Al-Mu'minun Ayat 84-91: Kaum Kafir Sebenarnya Yakin Allah Berkuasa

Al-Mu'minun Ayat 84-91: Kaum Kafir Sebenarnya Yakin Allah Berkuasa

Bayu Ardi Isnanto - detikHikmah
Minggu, 23 Feb 2025 11:00 WIB
Koran - holy book of Muslims .
Ilustrasi Al-Qur'an. Foto: Getty Images/meen_na
Jakarta -

Al-Mu'minun merupakan surat ke-23 dalam Al-Qur'an yang berisi 118 ayat. Melalui Al-Mu'minun 84-91, kita dapat mempelajari bagaimana sebenarnya pandangan kaum kafir terhadap kekuasaan Allah.

Dalam ayat-ayat tersebut disebutkan, orang kafir sebenarnya mengakui kekuasaan Allah atas segalanya. Namun mereka berdusta dan enggan beriman.

Simak penjelasan lengkap mengenai Al-Mu'minun 84-91, mulai dari bacaan hingga tafsir ayat dari situs Al-Qur'an Kemenag.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Al-Mu'minun 84-91

Berikut ini Al-Mu'minun 84-91 lengkap dengan tulisan Arab, huruf latin, dan artinya:

قُلْ لِّمَنِ الْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهَآ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝٨٤

ADVERTISEMENT

سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِۗ قُلْ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ ۝٨٥

قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ۝٨٦

سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِۗ قُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ ۝٨٧

قُلْ مَنْۢ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ يُجِيْرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝٨٨

سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِۗ قُلْ فَاَنّٰى تُسْحَرُوْنَ ۝٨٩

بَلْ اَتَيْنٰهُمْ بِالْحَقِّ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ ۝٩٠

مَا اتَّخَذَ اللّٰهُ مِنْ وَّلَدٍ وَّمَا كَانَ مَعَهٗ مِنْ اِلٰهٍ اِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ اِلٰهٍ ۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَۙ ۝٩١

Arab latin:

84. qul limanil-ardlu wa man fîhâ ing kuntum ta'lamûn

85. sayaqûlûna lillâh, qul a fa lâ tadzakkarûn

86. qul mar rabbus-samâwâtis-sab'i wa rabbul-'arsyil-'adhîm

87. sayaqûlûna lillâh, qul a fa lâ tattaqûn

88. qul mam biyadihî malakûtu kulli syai'iw wa huwa yujîru wa lâ yujâru 'alaihi ing kuntum ta'lamûn

89. sayaqûlûna lillâh, qul fa annâ tus-ḫarûn

90. bal atainâhum bil-ḫaqqi wa innahum lakâdzibûn

91. mattakhadzallâhu miw waladiw wa mâ kâna ma'ahû min ilâhin idzal ladzahaba kullu ilâhim bimâ khalaqa wa la'alâ ba'dluhum 'alâ ba'dl, sub-ḫânallâhi 'ammâ yashifûn

Artinya:

84. Katakanlah (Nabi Muhammad), "Milik siapakah bumi dan semua yang ada di dalamnya jika kamu mengetahui?"

85. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "Apakah kamu tidak ingat?"

86. Katakanlah, "Siapakah pemilik langit yang tujuh dan pemilik ʻArasy yang agung?"

87. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "Apakah kamu tidak bertakwa?"

88. Katakanlah, "Siapakah yang di tangan-Nya kekuasaan segala sesuatu, sedangkan Dia melindungi dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab-Nya), jika kamu mengetahui?"

89. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "(Kalau demikian), bagaimana kamu sampai tertipu?"

90. Padahal, Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, tetapi sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.

91. Allah tidak mengangkat anak dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya. Jika demikian, niscaya setiap tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,

Tafsir Al-Mu'minun 84-91

Ayat 84-91 masih berkaitan dengan beberapa ayat sebelumnya yang menyebut bahwa kaum kafir mempertanyakan apakah manusia yang sudah mati akan dibangkitkan kembali. Mereka menganggap itu hanyalah dongeng orang-orang terdahulu.

Berikut tafsir Al-Mu'minun 84-91:

Ayat 84-85

Dalam dua ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW agar menanyakan kepada orang-orang kafir yang mempertanyakan kebangkitan orang yang telah mati meski sudah menjadi tulang belulang. Nabi bertanya "Siapakah yang memiliki bumi dan segala yang ada padanya?"

Kemudian mereka menjawab bahwa pemiliknya dan yang berkuasa atasnya adalah Allah, karena ini sudah menjadi kepercayaan sejak nenek moyang mereka.

Hanya saja mereka menyimpang jauh dari agama tauhid yang murni dan akidah mereka telah dikotori kepercayaan yang tidak benar dan sesat. Tujuan pertanyaan ini adalah menunjukkan bahwa mereka tidak mengetahuinya sama sekali atau sudah melupakannya.

Ayat 86-87

Allah kembali memerintahkan Nabi Muhammad SAW bertanya kepada mereka, bahwa siapakah yang menciptakan langit yang tujuh dan yang menciptakan 'arsy yang meliputi langit dan bumi, serta siapakah yang mengatur segalanya hingga berjalan menurut aturan yang sangat teliti.

Jawabannya pasti adalah Allah yang memiliki dan menguasainya. Namun mereka tetap menyembah berhala dan sesembahan lainnya.

Kemudian Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar mengatakan, "Kalau benar Allah yang menciptakan langit yang tujuh dan menciptakan 'arsy yang mahabesar, dan Allah-lah yang mengatur dan mengurusnya, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya dan tidak mau mengikuti perintah-Nya? Padahal perbuatan itu sangat dimurkai oleh-Nya?"

Ayat 88

Selanjutnya, Nabi Muhammad diperintah kembali oleh Allah menanyakan kepada orang kafir, siapakah yang menguasai segala sesuatu dan mengaturnya. Di tangan-Nya merupakan kekuasaan mutlak.

Allah dapat melindungi seseorang dari suatu malapetaka atau yang membinasakannya. Sebaliknya, Allah bisa menimpakan bahaya kepada seseorang dan tak ada satu kekuatan pun yang dapat melindungi orang itu.

Ayat 89

Sekali lagi orang kafir akan menjawab bahwa hal itu adalah sifat Allah SAW. Namun jika mereka mengetahui bahwa Allah Yang Mahakuasa dan Mahaperkasa, mengapa mereka sampai tertipu dan berpaling dari agama tauhid dan selalu menentang Allah?

Seakan-akan mereka terkena sihir dan pikiran mereka tak dapat mempercayai lagi sehingga akidah mereka menjadi kacau balau, bercampur dengan yang salah, sehingga mereka mempersekutukan Allah dengan yang lain-Nya. Padahal hal itu sangat dimurkai Allah.

Ayat 90

Allah menegaskan kepada orang-orang kafir tersebut, karena semua pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dengan jawaban yang benar dan positif, serta bahwa tuduhan-tuduhan mereka terhadap Muhammad dan Al-Qur'an yang dibawanya adalah keliru dan bohong, serta Al-Qur'an bukanlah dongengan-dongengan orang dahulu, tetapi wahyu dan petunjuk dari Allah.

Ayat 91

Ayat ini menolak tuduhan bahwa para malaikat adalah putri-putri Allah dengan menerangkan bahwa Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, karena Dia Mahakaya, Mahakuasa dan Mahakekal, tidak memerlukan keturunan seperti halnya manusia.

Manusia memang memerlukan anak untuk melanjutkan keturunannya, membantu saat tua, hingga mewarisi usahanya. Sementara Allah Yang Mahakuasa, Mahakaya dan Mahakekal tidak butuh itu semua.

Kaum musyrikin sangat bodoh karena menyamakan Allah dengan manusia yang amat lemah dan miskin. Atau jika mereka tidak bodoh, berarti mereka sengaja mendustakan karena yang diucapkannya itu bertentangan sama sekali dengan pikiran orang-orang berakal. Mahasuci Allah dari segala anggapan dan tuduhan yang tidak masuk akal itu.




(bai/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads