Menjulang tinggi di atas Ngarai Drinjaca Bosnia, Masjid Kuslat telah berdiri selama 6 abad sebagai saksi sejarah sekaligus monumen iman yang hidup.
Peraih Nobel, Ivo Andric, pernah berkata: "Bagaimana Anda bisa menyebut diri Anda orang Bosnia sejati jika tidak mengenal Kuslat?"
Dilansir Anadolu Ajansi, Sabtu (20/9/2025), Masjid Kuslat berada di atas tebing hijau setinggi 500 meter (1.640 kaki). Masjid abad ke-15 ini tampak menempel pada batu karang, seolah tergantung di antara bumi dan langit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasinya yang menantang hanya bisa dicapai melalui jalan setapak sempit di tengah hutan. Namun, setiap langkah pendakian terbayar lunas dengan panorama perbukitan, lembah dan aliran sungai yang memukau. Tak heran jika penduduk setempat menyebutnya sebagai "masjid di langit".
Jejak Sejarah Berabad-abad
Selama berabad-abad, Kuslat lebih dari sekedar tempat salat. "Ini adalah tempat penting bagi sejarah negara kami dan kini juga menjadi destinasi wisata populer," ujar Ahmed Herumovic, pemuda asal Kalesija, sekitar satu jam perjalanan dari lokasi.
Masjid Kuslat adalah bangunan unik yang dibangun pada awal periode Ottoman di Bosnia dan Herzegovina pada abad ke-15 antara tahun 1460 dan 1480.
Jauh sebelum Ottoman berkuasa, Kuslat merupakan kota abad pertengahan yang dibentengi untuk melindungi kafilah dagang dan para pelancong. Masjidnya sendiri pertama kali dicatat oleh penjelajah Ottoman, Evliya Celebi yang menulis bahwa bangunan ini dibangun pada masa Sultan Mehmed II, Sang Penakluk.
Ia menggambarkan betapa menggetarkannya pemandangan dari tebing tersebut: "Seseorang tak berani memandang ke bawah ke lembah, tempat sungai menderu bagai guntur."
Meski masjid-masjid baru kemudian dibangun di desa sekitar, Kuslat tetap menyimpan makna simbolis dan religius yang kuat. Hingga kini, masjid ini dibuka untuk salat Jumat, Idul Fitri, dan sejumlah acara khusus.
Tradisi dan Keyakinan
Nama "Kuslat" berasal dari bahasa Turki kus yang berarti burung. Konon, perempuan setempat pernah menyulam elang sebagai simbol Kuslat, yang kemudian menjadi kenang-kenangan bagi para pedagang dan pelancong.
Dalam International Journal of Multidisiplinary Research and Growth Evaluation dengan judul Mosque on Kuslat in Bosnia and Herzegovina disebutkan bahwa berbagai tradisi lahir di sini. Salah satunya adalah pada musim kemarau, para guru agama membawa anak-anak desa untuk melaksanakan salat hujan atau dova.
Banyak pula yang datang untuk mencari kesembuhan, percaya bahwa tanah tinggi dan penuh berkah di masjid ini mampu mengusir penyakit. Mereka biasanya meninggalkan persembahan atau hadiah sebagai ungkapan harapan dan syukur.
Hancur dan Bangkit Kembali
Sejarah Kuslat tidak lepas dari luka. Pada 1993, masjid ini dibakar saat perang Bosnia yang brutal. Namun, semangat masyarakat tak padam. Setelah warga kembali ke desa-desa sekitar, komunitas Islam membangun kembali masjid dengan hati-hati, menggunakan material asli. Dua dekade kemudian, Kuslat diresmikan kembali.
Kini, tradisi pun hidup lagi. Salat Jumat berjamaah rutin digelar setiap Jumat terakhir bulan Agustus, serta pada bulan Ramadan.
Simbol Ketahanan Bosnia
Masjid Kuslat bukan hanya peninggalan masa lalu, tetapi juga simbol ketahanan dan identitas. Ia berdiri sebagai pengingat bahwa warisan budaya dan spiritual Bosnia tetap lestari, meskipun dihantam perang dan berlalunya waktu.
(lus/kri)












































Komentar Terbanyak
Gus Irfan soal Umrah Mandiri: Pemerintah Saudi Izinkan, Masa Kita Larang?
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Dari Wakaf hingga Charity Gereja, LPDU Akan Kelola Semua Dana Keagamaan