Pedang merupakan salah satu senjata penting dalam sejarah perjuangan umat Islam, khususnya pada masa Rasulullah SAW. Tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan atau serangan dalam peperangan, pedang-pedang yang pernah dimiliki Rasulullah SAW juga menyimpan nilai sejarah dan simbolik yang sangat besar.
Beberapa di antaranya bahkan memiliki kisah menakjubkan dan diwariskan kepada para sahabat dan keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya karya Abdurrahman bin Abdul Karim, sebagai seorang panglima perang, Nabi Muhammad SAW tercatat memiliki beberapa buah pedang.
Pedang Milik Rasulullah SAW
1. Pedang Al Ma'tsur
Dikutip dari buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur'an karya Yoli Hemdi, pedang milik Rasulullah SAW yang pertama adalah pedang Al-Mathur atau dikenal juga sebagai Ma'thur al-Fijar.
Ini adalah pedang pertama yang dimiliki Rasulullah SAW, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Nabi.
Al Ma'tsur merupakan warisan dari ayah beliau, Abdullah bin Abdul Muthalib. Pada bagian dekat pegangan pedang ini, terdapat ukiran nama ayah Nabi Muhammad SAW dalam huruf Arab, yang menambah nilai sejarah dan emosional pedang tersebut.
Pedang ini menemani Rasulullah SAW dalam berbagai perjalanan penting, termasuk saat hijrah dari Makkah ke Madinah. Setelah itu, pedang ini dikumpulkan kembali bersama peralatan perang lainnya dan disimpan oleh Ali bin Abi Thalib.
2. Pedang Dzulfikar
Pedang Dzulfikar ini memiliki sejarah panjang dan menjadi simbol keberanian dan keadilan. Dzulfikar diperoleh Rasulullah SAW dari harta rampasan perang Badar, salah satu pertempuran besar pertama umat Islam.
Menurut riwayat, pedang ini kemudian diberikan kepada menantu sekaligus sepupu beliau, Ali bin Abi Thalib RA, yang dikenal sebagai sosok pemberani dalam banyak pertempuran. Pedang Dzulfikar pun kemudian melekat dengan sosok Ali RA dan keluarganya. Namun, pada masa Perang Uhud, pedang ini dikembalikan oleh Ali kepada Rasulullah SAW.
Nama Dzulfikar berasal dari kata fiqar, yang berarti "pembeda" atau "pembagian". Hal ini menggambarkan karakteristik pedang tersebut yang memiliki dua ujung tajam atau dua belahan di bagian ujungnya, seperti simbol keadilan yang membedakan antara yang benar dan yang batil.
Dalam buku Terperangkap di Dimensi Lain karya Iyhan Samudera, bahkan disebutkan bahwa pedang ini pernah digunakan oleh Nabi Musa AS untuk membelah Laut Merah, meski tentu pernyataan ini tidak disebut dalam sumber-sumber hadis sahih, namun menjadi bagian dari legenda yang mengiringi pedang tersebut.
3. Pedang Hatf
Pedang selanjutnya yang dimiliki Rasulullah SAW adalah Hatf, pedang yang konon berasal dari zaman Nabi Daud AS. Sebagaimana diketahui dalam Al-Qur'an, Nabi Daud diberi mukjizat oleh Allah berupa kemampuan untuk melunakkan besi. Dengan mukjizat itu, beliau dapat membuat baju besi dan senjata perang, termasuk pedang.
Pedang Hatf ini kemudian menjadi rampasan perang dari Bani Qainuqa, salah satu suku Yahudi yang menentang umat Islam di Madinah, dan akhirnya dimiliki oleh Rasulullah SAW. Keberadaan pedang ini menambah kekayaan sejarah Islam yang berakar dari para nabi terdahulu.
Saat ini, pedang Hatf disimpan di Museum Topkapi, Istanbul, Turki, bersama dengan peninggalan suci Rasulullah dan para sahabat lainnya.
4. Pedang Al Qadib
Tidak semua pedang yang dimiliki Rasulullah SAW digunakan dalam medan perang. Salah satunya adalah pedang Al Qadib, yang lebih berfungsi sebagai alat pertahanan pribadi ketika bepergian, bukan untuk berperang.
Menurut catatan sejarah, tidak ditemukan riwayat yang menyebutkan pedang ini digunakan Rasulullah dalam peperangan. Pedang ini disimpan di rumah Rasulullah SAW dan kemudian digunakan oleh kalangan Khalifah Fatimiyah setelah beliau wafat.
Ciri khas dari pedang Al Qadib adalah bentuknya yang ramping seperti tongkat, serta adanya ukiran dari perak yang bertuliskan kalimat syahadat di bagian bilahnya. Hal ini menambah nilai spiritual dari senjata tersebut, sekaligus menunjukkan identitas pemiliknya sebagai seorang Muslim.
5. Pedang Al Mikhdzam
Pedang berikutnya adalah Al Mikhdzam, pedang yang memiliki riwayat berbeda-beda mengenai kepemilikannya. Sebagian sejarawan menyebut bahwa pedang ini adalah milik Rasulullah SAW, yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diwariskan kepada keturunannya.
Namun, pendapat lain menyatakan bahwa pedang ini merupakan hasil rampasan perang yang diperoleh oleh Ali RA sendiri dalam sebuah serangan ke wilayah Syria. Karena itu, kepemilikan pedang Al Mikhdzam ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli sejarah.
Meskipun demikian, kehadiran pedang ini tetap menambah daftar senjata-senjata penting yang terkait dengan perjuangan Islam masa awal.
Pedang-pedang Rasulullah SAW bukanlah sekadar senjata fisik untuk berperang, namun juga simbol keteguhan, keberanian, keadilan, dan warisan spiritual. Masing-masing menyimpan kisah luar biasa yang memperlihatkan perjalanan dakwah Islam yang penuh tantangan. Melalui pedang-pedang tersebut, kita bisa memahami betapa besar perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan kebenaran, serta bagaimana beliau mempersiapkan dan melindungi umatnya dengan strategi yang bijaksana.
Wallahu a'lam bishawab.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI