Arti Surat Yasin Ayat 40: Alam Semesta Bergerak pada Garis Edarnya

Arti Surat Yasin ayat 40 menggambarkan bahwa semua benda di alam semesta bergerak sesuai dengan garis edar yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan tidak ada yang bisa mengubahnya. Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 83 ayat.

Surat Yasin disebut sebagai jantungnya Al-Qur'an, mengingat besarnya keistimewaan yang diberikan bagi siapa yang membacanya. Dalam surat Yasin ayat 40 dijelaskan bahwa betapa terbatasnya kekuasaan manusia jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT. Berikut penjelasannya.

Bacaan Surat Yasin Ayat 40: Arab, Latin, dan Artinya

Berikut ini bacaan surat Yasin ayat 40 beserta transliterasi latin dan terjemahannya.

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Arab Latin: lasy-syamsu yambaghî lahâ an tudrikal-qamara wa lal-lailu sâbiqun-nahâr, wa kullun fî falakiy yasbaḫûn

Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Arti Surat Yasin Ayat 40

Menurut Tafsir Kementerian Agama RI, arti surat Yasin ayat 40 adalah bahwa semua hukum alam yang berlaku, termasuk pergerakan matahari dan bulan, merupakan ketetapan dan pengaturan dari Allah SWT. Hukum-hukum alam ini dikenal dengan istilah "sunnatullah," yang berarti peraturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan tidak bisa diubah oleh siapa pun.

Ayat ini menegaskan bahwa tidak mungkin terjadi tabrakan antara matahari dan bulan, dan tidak ada yang bisa membuat malam mendahului siang. Semua benda di alam semesta bergerak sesuai dengan garis edar yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menjelaskan lebih lanjut tentang betapa luasnya alam semesta ini. Jarak antara bintang-bintang sangat jauh, begitu pula jarak antara bulan dan bumi, serta antara bumi dan matahari.

Jika seorang muslim ingin bepergian ke luar angkasa, ia memerlukan roket yang kecepatannya setara dengan kilatan cahaya, karena perjalanan itu akan memakan waktu yang sangat lama.

Sementara itu, untuk lebih memahami betapa luasnya alam semesta ini, seorang muslim dapat membayangkan dirinya di lautan lepas, di mana daratan tidak terlihat lagi. Dari kejauhan, ia akan melihat beberapa kapal besar yang bergerak dengan jarak yang saling berjauhan dan tidak saling bertabrakan.

Gambaran tersebut dapat membantu umat Islam memahami pergerakan matahari, bumi, serta bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya di alam semesta. Semua benda tersebut bergerak dengan jarak yang sangat jauh, berjuta-juta mil, namun tetap teratur karena semuanya berada dalam pengaturan Allah SWT.

Namun, saat seorang muslim merenung lebih dalam lagi tentang alam semesta ini, ia akan merasa sangat kecil di hadapan kebesaran Allah SWT. Ketika menghadap ke langit pada malam hari, ia melihat berjuta-juta bintang yang berkelap-kelip, banyak di antaranya jauh lebih besar daripada bumi, bahkan ada yang jutaan kali lebih besar.

Semua ini menunjukkan betapa kecilnya diri umat Islam dibandingkan dengan kebesaran Allah SWT yang menguasai seluruh alam semesta ini.

Arti surat Yasin ayat 40 ini juga menggambarkan betapa terbatasnya kekuasaan manusia jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT yang mampu mengatur seluruh jagat raya dengan sempurna. Meskipun manusia telah membuat berbagai peraturan dan sistem untuk mengatur lalu lintas di jalan raya, kecelakaan tetap bisa terjadi karena keterbatasan kekuasaan manusia.

Ini menunjukkan bahwa meskipun manusia berusaha mengatur sesuatu, peraturan manusia selalu memiliki kelemahan, berbeda dengan peraturan Allah SWT yang sempurna dan tidak dapat diganggu gugat.

Subhanallah. Mahasuci Allah atas segala kuasa-Nya. Wallahu a'lam.

Terang Tanpa Mata

Terang Tanpa Mata