KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike

KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 16 Sep 2025 11:00 WIB
KTT Darurat di Qatar: Negara Arab dan Islam Bahas Respons terhadap Serangan Israel
KTT Darurat di Qatar: Negara Arab dan Islam Bahas Respons terhadap Serangan Israel. Foto: DW (News)
Jakarta -

Para pemimpin Arab dan Islam menggelar pertemuan puncak darurat di Doha, Qatar, Senin (15/9/2025). Pertemuan ini terjadi usai serangan udara Israel yang menghantam ibu kota negara tersebut pada 9 September lalu.

Dilansir Gulfnews, KTT yang dipimpin langsung oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dihadiri oleh kepala negara, menteri luar negeri, dan pejabat senior dari Liga Arab serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Dalam pertemuan tersebut, para pejabat menekankan bahwa serangan di Doha bukan sekadar insiden tunggal, melainkan bagian dari pola agresi Israel yang terus meningkat terhadap negara-negara Arab dan Islam. Mereka juga menyebut, serangan Israel ke Doha sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan hukum internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, serangan Israel pada 9 September menghantam kawasan pemukiman di Doha, termasuk fasilitas untuk delegasi asing, sekolah, pembibitan, hingga lokasi diplomatik. Serangan tersebut menewaskan dan melukai warga sipil, termasuk satu warga Qatar.

Aksi militer itu menuai kecaman luas, termasuk dari Dewan Keamanan PBB, yang menilai Israel telah melanggar perdamaian dan keamanan internasional.

ADVERTISEMENT

"Ini bukan hanya serangan udara di sebuah kota, tapi serangan terhadap prinsip negosiasi," kata seorang diplomat Arab kepada wartawan.

Isi Lengkap 25 Poin Komunike KTT Darurat Arab-Islam

Pertemuan puncak diakhiri dengan adopsi komunike 25 poin yang sangat terperinci dan politis. Komunike tersebut secara tegas mengutuk serangan Israel dan menyatakan solidaritas penuh dengan Qatar.

Berikut adalah poin-poin utama dari komunike tersebut:

  1. Mengutuk Agresi Israel: Komunike menyatakan agresi Israel terhadap Qatar, yang disertai dengan praktik genosida, pembersihan etnis, pengepungan, dan perluasan permukiman, telah merusak prospek perdamaian di kawasan.
  2. Serangan Pengecut: Para pemimpin mengutuk keras serangan 9 September di Doha sebagai tindakan pengecut dan ilegal. Mereka menegaskan serangan tersebut membahayakan warga sipil, menargetkan sekolah, tempat penitipan anak, bahkan misi diplomatik. Ini dianggap sebagai "eskalasi serius" yang menunjukkan "ekstremisme pemerintah Israel saat ini."
  3. Solidaritas Mutlak: Pertemuan puncak menegaskan kembali solidaritas penuh dengan Qatar. Serangan itu dianggap sebagai agresi bukan hanya terhadap satu negara, melainkan terhadap seluruh negara Arab dan Islam. Para pemimpin berjanji mendukung Qatar dalam "semua tindakan yang mungkin diambil" untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanannya sesuai Piagam PBB.
  4. Menargetkan Diplomasi: Para pemimpin menyoroti pentingnya posisi Qatar sebagai mediator utama dalam upaya gencatan senjata di Gaza. Serangan terhadap tempat netral untuk mediasi dianggap sebagai serangan terhadap kedaulatan dan diplomasi internasional.
  5. Respons Bijaksana Qatar: Komunike memuji respons Qatar yang "beradab, bijaksana, dan bertanggung jawab." Sikap Doha yang tetap berpegang pada hukum internasional saat mempertahankan kedaulatannya dianggap sebagai model pengekangan dalam menghadapi provokasi.
  6. Dukungan Mediasi: Para pemimpin menyatakan dukungan penuh terhadap upaya mediasi yang dilakukan Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Komunike juga memuji kontribusi Qatar yang lebih luas, seperti bantuan kemanusiaan dan inisiatif pendidikan.
  7. Menolak Pembenaran: Komunike dengan tegas menolak segala upaya untuk membenarkan serangan dengan dalih apa pun. Serangan itu dinilai "pelanggaran terang-terangan" terhadap hukum internasional dan merusak peluang penyelesaian politik untuk krisis Gaza.
  8. Tolak Ancaman Berulang: Para pemimpin menolak ancaman berulang Israel untuk menyerang Qatar atau negara-negara Arab dan Islam lainnya, menyebutnya sebagai eskalasi berbahaya yang memerlukan kecaman dan pencegahan internasional.
  9. Kesatuan dan Keamanan Kolektif: Pertemuan menyambut baik resolusi Liga Arab tentang "Visi Bersama untuk Keamanan dan Kerja Sama di Wilayah." Poin ini menekankan prinsip keamanan kolektif dan persatuan dalam menghadapi ancaman eksternal.
  10. Menolak Skema Baru Israel: Komunike memperingatkan skema Israel untuk memaksakan situasi baru di kawasan, seperti perluasan permukiman dan aneksasi teritorial, dan menegaskan perlunya menolak langkah-langkah tersebut untuk menjaga stabilitas regional.
  11. Kutukan Pembersihan Etnis: Para pemimpin mengutuk upaya Israel untuk secara paksa menggusur warga Palestina, menyebutnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan kebijakan pembersihan etnis. Komunike juga mendukung konferensi rekonstruksi internasional di Kairo untuk membantu Gaza.
  12. Kejahatan Perang: Komunike mengecam taktik pengepungan Israel di Gaza, yang menggunakan kelaparan dan kekurangan obat-obatan sebagai senjata perang. Praktik ini disebut "kejahatan perang" di bawah hukum humaniter internasional, dan para pemimpin menuntut tindakan internasional untuk memastikan pengiriman bantuan yang aman.
  13. Ancaman Aneksasi: Pertemuan memperingatkan bahwa keputusan Israel untuk mencaplok wilayah pendudukan Palestina akan menjadi "pembatalan semua upaya perdamaian" dan pelanggaran Piagam PBB.
  14. Seruan Aksi Internasional: Komunike menyerukan langkah-langkah internasional yang mendesak untuk menghentikan agresi Israel terhadap Gaza, Qatar, Lebanon, Suriah, dan Iran, yang dianggap sebagai satu rangkaian pelanggaran.
  15. Sanksi dan Tindakan Hukum: Para pemimpin mendesak semua negara untuk menjatuhkan sanksi, menangguhkan penjualan senjata, dan mempertimbangkan kembali hubungan diplomatik dengan Israel, serta mengejar tindakan hukum terhadapnya. Ini adalah salah satu seruan terkuat yang pernah dikeluarkan.
  16. Tinjau Keanggotaan PBB Israel: Komunike meminta negara-negara anggota OKI untuk memeriksa kembali apakah keanggotaan Israel di PBB masih berlaku, mengingat pelanggarannya yang konsisten terhadap Piagam PBB.
  17. Kepatuhan pada Hukum Internasional: Para pemimpin menekankan kepatuhan pada legitimasi dan resolusi PBB, sambil memperingatkan retorika Israel yang menggunakan Islamofobia untuk membenarkan tindakan di luar hukum internasional.
  18. Dukungan Solusi Dua Negara: Pertemuan menyambut baik adopsi Deklarasi New York Majelis Umum PBB tentang solusi dua negara dan memuji upaya Arab Saudi dan Prancis dalam mewujudkan resolusi tersebut.
  19. Pengakuan Palestina: Komunike menantikan Konferensi Solusi Dua Negara di New York dan mendesak pengakuan internasional yang luas terhadap Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
  20. Pujian untuk Aljazair, Somalia, dan Pakistan: Pertemuan memuji peran ketiga negara tersebut di Dewan Keamanan PBB karena membela Palestina dan membantu menyelenggarakan sesi darurat terkait serangan terhadap Qatar.
  21. Kustodian Yerusalem: Komunike menegaskan kembali peran bersejarah Yordania sebagai kustodian situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem. Para pemimpin menekankan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah tempat ibadah eksklusif bagi umat Muslim.
  22. Dukungan untuk Komite Al Quds: Para pemimpin menggarisbawahi pentingnya mempertahankan kehadiran warga Palestina di Yerusalem dan mendukung Komite Al Quds yang diketuai oleh Raja Maroko.
  23. Komitmen Baru: Komunike menegaskan bahwa perdamaian yang adil tidak akan tercapai tanpa memenuhi tujuan Palestina. Para pemimpin menyerukan komitmen baru terhadap Inisiatif Perdamaian Arab dan mendesak Dewan Keamanan untuk mengakhiri pendudukan Israel.
  24. Dukungan ICC dan ICJ: Komunike mengamanatkan negara-negara anggota OKI yang menjadi pihak dalam Statuta Roma untuk mendukung penegakan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang dikeluarkan pada tahun 2024.
  25. Terima Kasih untuk Qatar: KTT diakhiri dengan ucapan terima kasih mendalam kepada Qatar, Amir, pemerintah, dan rakyatnya karena menjadi tuan rumah dan menyelenggarakan pertemuan. Para pemimpin memuji "kebijaksanaan dan visi strategis" Qatar dalam memandu diskusi dan mencapai konsensus.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads