Isra Mi'raj adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam yang mengandung banyak hikmah dan pelajaran. Pada malam yang penuh berkah itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Mekkah ke Masjidil Aqsa, kemudian naik ke langit untuk bertemu dengan Allah SWT.
Selain menjadi bukti kekuasaan Allah SWT, Isra Mi'raj juga mengandung banyak hikmah yang dapat memberikan pelajaran berharga bagi umat Muslim.
Hikmah Isra Mi'raj
Berikut beberapa hikmah yang dapat diambil dari peristiwa Isra Mi'raj.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Mengetahui Tanda-tanda Kebesaran Allah SWT
Isra Mi'raj mengajarkan umat manusia untuk lebih menyadari dan menghayati kebesaran Allah. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa Allah menunjukkan kekuasaan-Nya melalui berbagai tanda di alam semesta, baik yang terlihat jelas maupun yang hanya dapat dipahami melalui perenungan dan kajian mendalam.
Dari buku Hidup Bersama Al-Quran 2: Moderasi dan pembelajaran Transformatif : Tanya Jawab Seputar Rukun Iman, Shalat, Jodoh dan Keluarga yang diterbitkan Lentera Hati, menjelaskan fenomena alam seperti hujan, aliran sungai, atau terbitnya matahari merupakan bagian dari sunnatullah, yaitu ketetapan Allah yang berlaku di dunia.
Namun, Allah juga memiliki kuasa mutlak untuk melampaui hukum-hukum tersebut, sebagaimana ditunjukkan dalam berbagai mukjizat para nabi, termasuk perjalanan Isra Mi'raj.
Isra Mi'raj tidak hanya mengajarkan tentang keajaiban, tetapi juga mengingatkan manusia untuk senantiasa bersyukur, bertafakur, dan lebih peka terhadap tanda-tanda kebesaran Allah di sekitar mereka. Kejadian ini menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an surah Al Isra ayat 1 yang berbunyi,
Ψ³ΩΨ¨ΩΨΩ°ΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΨ±Ω°Ω Ψ¨ΩΨΉΩΨ¨ΩΨ―ΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨΩΨ±ΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨ§ΩΩΩΨ΅ΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩ Ψ¨Ω°Ψ±ΩΩΩΩΩΨ§ ΨΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ±ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ Ψ§Ω°ΩΩ°ΨͺΩΩΩΨ§Ϋ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΩ ΩΩΩΨΉΩ Ψ§ΩΩΨ¨ΩΨ΅ΩΩΩΨ±Ω
Arab latin: SubαΈ₯Δnal-laΕΌΔ« asrΔ bi'abdihΔ« lailam minal-masjidil αΈ₯arΔmi ilal-masjidil-aqαΉ£al-laΕΌΔ« bΔraknΔ αΈ₯aulahΕ« linuriyahΕ« min ΔyΔtinΔ, innahΕ« huwas-samΔ«'ul-baαΉ£Δ«r(u).
Artinya: Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
2. Pentingnya Sholat 5 Waktu
Pada peristiwa Isra dan Mi'raj, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan sholat menjadi lima waktu yang wajib dilaksanakan dalam satu hari satu malam. Perintah ini diberikan langsung oleh Allah, tanpa melalui perantara malaikat, yang menunjukkan betapa pentingnya kedudukan sholat.
Sholat lima waktu merupakan kewajiban bagi umat Islam yang telah akil balig, dengan rincian:
Zuhur: empat rakaat
Asar: empat rakaat
Magrib: tiga rakaat
Isya: empat rakaat
Subuh: dua rakaat
3. Ketabahan
Mengutip buku Resep Keselamatan dan Kebahagiaan 5 karya Luqman Al Hakim, menerangkan bahwa salah satu ujian terbesar yang dialami Rasulullah SAW adalah wafatnya Siti Khadijah, istri tercinta, dan Abu Thalib, pamannya, di tahun yang sama.
Kepergian kedua orang yang sangat dekat dengan beliau ini memberi kesedihan mendalam, sehingga tahun tersebut disebut sebagai Amul Huzni atau tahun duka.
Namun, Allah SWT memberikan penghiburan yang luar biasa kepada Rasulullah SAW melalui peristiwa Isra Mi'raj pada malam 27 Rajab. Pada malam tersebut, Rasulullah diperjalankan dari bumi menuju langit dan diperlihatkan kebesaran Allah melalui berbagai makhluk yang ditemui dalam perjalanan.
Peristiwa ini menguatkan hati Rasulullah, mengingatkan beliau bahwa meskipun ujian hidup sangat berat, Allah selalu memberikan pertolongan dan menunjukkan kebesaran-Nya.
4. Memantapkan Keyakinan Rasulullah SAW
Dilansir dari laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), bahwa pada awalnya Nabi Muhammad SAW hanya menerima wahyu mengenai surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya. Informasi tersebut disebut dengan "ilmul yaqin", di mana beliau mempercayai segala yang disampaikan meski belum melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Namun, dalam peristiwa Isra Mi'raj, Nabi Muhammad SAW diberikan kesempatan untuk melihat langsung segala sesuatu yang sebelumnya hanya diyakini. Pengalaman ini dikenal dengan istilah "ainul yaqin", yang menggambarkan betapa kuatnya keyakinan seseorang ketika sudah menyaksikan sendiri kebenaran tersebut.
(inf/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026