulullah kemudian melanjutkan sabdanya, "Oleh karena itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan saudara kalian (golongan jin)." (HR Muslim)
Rasulullah kemudian melanjutkan sabdanya, "Oleh karena itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan saudara kalian (golongan jin)." (HR Muslim)
Tempat kosong dalam hal ini juga termasuk kamar di rumah, di mana bangsa jin sering kali berada di atas tempat tidur atau kasur. Setiap tempat tidur yang ditinggalkan akan menjadi tempat bagi jin untuk berbaring. Bahkan, tempat tidur yang sama yang biasa digunakan oleh penghuni rumah.
Al-Hafizh Ibnu Abi Ad-Dunya mencatat dalam 'Maka'id Asy-Syaithan', Al-Qurasyi berkata, bapakku memberitahu kami, Husyaim memberitahu kami, dari Isma'il bin Abi Khalid, dari Qais bin Abi Hazim, dia berkata, "Tidaklah ada tempat tidur di dalam rumah yang tidak ditiduri kecuali setan menidurinya."
6. Tempat Teduh dan Panas
Terdapat beberapa riwayat yang menegaskan larangan untuk duduk di tempat yang terkena teduh dan panas.
Diantaranya dari Abu Hurairah Radhiyaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الشَّمْسِ فَقَلَصَ عَنْهُ الظُّلُ، فَصَارَ بَعْضُهُ فِي الشَّمْسِ وَبَعْضُهُ فِي الظِّلِّ فَلْيَقُمْ
"Jika kalian berada di tempat yang panas, lalu tiba-tiba bayangan bangunan menutupi kita sebagian sehingga terkena teduh, maka hendaknya dia pindah."
Dalam riwayat lain, dari Abu lyadh, dari salah seorang sahabat Nabi, beliau mengatakan,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُجْلَسَ بَيْنَ الضّحو الظلِّ وَ قَالَ مَجْلِسُ الشَّيْطَانِ
"Rasulullah SAW melarang duduk di antara tempat yang terkena panas dan tempat yang terkena bersabda, 'Itu adalah tempat naungannya. Itu adalah tempat duduknya setan."
Nabi memberi alasan larangan di atas karena tempat tersebut adalah tempatnya setan, sementara kita dilarang menyerupai setan. Ibnu Manshur pernah bertanya kepada Imam Ahmad, "Benarkah duduk di tempat yang terkena teduh dan panas itu makruh?" Jawab Imam Ahmad, "Itu makruh. Bukankah sudah ada larangan tentang ini?"
Karena itu, bagi mereka yang duduk di tempat yang terkena teduh dan panas, atau mereka yang duduk di tempat yang semua kena panas, agar dia berpindah ke tempat yang semuanya terkena teduh.
Rasulullah bersabda;
عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ: رَآنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أَنَا قَاعِدٌ فِي الشَّمْسِ، فَقَالَ: تَحَوَّلْ إِلَى الظل
Dari Qais bin Abi Hazim dari ayahnya, beliau bercerita, "Nabi melihat aku duduk di bawah terik matahari, lalu beliau bersabda, 'Pindahlah ke tempat teduh!"
7. Tempat Terdapat Patung-patung
Dikutip dari buku Semua Permasalahan Tentang Jin, Mulai A Sampai Z oleh Syaikh Ridha Pasya, salah satu tempat-tempat dalam rumah yang paling disukai jin untuk tinggal salah satunya adalah tempat-tempat yang terdapat patung dan lukisan bernyawa.
Rasulullah SAW bersabda:
(( لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا تَصَاوِيرُ))
"Para Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat anjing dan patung-patung (lukisan) di dalamnya."
Mengetahui tempat-tempat yang disukai jin bukan untuk menimbulkan rasa takut, melainkan supaya kita lebih menjaga diri dengan dzikir dan adab yang diajarkan Islam. Selama kita mendekat kepada Allah, insyaAllah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
(lus/lus)












































Komentar Terbanyak
MUI: Nikah Siri Sah tapi Haram
Daftar Besaran Biaya Haji Reguler 2026 Tiap Embarkasi Daerah
Menag: Orang Arab Harus Belajar Islam di Indonesia