Sebuah penggalian arkeologi pada 2018 mengungkap keberadaan kota makmur dari periode awal Islam di Israel. Sayangnya, reruntuhan kota tersebut kemudian dihancurkan untuk proyek baru.
Temuan itu diumumkan pada Januari 2019. Surat kabar Israel, Haaretz, pada 6 Januari 2019 memuat artikel berjudul "Kota Berusia 1.200 Tahun dari Periode Islam Ditemukan di Israel, tetapi Anda Tidak Akan Pernah Melihatnya".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota Islam itu ditemukan di bukit yang dikenal dengan Nebi Zechariah atau Chorvat Zechariah. Para arkeolog Israel menemukan rumah-rumah mewah berhiaskan mosaik dan lengkungan, tangki air berplester, dan pabrik pemeras minyak serta bengkel kaca, yang menunjukkan kota tersebut dulunya makmur.
Bangunan mewah itu diperkirakan berdiri pada era Kekhalifahan Abbasiyah dan Fatimiyah dari abad ke-9 hingga ke-11 saat memerintah wilayah tersebut. Menariknya, wilayah itu kemungkinan juga rumah bagi komunitas Kristen, mereka hidup berdampingan dengan umat Islam. Keberadaannya diketahui dari temuan salib-salib yang dipahat pada batu dan souvenir khas Kristen yang ditemukan di salah satu rumah.
![]() |
Temuan itu mengejutkan para arkeolog. Mereka berharap akan menemukan sisa-sisa peninggalan Romawi atau Bizantium, tapi nyatanya malah kota Islam periode awal.
"Dalam penggalian penyelamatan, kita tidak pernah tahu apa yang akan kita temukan. Saya berharap menemukan sisa-sisa peninggalan Helenistik, Romawi, atau Bizantium, jadi (kota Islam awal) ini cukup mengejutkan," kata Avraham Tendler, arkeolog Otoritas Purbakala Israel (IAA) yang memimpin penggalian itu.
Tak ada yang diselamatkan dari situs bersejarah itu. IAA memutuskan menyerahkan area tersebut kepada pengembang untuk pembangunan pusat logistik baru untuk kota Modi'in di dekatnya.
Penyelamatan situs-situs temuan di Israel memang rendah, kecuali memang betul-betul unik. Misalnya temuan mosaik spektakuler era Romawi di Lod pada 1996 atau mungkin pada temuan sisa-sisa Bait Suci Pertama di Beit Shemesh.
"Sejak awal, semua pihak sudah memahami bahwa setelah penggalian, lahan akan dibebaskan untuk pembangunan, terlepas dari apa pun yang ditemukan di lokasi tersebut," kata Yonatan Mizrahi, arkeolog sekaligus CEO Emek Shaveh, LSM yang melindungi warisan budaya.
IAA, kata Mizrahi, tak punya kebijakan tentang apa yang harus diselamatkan dan yang tidak boleh diselamatkan, termasuk bagaimana melindungi situs-situs unik yang ditemukan. "Pembangunan merusak benda-benda antik dan kami belum memprioritaskan tempat mana pun untuk diselamatkan," ujarnya.
Tak hanya kota Islam makmur, sebuah masjid juga pernah ditemukan di wilayah Israel, tepatnya di kawasan padang pasir Negev. Laporan BBC, 19 Juli 2019, merujuk pada IAA, masjid itu diperkirakan berasal dari abad ke-7 atau ke-8 dan menjadi tempat ibadah umat Islam pertama, lebih awal dari masjid di Makkah dan Yerusalem.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Majelis Umum PBB Sahkan Resolusi Solusi Dua Negara Israel-Palestina, Tanpa Hamas
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike