- Pengertian Qalbun Salim
- Ciri-ciri Qalbun Salim 1. Takut Pada Allah dan Siksaan-Nya 2. Memiliki Niat Ikhlas karena Allah 3. Memiliki Rasa Cinta kepada Allah
- Karakter Qalbun Salim dalam Al-Qur'an 1. Tunduk dan Patuh Atas Perintah Allah 2. Sabar dan Tawakal kepada Allah 3. Hanif 4. Peduli 5. Shiddiq (Jujur/Benar)
Setiap muslim tentu mendambakan hati yang bersih dan tenang. Dalam ajaran Islam, kondisi hati terbaik yang menjadi bekal di hari akhir nanti dikenal dengan istilah qalbun salim.
Istilah qalbun salim memiliki kedudukan istimewa di dalam Al-Qur'an, bahkan dikaitkan erat dengan sosok Nabi Ibrahim AS. Seperti apa sebenarnya hakikat dari hati yang selamat? Bagaimana kriterianya?
Pengertian Qalbun Salim
Dinukil dari buku Hati, Penyakit dan Obatnya oleh Abu Ubaidillah al-Bamalanjy, para ulama berbeda-beda dalam mengartikan qalbu salim. Syekh Mushthafa al-Adawi menyebutkan tujuh pendapat para ulama tentang makna qalbu salim dalam kitab Syifa 'ul Qulub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pendapatnya, hati yang salim adalah hati yang selamat dari kesyirikan dan kecintaan terhadap pelaku syirik. Selamat dari kesyirikan, selamat dari bid'ah, selamat dari dosa-dosa dan maksiat, selamat dari berbagai belenggu, selamat dari dengki. Hati yang memiliki sifat-sifat terpuji, bersih dari sifat-sifat rendahan. Yaitu hati yang merasa takut dan gentar terhadap Allah azza wa jalla.
Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan hati yang salim adalah selamat dari segala kerusakan dan perkara yang dibenci. Yaitu yang pada-Nya hanya ada kecintaan kepada Allah SWT, rasa takut kepada-Nya dan kepada apa yang menjauhkan dari-Nya.
Ciri-ciri Qalbun Salim
Terdapat beberapa ciri qalbun salim menurut Syekh Sa'ad bin Nasir Asy-Syasri yang dikutip dari buku Ruqyah Syar'iyyah oleh Sulthan Adam. Kriteria baiknya hati atau qalbun salim sebagai berikut.
1. Takut Pada Allah dan Siksaan-Nya
Ciri-ciri orang yang memiliki hati baik atau qalbun salim adalah dia yang memiliki rasa takut kepada Allah SWT dan siksaan-Nya. Maka dia akan terhindar dari prasangka buruk dan perbuatan tercela yang akan menjerumuskannya ke neraka.
2. Memiliki Niat Ikhlas karena Allah
Ciri-ciri kedua adalah memiliki niat ikhlas karena Allah SWT. Melakukan ibadah atas dasar mendekatkan diri kepada Allah, serta meninggalkan maksiat melainkan hanya untuk mencari ridha Allah SWT.
3. Memiliki Rasa Cinta kepada Allah
Ciri-ciri ketiga ialah memiliki rasa cinta kepada Allah SWT, melakukan perbuatan baik, serta mencintai dan taat dalam menjalankan perintah-Nya.
Karakter Qalbun Salim dalam Al-Qur'an
Dinukil dari artikel Jurnal Al-Muhafidz Vol 1 Nomor 1 (2022) berjudul Makna Qolbun Salim Dalam Al-Qur'an karya Ali Zaenal Arifin, dijelaskan bahwa karakter qalbun salim dalam Al-Qur'an memiliki kaitan erat dengan sifat atau karakter yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah As-Saffat ayat 83-84,
وَاِنَّ مِنْ شِيْعَتِهٖ لَاِبْرٰهِيْمَ ۘ ٨٣ اِذْ جَاۤءَ رَبَّهٗ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍۙ ٨٤
Artinya: "Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) Ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang selamat."
Karakter Nabi Ibrahim AS yang menunjukkan bahwa beliau memiliki sifat qalbun salim dalam Al-Qur'an antara lain.
1. Tunduk dan Patuh Atas Perintah Allah
Salah satu bukti kepatuhan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT adalah ketika menjalankan perintah untuk meninggalkan Ka'bah dan menyembelih Ismail anak kesyangannya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 124,
۞ وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ ١٢٤
Artinya: (Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, "Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, "(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku." Allah berfirman, "(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim."
2. Sabar dan Tawakal kepada Allah
Bentuk kesabaran dan tawakal Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT adalah ketika ia menerima perintah untuk meletakkan anak dan istrinya, yakni Hajar dan Ismail di Makkah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ibrahim ayat 37,
رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ ٣٧
Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur."
3. Hanif
Karakter selanjutnya yang dimiliki Nabi Ibrahim AS ialah sosok yang hanif, yaitu sifat berpaling dari keburukan dan condong terhadap kebaikan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 120,
اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ ١٢٠
Artinya: "Sesungguhnya Ibrahim adalah imam (sosok anutan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan bukan termasuk orang-orang musyrik."
4. Peduli
Salah satu sifat kepedulian Nabi Ibrahim AS di dalam Al-Qur'an ialah kepeduliannya terhadap keluarganya. Nabi Ibrahim AS merupakan anak dari seorang penyembah berhala, beliau menyadari bahwa hal yang dilakukan oleh orang tuanya adalah kesesatan.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Maryam ayat 45,
يٰٓاَبَتِ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيْطٰنِ وَلِيًّا ٤٥
Artinya: "Wahai Bapakku, sesungguhnya aku takut azab dari (Tuhan) Yang Maha Pemurah menimpamu sehingga engkau menjadi teman setan."
5. Shiddiq (Jujur/Benar)
Nabi Ibrahim AS merupakan sosok yang mendapatkan gelar sebagai orang jujur/benar oleh Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Maryam ayat 41,
وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِبْرٰهِيْمَ ەۗ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا ٤١
Artinya: "Ceritakanlah (Nabi Muhammad, kisah) Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an)! Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar dan membenarkan lagi seorang nabi."
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
MUI: Nikah Siri Sah tapi Haram
Fatwa MUI: Bumi & Bangunan Hunian Tak Boleh Kena Pajak Berulang
Rapat Ulama PBNU Sepakat Gus Yahya Tak Mundur, Tetap Menjabat Ketum