Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau seluruh umat Islam di Indonesia untuk membantu meringankan beban korban banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Imbauan ini disampaikan melalui MUI Digital pada Senin (01/12/2025).
Bentuk bantuan yang dapat diberikan meliputi harta, tenaga, doa, maupun segala sesuatu yang dapat membantu para korban.
Seruan tersebut tertuang dalam mau'izhah tertulis yang ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI KH Cholil Nafis dan Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan, bertanggal 30 November 2025. Dalam pernyataan tersebut, MUI menyampaikan tujuh poin imbauan kepada umat Islam Indonesia. Berikut penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Imbauan Sholat Ghaib untuk Korban Bencana
MUI mengajak umat Islam melaksanakan sholat ghaib serta membaca doa qunut nazilah bagi para korban banjir dan longsor di NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan wilayah terdampak lainnya.
2. Pemanfaatan Rumah Ibadah sebagai Pusat Penanganan Darurat
Masjid, mushola, pesantren, dan sekolah yang tidak terdampak diminta dimaksimalkan sebagai pusat penanganan darurat. Fungsinya meliputi tempat pengungsian sementara, layanan trauma healing, dukungan psikososial, hingga sarana muhasabah dan berzikir.
3. Seruan untuk Dai dan Penceramah Menyebarkan Pesan Penyejuk
Para dai, khatib, penceramah, dan guru ngaji dianjurkan aktif menyampaikan materi dakwah yang menenangkan dan menguatkan di tengah musibah melalui media sosial dan mimbar Jumat.
4. Apresiasi kepada Pemerintah Daerah dan Pusat
MUI memberikan penghargaan kepada pemerintah pusat dan daerah yang telah bergerak cepat menangani bencana. Termasuk evakuasi korban hingga penyaluran bantuan darurat berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan tenda hunian sementara.
5. Penyaluran Bantuan melalui Lembaga Resmi
Umat Islam dianjurkan menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui BAZNAS atau organisasi keagamaan sebagai wujud solidaritas dan empati yang bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
6. Tingkatkan Ibadah di Tengah Ujian
Umat Islam yang terdampak bencana diimbau tetap menjaga sholat lima waktu sesuai kemampuan dan kondisi di lapangan, berpedoman pada panduan fikih sholat.
7. Kepatuhan Pelaku Usaha terhadap Aturan Lingkungan
MUI menekankan pentingnya pelaku usaha mematuhi peraturan terkait lingkungan demi menjaga kelestarian alam. Upaya ini diperlukan untuk mencegah kerusakan hutan yang dapat memicu banjir, longsor, dan bencana lain.
MUI Desak Pemerintah Tetapkan Bencana Sumatera sebagai Bencana Nasional
Melihat besarnya kerusakan, jumlah korban, dan kerugian akibat banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar meminta pemerintah segera menetapkan musibah tersebut sebagai Bencana Nasional. Seruan ini disampaikan melalui MUI Digital pada Senin (01/12/2025).
"Apalagi banyak daerah bencana di Sumatera seperti Aceh, Sumut dan Sumbar ini telah meluluhlantakkan seluruh infrastruktur seperti jalan dan jembatan, juga rumah penduduk serta gedung sekolah, tempat peribadatan. Bahkan tidak sedikit korban yang belum ketemu bahkan belum tersentuh bantuan. Sisi lain, kemampuan pemerintah daerah juga sangat terbatas," ujar Kyai Anwar, Sabtu (29/11/2025).
Ia menilai penetapan status Bencana Nasional diperlukan agar penanganan dapat dilakukan secara menyeluruh. Beberapa wilayah terdampak bahkan belum bisa dijangkau relawan karena kerusakan jalur transportasi, sehingga akses terpaksa menggunakan jalur udara.
Hingga kini, belum semua korban dapat ditangani dengan baik. Banjir masih berlangsung di beberapa wilayah Aceh Timur, sementara komunikasi terputus sehingga menyulitkan identifikasi kondisi di lapangan.
"Sinyal HP saja tidak ada, sehingga ini semakin memberatkan. Belum lagi kelangkaan BBM dan mulai naiknya harga-harga kebutuhan pokok masyarakat," tambahnya.
Kiai Anwar juga mengajak masyarakat berpartisipasi membantu korban bencana di Sumatera, sekaligus mengingatkan agar setiap bantuan tetap dikoordinasikan dengan petugas agar penyalurannya tepat sasaran.
Update Korban Banjir-Longsor Sumut
Dilansir Detik News, BPBD Sumatera Utara kembali menginformasikan perkembangan jumlah korban banjir dan longsor di wilayah tersebut. Hingga hari ini, tercatat 240 orang meninggal dunia dan 182 orang masih hilang.
"Data sementara meninggal dunia 240 orang, hilang 182 orang," berdasarkan laporan yang dikirim Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih, Senin (1/12/2025).
"Data sementara meninggal dunia 240 orang, hilang 182 orang," demikian laporan yang disampaikan Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, Senin (1/12/2025).
Dari laporan tersebut, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menjadi daerah dengan korban terbanyak, yaitu 82 orang meninggal dan 104 orang hilang.
Selain itu, menurut laporan terdapat 614 orang yang terluka. Sedangkan jumlah pengungsi mencapai 73.199 orang.
(lus/lus)












































Komentar Terbanyak
MUI: Nikah Siri Sah tapi Haram
Daftar Besaran Biaya Haji Reguler 2026 Tiap Embarkasi Daerah
Menag: Orang Arab Harus Belajar Islam di Indonesia