9 Fakta Menarik Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama di New York City

9 Fakta Menarik Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama di New York City

Tia Kamilla - detikHikmah
Rabu, 05 Nov 2025 17:40 WIB
Democratic candidate for New York City mayor, Zohran Mamdani, looks on as he holds a campaign rally on the eve of election day, in the Queens borough of New York City, U.S., November 3, 2025. REUTERS/Shannon Stapleton
Zohran Mamdani, Wali Kota Terpilih New York City. Foto: REUTERS/Shannon Stapleton
Jakarta -

Di tengah hiruk-pikuk politik Amerika Serikat, sosok Zohran Mamdani mencuri perhatian publik dunia. Namanya kian ramai diperbincangkan setelah mencetak sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama di New York City.

Kehadirannya bukan hanya menjadi simbol keberagaman, tetapi juga menandai babak baru representasi Muslim dalam panggung politik global.

Tak sekadar membawa identitas agama dan keturunan imigran, Mamdani hadir dengan rekam jejak perjuangan sosial yang kuat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa fakta menarik tentang Zohran Mamdani yang menarik untuk detikers ketahui.

Fakta Menarik tentang Zohran Mamdani

1. Wali Kota Termuda dalam Beberapa Generasi

Dilansir dari AP News, Rabu (5/11), saat mengumumkan pencalonan pada Oktober, nama Zohran Mamdani belum begitu dikenal warga New York. Namun dalam waktu singkat, ia berhasil mengalahkan tokoh besar seperti mantan Gubernur Andrew Cuomo dan memenangkan pemilihan pendahuluan Demokrat.

ADVERTISEMENT

Zohran Mamdani baru berusia 33 tahun ketika mencetak sejarah. Ia menjadi wali kota termuda New York dalam beberapa dekade, sekaligus simbol munculnya pemimpin progresif muda di Amerika.

2. Ibu Mamdani Seorang Sutradara Terkenal

Zohran tumbuh di lingkungan akademis dan seni. Ibunya bernama Mira Nair adalah seorang sutradara. Mengutip sumber sebelumnya, sejumlah film yang ibunya garap meraih penghargaan internasional, seperti "Monsoon Wedding", "The Namesake", dan "Mississippi Masala". Sedangkan, ayahnya bernama Mahmood Mamdani. Ia adalah profesor antropologi di Universitas Columbia.

Mamdani menikah dengan Rama Duwaji, seorang seniman Suriah Amerika, awal tahun ini. Pasangan itu, yang bertemu di aplikasi kencan Hinge, tinggal di bagian Astoria di Queens. Lingkungan keluarganya membuatnya dekat dengan dunia budaya, intelektual, dan sosial.

3. Baru Pindah ke New York tahun 2018

Dikutip New York Assembly (5/11/2025) Zohran Mamdani lahir tanggal 18 Oktober 1991 di Kampala, Uganda. Dia berasal dari keluarga keturunan India dan sempat tinggal sebentar di Afrika Selatan sebelum akhirnya menetap di New York pada usia 7 tahun.

Meski sudah lama tinggal di Amerika, ia baru resmi menjadi warga negara Amerika Serikat pada 2018, menandai perjalanan panjang dan inspiratif sebagai seorang imigran yang kini menjadi wali kota.

4. Pernah Menjadi Rapper Pemula

Mengutip AP News, sebelum terjun ke dunia politik, Zohran Mamdani pernah menjadi rapper pemula di kancah hip hop lokal dengan nama panggung Young Cardamom, kemudian Mr. Cardamom.

Ia bahkan dengan santai menyebut dirinya "rapper B-list", humor yang membuatnya dekat dengan pemilih muda.

Salah satu lagunya, "Nani" (2019), dibuat untuk menghormati neneknya dan kembali viral saat kampanye walikotanya.

Sementara lagu "Salaam" (2017) yang menceritakan pengalaman menjadi Muslim di New York, sempat menjadi sorotan dan dikritik lawan politiknya.

5. Mendirikan Tim Kriket di Sekolahnya

Selain musik, perjalanan akademik Mamdani juga menarik. Mengutip sumber sebelumnya, Mamdani bersekolah di Bronx High School of Science, di mana ia ikut mendirikan tim kriket pertama di sekolah negeri.

Lulus dari Bowdoin College, Maine, pada 2014, ia mengambil jurusan Studi Africana dan mendirikan Chapter Students for Justice in Palestine di kampusnya.

6. Membantu Warga Hindari Penggusuran

Setelah kuliah, Mamdani bekerja sebagai konselor pencegahan penggusuran di Queens, membantu warga menghindari pengusiran dari rumah. Pengalaman ini menjadi inspirasi awalnya untuk terjun ke dunia politik dan memperjuangkan keadilan sosial.

7. Aktif Mendukung Palestina

Zohran Mamdani dikenal sebagai politisi progresif yang vokal mendukung hak-hak Palestina, sebuah posisi yang sempat menimbulkan ketegangan dalam perlombaan walikota.

Mamdani menyebut kampanye militer Israel di Gaza sebagai "genosida" dan menegaskan bahwa Israel seharusnya menjadi negara dengan hak yang sama, bukan hanya "negara Yahudi."

Pandangan ini mendapat perhatian besar dari komunitas pro-Palestina, termasuk sekitar 800.000 Muslim di New York, komunitas Muslim terbesar di Amerika Serikat.

8. Memulai Karir Politik dari Bawah


Zohran Mamdani memulai perjalanan politiknya dari bawah, bekerja pada kampanye kandidat Demokrat di Queens dan Brooklyn.

Menurut laporan AP News, pada 2020, ia berhasil terpilih menjadi anggota Majelis New York, mengalahkan pertahanan lama di distrik Astoria dan sekitarnya. Bahkan, dia dengan mudah memenangkan pemilihan ulang dua kali.

Sebagai Sosialis Demokrat, Mamdani membuat gebrakan dengan program percontohan yang memberikan bus kota gratis selama setahun dan mengusulkan undang-undang yang membatasi dukungan organisasi nirlaba terhadap permukiman ilegal di Israel.

Meski lawannya, yaitu mantan Gubernur Cuomo mengkritiknya karena dianggap kurang pengalaman untuk mengelola kota besar, Mamdani justru membingkai hal itu sebagai kelebihan.

9. Video Kampanye Mamdani Sempat Viral

Zohran Mamdani sukses menarik perhatian publik lewat video kampanye kreatif yang penuh nuansa Bollywood dan budaya India, sehingga membuatnya menonjol bagi pemilih di luar Queens.

Mengutip sumber sebelumnya, salah satu momen unik Mamdani terjadi pada Hari Tahun Baru New York. Saat itu, ia ikut serta dalam tradisi tahunan 'polar plunge' dengan melompat ke perairan dingin di Pulau Coney dengan setelan lengkap, sebagai simbol untuk "membekukan" harga sewa (mencegah kenaikan harga sewa -red).

Di tahap akhir kampanye, Mamdani berjalan sekitar 13 mil (21 km) keliling Manhattan, sambil mendokumentasikan interaksinya dengan warga melalui foto dan video.

Ia bahkan memanfaatkan TikTok untuk menjangkau pemilih dari beragam latar belakang, berbicara dalam berbagai bahasa seperti Spanyol dan Bangla, sehingga makin dekat dengan komunitas lintas etnis.




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads