Kafir adalah lawan dari iman. Orang kafir tidak mengikuti petunjuk Allah SWT meskipun telah diberi peringatan.
Orang kafir juga dibagi lagi ke dalam beberapa jenis, dua di antaranya adalah kafir harbi dan kafir dzimmi. Dalam masyarakat, terdapat diskusi tentang perbedaan keduanya, lantas apa bedanya?
Pengertian Kafir dalam Islam
Sebelum lebih jauh mengetahui perbedaan kafir harbi dan kafir dzimmi, sebaiknya kita juga mengetahui lebih dahulu apa yang dimaksud kafir di dalam Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip buku Ahl Al-Kitab: Makna dan Cakupannya dalam Al-Quran karya Prof. Dr. H. Muhammad Galib, istilah kafir berasal dari kata كَفَرَ yang memiliki arti "menutupi". Dalam Al-Qur'an, istilah kafir atau kufr tercatat muncul sebanyak 525 kali.
Al-Qur'an mendeskripsikan kafir sebagai tindakan yang berkaitan langsung dengan sikap terhadap Tuhan, seperti mengingkari nikmat-Nya, tidak bersyukur, lari dari tanggung jawab, serta melepaskan diri dari suatu kewajiban.
Salah satu surat yang membahas tentang orang kafir adalah surah Al-Kafirun. Surah ini diturunkan sebagai tanggapan atas ajakan kaum kafir Quraisy yang mengajak Nabi Muhammad SAW untuk menyembah bersama mereka, yang kemudian secara tegas ditolak melalui wahyu tersebut.
Orang-orang kafir juga dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 6,
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
Kemudian dalam surah Al-Baqarah ayat 7,
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰٓ أَبْصَٰرِهِمْ غِشَٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya: Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
Perbedaan Kafir Harbi dan Kafir Dzimmi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, orang-orang kafir pun dikelompokkan ke dalam beberapa macam. Termasuk juga dua golongan yang disebut kafir harbi dan kafir dzimmi.
Mengutip buku Kajian Akhlak dalam Bingkai Aswaja karya Ahmad Hawassy, kafir harbi adalah orang-orang nonmuslim yang memusuhi dan memerangi umat Islam, terutama dalam situasi peperangan atau konflik antaragama. Mereka berada dalam posisi sebagai lawan yang aktif mengancam keberadaan kaum muslimin.
Berbeda dengan itu, kafir dzimmi adalah orang kafir yang diberi izin untuk tinggal di wilayah kaum muslimin dengan syarat membayar jizyah, yaitu semacam pajak atau upeti. Pembayaran ini sebagai bentuk kesepakatan damai dan jaminan perlindungan, serta menunjukkan penghormatan terhadap aturan Islam.
Dengan demikian, perbedaan utama antara kafir harbi dan kafir dzimmi terletak pada sikap mereka terhadap umat Islam. Kafir harbi memerangi, sedangkan kafir dzimmi hidup berdampingan secara damai.
Oleh karena itu, perlakuan terhadap keduanya dalam hukum Islam juga berbeda, sesuai dengan status dan komitmen mereka terhadap kita umat Islam.
Jenis Orang Kafir Lainnya
Selain kafir harbi dan kafir dzimmi, sebenarnya terdapat dua jenis lagi orang kafir dalam definisi Islam. Kembali mengutip buku Kajian Akhlak dalam Bingkai Aswaja karya Ahmad Hawassy, berikut adalah jenis-jenis orang kafir selain harbi dan dzimmi.
1. Kafir Mu'ahid
Kafir mu'ahid atau kafir muahid merupakan golongan nonmuslim yang menjalin perjanjian dengan pemimpin umat Islam untuk melakukan gencatan senjata dalam jangka waktu tertentu. Mereka tetap menetap di wilayah mereka sendiri selama masa perjanjian tersebut berlangsung.
2. Kafir Musta'man
Kafir musta'man adalah orang nonmuslim yang datang ke wilayah kaum muslimin dan mendapatkan jaminan perlindungan dari pemerintah Islam atau dari salah satu warga muslim.
Jadi, dalam Islam terdapat empat kategori orang kafir, yaitu kafir harbi, kafir dzimmi, kafir mu'ahid, dan kafir musta'man, yang masing-masing memiliki ketentuan hukum dan perlakuan yang berbeda.
Wallahu a'lam
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?