Memasuki September 2025, masyarakat akan disambut dengan libur panjang pada akhir pekan nanti. Cek tanggal merah Maulid Nabi Muhammad SAW!
Maulid Nabi merujuk pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hari tersebut bertepatan dengan 12 Rabiul Awal, mengacu pada pendapat yang masyhur.
"Ibnu Ishaq mencatat bahwa Rasulullah lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, tahun Gajah," jelas Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah. Ibnu Hisyam adalah penulis kitab Sirah Nabawiyah terkenal penyempurna karya Ibnu Ishaq.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggal Merah Maulid Nabi
Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai libur nasional. Berdasarkan keputusan terbaru, tanggal merah Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Jumat, 5 September 2025.
Keputusan libur maulid Nabi Muhammad SAW diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 933/2025, 1/2025, dan 3/2025 tentang perubahan SKB sebelumnya yang mengatur libur nasional dan cuti bersama 2025.
Berdasarkan SKB yang ditetapkan pada 7 Agustus 2025 itu, hanya ada satu hari libur dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW tanpa diiringi cuti bersama. Namun, dua hari berikutnya adalah akhir pekan sehingga masyarakat akan mendapatkan libur panjang. Berikut tanggal merah Maulid Nabi selengkapnya:
- Jumat, 5 September 2025: Libur Maulid Nabi SAW
- Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir pekan
- Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan
Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad
Perayaan Maulid Nabi telah ada sejak era Dinasti Fatimiyah yang berkuasa di Mesir pada abad ke-4 hingga 6 Hijriah. Menurut sejumlah catatan, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada era tersebut hanya berupa perayaan saja, seperti perayaan hari Asyura dan lainnya.
Di kalangan ahlus sunnah, perayaan Maulid Nabi pertama kali dilakukan secara besar-besaran oleh Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri, seperti dijelaskan dalam buku Pro dan Kontra Maulid Nabi oleh AM. Waskito. Sultan Muzhaffar adalah gubernur Ibril di Irak yang hidup pada 549-630 Hijriah.
Menurut ahli sejarah dan hadits, Ibnu Katsir, Sultan Muzhaffar memperingati Maulid Nabi pada bulan Rabiul Awal. Perayaan dilakukan meriah. Pendapat ini juga didukung Imam Jalaluddin As-Suyuthi, imam ahli hadits dan sejarawan muslim.
"Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabiul Awal. Beliau merayakannya secara besar-besaran. Beliau adalah seorang pemberani, pahlawan, alim, dan seorang pemimpin yang adil," kata Ibnu Katsir seperti dikutip AM. Waskito.
Kala itu, Sultan Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ilmu agama, dan semua rakyatnya menikmati hidangan. Dia juga memberikan hadiah dan bersedekah pada fakir miskin.
Selain itu, ada pendapat yang menyebut Maulid Nabi pertama kali dirayakan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, pemimpin Dinasti Ayyub.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Turki Desak Negara Islam Kompak Boikot Israel di Sidang PBB