Sungai Eufrat, yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak wilayah di Timur Tengah, diperkirakan akan mengering menjelang kiamat. Fenomena ini dianggap sebagai salah satu tanda alam yang menandakan semakin dekatnya akhir zaman. Benarkah Sungai Eufrat akan mengering menjelang kiamat? Apa penyebabnya?
Dikutip dari buku The Tigris & Euphrates River karya Shane Mountjoy, Sungai Efrat atau Eufrat berasal dari dataran tinggi di bagian timur Turki dan dikenal sebagai sungai terpanjang di Asia Barat, dengan panjang sekitar 1.739 mil. Sungai ini terbentuk dari pertemuan dua anak sungai utama, yaitu Murat (Efrat Timur) yang mengalir dari Danau Van, dan Karasu (Efrat Barat) yang bersumber dari pegunungan di utara Erzurum, Turki.
Aliran Sungai Eufrat sering digambarkan tenang dan perlahan. Sungai ini mengalir dari kawasan pegunungan menuju dataran luas, melewati wilayah Suriah dan Irak, hingga bertemu dengan Sungai Tigris. Keduanya kemudian membentuk Sungai Shatt al-Arab, yang bermuara di Teluk Persia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sungai Eufrat Mengering Merupakan Tanda Kiamat
Sungai Eufrat adalah salah satu sungai yang sangat terkenal dan memiliki aliran air yang sangat banyak. Mengutip buku Kiamat Sudah Dekat? karya Muhammad al-'Areifi, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan peringatan bahwa salah satu tanda-tanda Kiamat adalah ketika Sungai Eufrat mulai mengering dan alirannya berubah. Kejadian ini akan terjadi menjelang akhir zaman.
Yang lebih mengejutkan, dari dasar sungai yang mengering itu akan muncul sebuah gunung yang terbuat dari emas. Karena kekayaan dan daya tariknya, banyak orang akan berusaha merebut dan menguasai gunung emas tersebut. Perebutan ini akan menimbulkan pertikaian hebat antara manusia, bahkan hingga terjadinya pembunuhan. Akibatnya, banyak orang yang akan kehilangan nyawa dalam perjuangan untuk mendapatkan emas tersebut.
Rasulullah SAW telah mengingatkan kita semua, bagi siapa saja yang menyaksikan kemunculan gunung emas itu, untuk tidak tergoda ikut merebutnya, agar tidak terjebak dalam bencana dan pertumpahan darah.
Hal tersebut dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah RA yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Hari Kiamat belum akan terjadi hingga Sungai Eufrat mengering, sehingga muncul satu gunung emas. Orang-orang akan saling membunuh untuk memperebutkannya. Sehingga dari setiap seratus orang, ada sembilan puluh sembilan orang yang terbunuh. Setiap orang dari mereka akan berkata, 'Duhai, andai saja aku yang selamat'." (HR Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan, "Barang siapa nanti menyaksikannya, hendaknya ia tidak mengambilnya barang sedikit pun." (HR Bukhari dan Muslim)
Ubay ibn Ka'ab RA menuturkan, "Manusia akan terus bertarung dalam mengejar dunia. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sungai Eufrat mengering akibat munculnya gunung emas. Ketika hal tersebut terdengar, orang-orang akan berbondong-bondong datang ke gunung itu, dan semuanya berkata dalam hati mereka masing-masing, 'Kalau aku biarkan, orang lain pasti akan menguras isi gunung ini seluruhnya, hingga tidak ada sedikit pun yang tersisa.' Akhirnya, mereka pun saling membunuh untuk memperebutkannya, sehingga dari setiap seratus orang, ada sembilan puluh sembilan orang yang terbunuh'." (HR Muslim)
Kalimat "mengering akibat munculnya gunung emas" merujuk pada munculnya gunung emas yang bisa terjadi akibat perubahan aliran Sungai Eufrat. Gunung emas ini masih tertimbun tanah dan belum diketahui keberadaannya. Ketika muncul, umat disarankan untuk tidak mengambil apa pun dari gunung tersebut agar terhindar dari malapetaka dan pertumpahan darah. Waktu terjadinya peristiwa ini hanya diketahui oleh Allah SWT.
Selain itu, menurut Abu 'Ubaidah dalam ta'liq-nya terhadap kitab An-Nihayah Fi Al-Fitan wa Al-Malahim karya Ibnu Katsir, gunung emas yang disebut dalam hadits tentang tanda kiamat itu sebenarnya sebuah kiasan. Misalnya, gunung emas bisa diartikan sebagai minyak bumi karena keduanya memiliki nilai manfaat yang sama.
Prediksi Sungai Eufrat Mengering Sepenuhnya
Pembangunan bendungan di Turki dan Suriah serta pendirian pabrik-pabrik di sekitar Sungai Eufrat telah mengurangi debit airnya, yang mungkin menjadi awal dari potensi pengeringan sungai tersebut.
Selain itu, dirangkum dari arsip detikHikmah, perubahan iklim juga memperburuk kondisi, dengan suhu di timur laut Suriah meningkat satu derajat dalam 100 tahun terakhir dan curah hujan menurun 18 milimeter per bulan per abad.
Kementerian Sumber Daya Air Irak memperingatkan Sungai Eufrat dan Tigris berisiko mengering sepenuhnya pada 2040 akibat kekeringan dan penurunan permukaan air.
Wallahu a'lam.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan