Surah Al-Kafirun adalah salah satu surah pendek dalam Al-Qur'an yang mengandung pelajaran penting tentang keteguhan dalam beragama. Surah ini menegaskan bahwa ajaran tauhid tidak bisa dicampur dengan keyakinan lain.
Dalam buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan membaca surah Al-Kafirun pada rakaat pertama salat sunnah qobliyah Subuh, dan surah Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim:
"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membaca ketika salat sunnah qobliyah Subuh, surah Al-Kafirun dan surah Al-Ikhlas." (HR Muslim)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artikel ini akan menyajikan bacaan lengkap surah Al-Kafirun dalam tulisan Arab, latin, terjemahan, serta penjelasan tafsirnya agar mudah dipahami.
Surah Al-Kafirun: Arab, Latin, dan Terjemahan
1. ΩΩΩΩ ΩΩΨ§ Ψ£ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΨ§ΩΩΨ±ΩΩΩΩ
Arab latin: Qul yaa ayyuhal-kaafiruun
Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. ΩΩΨ§ Ψ£ΩΨΉΩΨ¨ΩΨ―Ω Ω ΩΨ§ ΨͺΩΨΉΩΨ¨ΩΨ―ΩΩΩΩ
Arab latin: Laa a'budu maa ta'buduun
Artinya: Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. ΩΩΩΩΨ§ Ψ£ΩΩΩΨͺΩΩ Ω ΨΉΩΨ§Ψ¨ΩΨ―ΩΩΩΩ Ω ΩΨ§ Ψ£ΩΨΉΩΨ¨ΩΨ―Ω
Arab latin: Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud
Artinya: Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. ΩΩΩΩΨ§ Ψ£ΩΩΩΨ§ ΨΉΩΨ§Ψ¨ΩΨ―Ω Ω ΩΨ§ ΨΉΩΨ¨ΩΨ―ΩΨͺΩΩ Ω
Arab latin: Wa laa ana 'aabidum maa 'abadtum
Artinya: Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. ΩΩΩΩΨ§ Ψ£ΩΩΩΨͺΩΩ Ω ΨΉΩΨ§Ψ¨ΩΨ―ΩΩΩΩ Ω ΩΨ§ Ψ£ΩΨΉΩΨ¨ΩΨ―Ω
Arab latin: Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud
Artinya: Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. ΩΩΩΩΩ Ω Ψ―ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩΩ Ψ―ΩΩΩΩ
Arab latin: Lakum diinukum wa liya diin
Artinya: Untukmu agamamu, dan untukku lah, agamaku.
Tafsir Surah Al-Kafirun
Berdasarkan Tafsir Al-Azhar susunan Buya Hamka, surah Al-Kafirun diturunkan di Makkah sebagai jawaban atas tawaran kompromi dari para tokoh Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka mengajak Nabi untuk saling bergantian menyembah tuhan masing-masing dengan harapan tercipta perdamaian di tengah perbedaan keyakinan.
Namun, tawaran ini ditolak dengan tegas melalui turunnya surah ini. Allah memerintahkan Nabi untuk menyampaikan bahwa tidak ada titik temu antara ajaran tauhid dengan penyembahan berhala. Nabi tidak menyembah apa yang mereka sembah, dan mereka pun tidak menyembah apa yang beliau sembah.
Perbedaan ini tidak hanya terletak pada siapa yang disembah, tetapi juga pada cara beribadah. Nabi menyembah Allah yang Maha Esa dengan cara yang benar sesuai petunjuk wahyu, sedangkan kaum musyrik menyembah berhala dengan cara yang mereka buat sendiri. Karena itu, ajaran keduanya tidak bisa disatukan.
Dalam hal keyakinan, tidak ada ruang untuk mencampuradukkan antara kebenaran dan kesesatan. Surah ini menjadi penegasan bahwa masing-masing memiliki agama sendiri, dan umat Islam harus menjaga kemurnian tauhid tanpa dipengaruhi ajaran lain. Akidah tidak bisa disesuaikan dengan kepercayaan lain. Mencampur ibadah kepada Allah dengan unsur-unsur syirik justru menghilangkan nilai ibadah itu sendiri.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi