Wajib Dikunjungi! Ini 8 Masjid Bersejarah di Jakarta yang Usianya Ratusan Tahun

Wajib Dikunjungi! Ini 8 Masjid Bersejarah di Jakarta yang Usianya Ratusan Tahun

Indah Fitrah - detikHikmah
Selasa, 05 Agu 2025 09:30 WIB
Ilustrasi masjid
Ilustrasi masjid. Foto: Getty Images/Ake Ngiamsanguan
Jakarta -

Jakarta dikenal sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian, namun wilayah ini juga menyimpan peninggalan sejarah Islam yang telah berusia ratusan tahun. Sejak masa Kesultanan Banten hingga era kolonial Belanda, berbagai masjid dibangun dan menjadi pusat ibadah, pendidikan, serta perjuangan melawan penjajah.

Berikut daftar masjid tertua di Jakarta yang dirangkum dari buku Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia karya Abdul Baqir Zein dan arsip detikHikmah.

Daftar Masjid Tertua Jakarta

1. Masjid Jami Al Khairaat

Terletak di Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur, Masjid Jami Al Khairaat diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-16. Masjid ini dibangun oleh dua saudara asal Betawi, Dato' Kudul dan Dato' Dji'in. Hingga kini, masjid tersebut tetap menjadi pusat ibadah dan kegiatan keagamaan, sekaligus menjadi simbol sejarah di kawasan Condet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Masjid Raya Al Arif Jagal Senen

Dibangun pada 1695, masjid ini berada di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, dan dikenal dengan nama Masjid Jagal. Bangunannya berbentuk persegi panjang dengan atap limas dan sebuah kubah besar di puncaknya. Keberadaannya di tengah kawasan perdagangan tidak mengurangi nilai sejarahnya sebagai salah satu masjid tertua di Jakarta.

3. Masjid Al Alam Marunda

Biasa disebut Masjid Si Pitung, bangunan ini berdiri di tepi pantai Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, sejak tahun 1527. Masjid ini telah menyaksikan berbagai peristiwa sejak awal abad ke-17 dan kerap dikaitkan dengan tokoh legendaris Betawi, Si Pitung. Arsitektur dan lokasinya yang dekat laut menjadikannya salah satu masjid tertua dan paling khas di Jakarta Utara.

ADVERTISEMENT

4. Masjid Jami Assalafiyah

Masjid ini dibangun pada 1620 oleh Pangeran Jayakarta di kawasan yang kini dikenal sebagai Jatinegara. Pendirian masjid berkaitan dengan peristiwa tahun 1619, ketika pasukan Pangeran Jayakarta terdesak oleh serangan Belanda di Mangga Dua.

Setelah berpindah ke hutan jati di tepi Kali Sunter, Pangeran mendirikan masjid sebagai tempat berkumpulnya para pejuang dan ulama untuk melanjutkan perjuangan. Saat ini, perawatan masjid dan makam Pangeran Jayakarta berada di bawah tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta.

5. Masjid Jami Al-Barkah

Berlokasi di Jalan Kemang Utara, Jakarta Selatan, Masjid Jami Al-Barkah berdiri pada 1818 atas prakarsa Guru Sirin, seorang wali dari Banten. Keunikan masjid ini terletak pada makam tua di bagian barat bangunan, yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Guru Sirin setelah wafat pada 1920. Hingga kini, masjid ini tetap menjadi tempat ibadah sekaligus destinasi ziarah.

6. Masjid Jami Matraman

Berlokasi sekitar 300 meter dari Gedung Proklamasi, masjid ini didirikan pada 1837 dan awalnya dikenal dengan nama Masjid Jami Matraman Dalem. Nama tersebut merujuk pada prajurit dan sukarelawan Mataram yang menetap di Batavia setelah upaya Sultan Agung merebut kota dari Belanda gagal. Arsitekturnya terinspirasi dari masjid-masjid Timur Tengah dan India, dengan kubah besar di bagian tengah dan dua menara kuning keemasan di sisinya.

7. Masjid Al Anwar (Masjid Angke)

Terletak di Jakarta Barat, masjid ini diresmikan pada Kamis, 26 Sya'ban 1174 H atau 2 April 1761, seperti dicatat sejarawan Belanda Dr. F. Dehan dalam bukunya Oud Batavia. Meski ukurannya relatif kecil, Masjid Al Anwar menampilkan perpaduan gaya arsitektur Belanda, Banten kuno, dan Tiongkok. Bangunan ini juga menjadi cagar budaya yang dilindungi.

8. Masjid Luar Batang

Berdiri pada 1739 di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, masjid ini didirikan oleh Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus, ulama dari Hadramaut, Yaman. Awalnya bernama Masjid An Nur dan dibangun sederhana dari kayu.

Kini, masjid berkapasitas 1.500 jemaah ini menjadi tujuan ziarah yang ramai, dengan rata-rata 10.000 pengunjung setiap pekan. Pada 2008, dibangun dua menara setinggi 57 meter menggantikan menara lama setinggi tujuh meter yang sudah berusia 150 tahun.




(inf/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads