×
Ad

Bacaan Surat Ad Dhuha Ayat 1-11 dan Kisah di Balik Kegundahan Rasulullah

Tia Kamilla - detikHikmah
Sabtu, 15 Nov 2025 06:00 WIB
Al-Qur'an. Foto: Getty Images/iStockphoto/mgstudyo
Jakarta -

Surat Ad Dhuha merupakan surat ke-93 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 11 ayat. Menurut buku Tafsir Al-Quran 6 (Adh-Dhuha) karya Ustad Dr. Afif Muhammad, Nama "Ad Dhuha diambil dari ayat pertama yang berisi sumpah Allah SWT dengan waktu Dhuha. Jika Allah SWT bersumpah dengan waktu Dhuha, maka waktu ini merupakan waktu yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Surat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari salat sunnah Dhuha, yaitu salat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari saat Waktu Dhuha untuk meminta diberikan kelancaran rezeki oleh Allah SWT.

Surat Ad-Dhuha tergolong surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Berikut bacaan lengkap Surat Ad-Dhuha beserta arti dan asbabun nuzul atau kisah turunnya surat Ad Dhuha secara lengkap.
Merujuk buku Berpikir Positif dengan Al-Qur'an & Al Hadis Itu Ada Seninya karya Ust. Heri Kurniawan Tadjid, asbabun nuzul atau sebab turunnya surat Ad-Dhuha yang telah disepakati oleh para mufasir, dalam sebuah riwayat, surat Ad-Dhuha diturunkan saat Rasulullah SAW sedang memiliki kegelisahan di hatinya. Kegelisahan ini muncul karena jeda wahyu yang diturunkan cukup lama kepada Nabi Muhammad SAW.

Bagi orang-orang kafir yang menentang dakwah Nabi Muhammad SAW, peristiwa ini mereka anggap sebagai peluang besar untuk menghentikan penyebaran Islam di Makkah. Mereka mulai menyebarkan rumor dan pikiran negatif ke masyarakat bahwa Allah SWT telah meninggalkan dan membenci Nabi Muhammad SAW. Saat itu, umat Islam menjadi takut karena telah ditinggalkan Allah SWT yang diharapkan dapat melindungi mereka.

Namun, usaha orang-orang kafir menjadi sia-sia, karena tidak lama kemudian turunlah ayat-ayat dalam surat Ad Dhuha yang mengusir rumor serta kegelisahan dan kesedihan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Ayat ke-3 surat Ad Dhuha seperti yang sudah tertulis di atas, secara tegas menyatakan, bahwa Allah SWT tidak meninggalkan Rasulullah SAW dan tidak membenci beliau, seperti yang dibicarakan orang-orang kafir.

Bagi Rasulullah SAW dan para sahabatnya, ayat-ayat ini memberikan pelajaran untuk kita agar selalu berpikir positif dalam setiap keadaan. Belum tentu apa yang dipikirkan manusia itu sama dengan yang Allah SWT maksud. Jangan sampai pikiran-pikiran negatif membuat keadaan semakin buruk.

Jadi, ayat-ayat dalam surat Ad Dhuha mengandung perintah untuk selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Oleh beberapa mufasir, surat Ad Dhuha juga dipahami sebagai ayat pengobat hati Rasulullah SAW yang merasa sedih karena wahyu tidak kunjung turun, sehingga muncul prasangka buruk dan rumor di masyarakat. Maka, dengan turunnya ayat-ayat di dalam surat Ad Dhuha, diharapkan Rasulullah SAW menjadi semakin yakin terhadap misi dakwahnya.

Tafsir Surat Ad Dhuha

Melansir buku Syarh Al-Qur'an "Tafsir QS. An-Nas Hingga QS. Adh-Dhuha" karya M. Sakti Garwan, terdapat tiga kesimpulan dalam tafsir surat Ad Dhuha.

Pertama, surat Ad Dhuha ini adalah ungkapan Allah SWT untuk melapangkan jiwa Nabi Muhammad SAW pada hari-hari mendatang setelah adanya cemoohan yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Ini juga merupakan anugerah yang akan Allah SWT berikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kedua, surat ini merupakan nikmat kasih sayang Allah SWT melalui kedua orang tua asuhnya yakni Abdul Muthalib dan Abu Thalib. Terakhir, surat ini adalah nikmat yang Allah SWT berikan pada diri Nabi Muhammad SAW untuk selalu bersyukur atas apa yang diberikan, hal ini menjadi pembelajaran untuk umat Islam untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT.



Simak Video "Video: Kapan Jari Telunjuk Diangkat Saat Tahiyat?"

(lus/lus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork