Mesir akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak terkait perdamaian Gaza. Pemimpin dari 27 negara dari Arab hingga Barat akan berpartisipasi.
Pertemuan perdamaian Gaza akan berlangsung di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh hari ini, Senin (13/10). Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan mitranya Presiden AS Donald Trump akan memimpin jalannya pertemuan.
Dilansir Anadolu Agency mengacu pada kantor berita resmi Mesir, KTT akan dihadiri pemimpin dan pejabat dari 27 negara dan sejumlah pimpinan organisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang masuk daftar antara lain:
- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi - Tuan Rumah
- Presiden AS Donald Trump
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
- Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani
- Raja Yordania Abdullah II
- Perdana Menteri Kuwait Ahmad Al Abdullah Al Sabah
- Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa
- Presiden Palestina Mahmoud Abbas
- Presiden Indonesia Prabowo Subianto
- Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev
- Presiden Prancis Emmanuel Macron
- Kanselir Jerman Friedrich Merz
- Perdana Menteri Inggris Keir Starmer
- Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni
- Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez
- Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis
- Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan
- Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban
- Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif
- Perdana Menteri Kanada Mark Carney
- Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store
- Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani
- Wakil Presiden Uni Emirat Arab Mansour bin Zayed Al Nahyan
- Menteri Luar Negeri Oman Badr Al Busaidi
- Menteri Luar Negeri India S. Jaishanka
- Duta Besar Jepang untuk Mesir Masaki Noke
- Pemimpin Pemerintahan Siprus Yunani Nikos Christodoulides
Adapun, pimpinan organisasi internasional dan regional yang hadir antara lain:
- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres
- Presiden Dewan Eropa Antonio Costa
- Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak ada pejabat Israel yang menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Mesir mengatakan pertemuan puncak ini bertujuan "untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dan mengawali babak baru keamanan dan stabilitas regional."
Sebelumnya, pada Rabu (8/10/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari 20 poin rencananya untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera. Tahap kedua, rencana tersebut akan membentuk badan pemerintahan baru di Gaza tanpa Hamas, termasuk membentuk pasukan multinasional, dan pelucutan senjata Hamas.
Pemerintah Israel mengumumkan menyetujui rencana itu pada Jumat (10/10/2025) dini hari. Sementara Hamas menyampaikan pada Kamis.
Dalam salinan dokumen perjanjian yang ditandatangani Israel, Hamas, dan mediator di Mesir, seperti dilansir Middle East Eye, perang Gaza akan segera berakhir setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Israel. Semua operasi militer akan ditangguhkan.
IDF--militer Israel--akan ditarik mundur ke garis yang disepakati. Mereka tidak akan kembali ke wilayah yang telah ditariknya selama Hamas melaksanakan perjanjian tersebut.
Dokumen yang berjudul Langkah-langkah Implementasi Usulan Presiden Trump untuk "Pengakhiran Perang Gaza Secara Komprehensif" itu juga mencakup pembebasan sandera dan tahanan, baik yang hidup maupun meninggal.
Upaya untuk mengakhiri perang di Gaza ini dicapai setelah serangan dua tahun yang merenggut lebih dari 67 ribu nyawa warga Palestina. Menurut data sumber medis di Gaza per Minggu (12/10/2025), dilansir WAFA, 67.806 warga Palestina tewas dan 170.066 lainnya terluka akibat agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.
(kri/inf)
Komentar Terbanyak
Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Takbir Menggema di Gaza
Ini yang Disepakati Israel dan Hamas untuk Akhiri Perang Gaza
2 Tahun Perang Gaza: 67 Ribu Warga Tewas, Rumah-Tempat Ibadah Hancur