Alasan Penamaan Surah Ad Dhuha dan Asbabun Nuzulnya

Alasan Penamaan Surah Ad Dhuha dan Asbabun Nuzulnya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 05 Mei 2024 08:00 WIB
al quran
Foto: iStock
Jakarta -

Ad Dhuha adalah surah ke-93 dalam mushaf Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 11 ayat dan termasuk ke dalam golongan Makkiyah karena diturunkan sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah.

Surah Ad Dhuha kerap dibaca saat melakukan salat Dhuha. Amalan tersebut merupakan ibadah sunnah yang mengandung banyak keutamaan, salah satunya melancarkan rezeki.

Lantas, apa alasan dibalik penamaan Ad Dhuha itu sendiri?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa Dinamakan Surah Ad Dhuha?

Menurut Tafsir Al-Mishbah Jilid 15 susunan M Quraish Shihab, alasan di balik penamaan surah Ad Dhuha adalah nama tersebut dikenal di kalangan ulama. Penamaan diambil dari ayat pertamanya, Ad Dhuha. Arti dari kata ini adalah waktu matahari naik sepenggalan.

Menurut cendekiawan muslim itu, apabila Al-Qur'an menggambarkan waktu khusus maka Allah SWT memberikan sifat tertentu pada waktu tersebut. Sebagai contoh, Lailatul Al-Qadr (malam mulia), Yauma iltaqa al-jam'aan (hari bertemunya dua pasukan) dan Yaum ad-Din (hari pembalasan).

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, jika Al-Our'an tidak menyifati satu waktu atau hari, maka yang dimaksudnya adalah waktu atau hari-hari yang umum dan silih berganti (terulang). Misalnya, Al-Fajr (fajar), Al-Lail (malam), dan Ad Dhuha.

Sehingga 'Ad Dhuha' di sini berarti matahari ketika naik sepenggalahan. Dirincikan oleh Quraish Shihab, "Yang mana cahayanya ketika itu memancar menerangi seluruh penjuru, pada saat yang sama ia tidak terlalu terik, sehingga tidak mengakibatkan gangguan sedikit pun. Bahkan panasnya memberikan kesegaran, kenyamanan dan kesehatan.

Matahari tidak membedakan antara satu lokasi dan lokasi yang lain. Kalaupun ada sesuatu yang tidak disentuh oleh cahayanya, maka hal itu bukan disebabkan oleh matahari itu tetapi karena posisi lokasi itu sendiri yang dihalangi oleh sesuatu."

Isi Kandungan dan Asbabun Nuzul Surah Ad Dhuha

Merujuk pada sumber yang sama, isi kandungan surah Ad Dhuha berkaitan erat dengan sanggahan terhadap dugaan yang menyatakan Allah SWT meninggalkan utusan-Nya. Sebab, kala itu wahyu tidak kembali turun selama beberapa lama kepada Rasulullah SAW.

Dengan demikian, turunnya surah Ad Dhuha ini turut menjadi penghibur hati sang rasul dengan anugerah tak terbatas yang ia peroleh. Asbabun nuzul surah ini termuat dalam Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI).

Dijelaskan, ayat-ayat awalnya turun saat wahyu berhenti turun sehingga membuat Nabi SAW sedih. Sang rasul berkali-kali pergi ke gua Hira yang mana menjadi tempatnya pertama kali menerima wahyu dengan harapan firman Allah SWT turun.

Meski demikian, wahyu tak kunjung turun. Hal ini membuat Rasulullah SAW semakin gelisah, terlebih kaum musyrikin mengejeknya dan berkata Allah SWT telah membenci Nabi SAW sehingga wahyu tak turun.

Keadaan tersebut membuat hati sang rasul sendu, beliau bahkan tak bangun untuk mendirikan salat malam. Dari al-Aswad bin Qais, ia berkata:

"Aku pernah mendengar Jundub berkata: 'Nabi SAW pernah bersedih hati sehingga beliau tidak bangun satu atau dua malam. Kemudian datang seorang perempuan berkata, 'Wahai Muhammad, aku tidak melihat syaitanmu melainkan dia telah meninggalkanmu.'

Kemudian Allah SWT menurunkan ayat: 'Demi waktu dhuha, dan demi waktu malam apabila telah sunyi, Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu. (QS Ad-Dhuha: 1-3)." (HR Bukhari, Tirmidzi, Nasa'i & Ahmad)




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads