Zohran Mamdani, politisi muda berusia 34 tahun, baru saja mencetak sejarah sebagai wali kota Muslim pertama yang memimpin New York City, kota terbesar di Amerika Serikat. Ia akan menjadi Wali Kota New York yang ke-111.
Kemenangannya diumumkan pada Selasa (4/11/2025) waktu setempat, setelah ia berhasil mengalahkan mantan Gubernur Andrew Cuomo dalam persaingan sengit yang menarik perhatian dunia.
Siapa Itu Zohran Mamdani?
Zohran Mamdani lahir di Uganda dari keluarga keturunan India. Ibunya, Mira Nair, adalah sutradara film asal India-Amerika yang diakui secara internasional, sementara ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah seorang akademisi Uganda kelahiran India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip dari AP News, disebutkan bahwa Mamdani bersekolah di Bronx High School of Science, di mana ia ikut mendirikan tim kriket pertama di sekolah negeri tersebut, menurut biografi legislatifnya.
Ia lulus pada tahun 2014 dari Bowdoin College di Maine, dengan gelar dalam studi Africana, dan turut mendirikan organisasi Students for Justice in Palestine di kampusnya.
Mamdani memulai kiprahnya di dunia politik lokal dengan bekerja dalam kampanye kandidat Partai Demokrat di Queens dan Brooklyn.
Ia pertama kali terpilih menjadi anggota Majelis New York pada tahun 2020, setelah berhasil mengalahkan petahana dari Partai Demokrat yang telah lama menjabat di distrik Queens yang mencakup Astoria dan sekitarnya. Sejak itu, ia sudah dua kali terpilih kembali dengan mudah.
Zohran Mamdani Cetak Sejarah di New York
Melansir dari Aljazeera, Rabu (5/11/2025) Zohran Mamdani terpilih sebagai wali kota Muslim pertama di New York setelah mengalahkan Andrew Cuomo.
Kemenangan pada Minggu ini menjadi peristiwa bersejarah bagi kota dengan lebih dari 8,4 juta penduduk, yang merupakan pusat ekonomi dan budaya berpengaruh secara global.
Sosok keturunan Asia Selatan kelahiran Afrika ini menjadi pemimpin baru kota terbesar di Amerika Serikat dalam kemenangan yang disebut bersejarah.
Para pemilih menegaskan dukungan mereka bukan semata karena latar belakang agama atau etnis Mamdani.
Fokusnya pada isu keterjangkauan hidup, keadilan sosial, dan perubahan arah politik menjadi alasan utama masyarakat memilih sosok muda ini.
Mamdani punya rencana besar setelah kemenangan ini. Ia berjanji akan mengupayakan transportasi gratis, pendidikan anak usia dini gratis, hingga pembekuan harga sewa agar warga tidak semakin terbebani.
Untuk membiayai program-program tersebut, ia berencana menaikkan pajak untuk perusahaan dan warga berpenghasilan tinggi. Namun, langkah ini tentu membutuhkan dukungan dari para anggota legislatif di tingkat kota dan negara bagian.
Saat menjabat nanti, Mamdani harus pandai menjaga dukungan dari berbagai pihak.
Ia perlu merangkul Demokrat moderat, tanpa mengecewakan para pendukung progresifnya, termasuk Democratic Socialists of America yang telah menggerakkan lebih dari 100.000 relawan untuk mendukungnya.
Di tingkat nasional, beberapa tokoh besar Partai Demokrat seperti Ketua Senat Chuck Schumer belum menyatakan dukungan. Sementara itu, Donald Trump mengancam akan memotong dana federal dan mengirim Garda Nasional.
Trump mengatakan, "Sangat kecil kemungkinan saya akan menyumbang dana federal, selain dari jumlah minimum yang diwajibkan," ujar Trump ketika bicara mengenai 'jika Mamdani memenangkan pemilihan' di media sosialnya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (4/11/2025).
Di Bronx, seorang warga bernama Andre Augustine, 33 tahun, sadar bahwa tugas Mamdani tidak mudah. "Tidak akan mudah, tapi punya visi itu penting," katanya. "Kita akan memberikan tekanan. Kita akan menagih janji-janji dia. Tapi saya tetap optimis."
(lus/lus)












































Komentar Terbanyak
Ma'ruf Amin Dukung Renovasi Ponpes Pakai APBN: Banyak Anak Bangsa di Sana
Gus Irfan soal Umrah Mandiri: Pemerintah Saudi Izinkan, Masa Kita Larang?
Kisah Jemaah Umrah Mandiri Tanpa Agen Travel: Lebih Fleksibel, Hemat