Guru Besar UI Ajak Masyarakat Jadikan Media Sosial Senjata Lawan Israel

Guru Besar UI Ajak Masyarakat Jadikan Media Sosial Senjata Lawan Israel

Anisa Febriani - detikHikmah
Rabu, 19 Mar 2025 03:00 WIB
Guru Besar UI, Hikmahanto Juwana, dalam acara Ifthar Talk di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Guru Besar UI, Hikmahanto Juwana, dalam acara Ifthar Talk di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: LTN PBNU
Jakarta -

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menyampaikan bahwa dukungan perlu dilakukan dengan menunjukkan solidaritas dan keprihatinan di media sosial untuk mendorong perubahan kebijakan negara-negara Barat.

"Dengan memberdayakan rakyat Amerika Serikat untuk melakukan tindak konstitusional di negaranya adalah salah satu opsi. Ini penting kita lakukan. Terus memviralkan tindakan kejam dari tentara Israel dari PM Netanyahu ke media sosial," katanya dalam acara Ifthar Talk yang digelar di Hotel Arya Duta, Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Menurutnya, negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia perlu mengakhiri konflik berkepanjangan ini dengan melakukan berbagai tindakan. Dunia perlu menunjukkan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa pemusnahan rakyat Palestina adalah kejahatan internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, Trump mengeluarkan berbagai kebijakan baru yang merugikan rakyat Palestina. Baru-baru ini, ia berencana merelokasi jutaan warga Gaza dari Tanah Air mereka.

"Dengan cara seperti itu berarti Gaza dapat dikosongkan tanpa senjata dan Gaza pada suatu saat nanti bisa dikuasai Israel," terang Hikmahanto.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, masa depan Palestina akan menjadi gelap dengan kepemimpinan Donald Trump di Amerika Serikat.

"Bagaimana masa depan Palestina di bawah Presiden Donald Trump? Maka bisa jadi gelap," lanjut Hikmahanto.

Oleh karenanya, ia mengajak masyarakat untuk terus meramaikan media sosial dengan kondisi terkini di Gaza.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla juga menyampaikan bahwa terdapat langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membungkam gerakan demonstrasi di Amerika.

Hal itu dilakukan dengan penangkapan aktivis Mahmoud Khalil, seorang mahasiswa Universitas Columbia yang dianggap menjadi aktor intelektual di balik gelombang dukungan untuk Palestina dan protes terhadap kebijakan Amerika untuk Israel.

"Era Trump ada upaya memberangus opini simpati kepada Palestina. Suara pro Palestina hendak diberangus," kata Gus Ulil.

Menurutnya hal yang sekarang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan menjaga kesadaran agar tidak termakan propaganda Israel.

"Sekarang ini yang bisa kita lakukan adalah perjuangan minimalis, yaitu menjaga kesadaran kita untuk tidak termakan propaganda Israel. Saya kira ini yang bisa dilakukan,"tandasnya.




(aeb/inf)

Hide Ads