Surah Al Anbiya ayat 30 berisi tentang kekuasaan Allah SWT pada alam semesta. Menurut sejumlah tafsir, ayat ini mengungkap perilaku kaum musyrikin dan kafir Makkah yang tidak memperhatikan keadaan alam ciptaan Allah SWT.
Allah SWT berfirman,
Ψ§ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ±Ω Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ±ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΩ Ω°ΩΩ°ΨͺΩ ΩΩΨ§ΩΩΨ§ΩΨ±ΩΨΆΩ ΩΩΨ§ΩΩΨͺΩΨ§ Ψ±ΩΨͺΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΨͺΩΩΩΩΩ°ΩΩΩ ΩΨ§Ϋ ΩΩΨ¬ΩΨΉΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ§Ϋ€Ψ‘Ω ΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ‘Ω ΨΩΩΩΩΫ Ψ§ΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨ€ΩΩ ΩΩΩΩΩΩΩ Ω£Ω
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: A wa lam yarallaΕΌΔ«na kafarΕ« annas-samΔwΔti wal-arαΈa kΔnatΔ ratqan fa fataqnΔhumΔ, wa ja'alnΔ minal-mΔ`i kulla syai`in αΈ₯ayy, a fa lΔ yu`minα»₯n
Artinya: "Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?"
Tafsir Surah Al Anbiya Ayat 30
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), surah Al Anbiya ayat 30 berisi tentang kaum musyrikin yang tidak sadar akan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi bukti adanya kuasa Allah SWT.
"Padahal dari berbagai peristiwa yang ada di alam ini dapat diperoleh bukti-bukti tentang adanya Allah serta kekuasaan-Nya yang mutlak," tulis Tafsir Kemenag RI pada surah Al Anbiya ayat 30.
Diterangkan pula bahwa langit dan bumi dahulu merupakan sebuah kesatuan. Kemudian, Allah SWT memisahkan keduanya.
Bumi dulunya merupakan satelit atau benda angkasa yang mengitari matahari. Sebagai sebuah satelit, bumi sangat panas sampai akhirnya berubah menjadi dingin dan berembun karena terus menerus berputar.
"Embun yang lama menjadi gumpana air. Inilah yang menjadi sumber kehidupan makhluk," lanjut Tafsir Kemenag RI menafsirkan surah Al Anbiya ayat 30.
Senada dengan itu, menukil dari Tafsir Al Azhar oleh Buya Hamka dikatakan bahwa surah Al Anbiya ayat 30 berisi tentang perkembangan pengetahuan yang ada pada zamannya.
Adapun, Ibnu Katsir menafsirkan bahwa surah Al Anbiya ayat 30 membahas langit yang banyak itu asal mulanya terpadu saling berhubungan dan keduanya dipisahkan oleh Allah SWT.
Allah SWT mengajukan pertanyaan kepada mereka yang mengingkari-Nya. Ia mengutip pendapat dari Attiyah Al Aufi yang menyebut bahwa pada mulanya langit merupakan sesuatu yang terpadu dan tidak dapat menurunkan hujan.
Atas izin Allah SWT, langit dan bumi mulanya merupakan satu kepaduan lalu dipisahkan dan berdiri masing-masing. Inilah yang dijelaskan dalam surah Al Anbiya ayat 30.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi