10 Tanda-tanda Orang yang Meninggalnya Husnul Khatimah

10 Tanda-tanda Orang yang Meninggalnya Husnul Khatimah

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Minggu, 05 Jan 2025 06:00 WIB
Conceptual shot of feet with a hospital information ring and tag representing death
Ilustrasi meninggal dunia (Foto: Getty Images/nico_blue)
Jakarta -

Husnul khatimah memiliki arti sebagai akhir yang baik. Dalam Islam, husnul khatimah dimaknai dengan keadaan baik yang terjadi pada diri seseorang saat ia meninggal dunia.

Orang yang meninggal secara husnul khatimah memiliki saat-saat terakhir kehidupannya di dunia yang selalu diperbanyak dengan mengerjakan amal saleh sampai dengan akhir hayatnya. Sedangkan kebalikannya ada su'ul khatimah yaitu keadaan buruk yang terjadi pada diri seseorang pada saat ia meninggal dunia.

Dalam buku Perjalanan Menuju Keabadian Kematian, Surga dan Ayat-ayat Tahlil yang ditulis M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Imam Muslim, melalui Abu Hurairah, meriwayatkan bahwa seseorang boleh jadi melakukan amal-amal penghuni surga dalam waktu yang lama tapi dia menutup amalnya dengan amalan penghuni neraka, demikian pula sebaliknya. Dalam konteks ini Nabi SAW bersabda: "Innama al-a'mâlu bi al-khawatim", yakni "seseorang dinilai sesuai akhir amalnya." (HR. Bukhari melalui Sahl bin Sa'id)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, yang amal pungkasannya adalah amal penghuni neraka itulah, yang kematiannya dinamai su'ul khatimah. Dan yang amal terakhirnya merupakan amalan penghuni surga, kematiannya dinamai husnul khatimah.

10 Tanda-tanda Muslim yang Meninggal Husnul Khatimah

Berikut beberapa tanda-tanda seseorang yang meninggal dengan husnul khatimah yang dilansir dalam buku Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah tulisan M. Nashiruddin al-Albani:

ADVERTISEMENT

1. Mengucapkan Kalimat Syahadat

Salah satu tanda-tanda orang yang husnul khatimah ketika wafat adalah yang mengucapkan kalimat syahadat saat sakaratul maut.

Ketika Wafat Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan 'La ilaha illallah maka ia dimasukkan ke dalam surga." (HR Hakim)

2. Dahinya Berkeringat Ketika Wafat

Ini berdasarkan hadits dari Buraidah bin Khasib RA. Adalah Buraidah, dahulu ketika di Khurasan, menengok saudaranya yang sedang sakit, namun didapatinya ia telah wafat, dan terlihat pada jidatnya berkeringat, kemudian ia berkata, "Allahu Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasululah SAW bersabda,

مَوتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
Artinya: "Matinya seorang Mukmin adalah dengan berkeringat dahinya." (HR Ahmad, an-Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim, dan ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas'ud)

3. Wafat pada Malam Jum'at atau Hari Jum'at

Wafat pada malam Jum'at atau hari Jum'at juga sering dikaitkan sebagai tanda orang yang meninggal husnul khatimah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Artinya: "Tidaklah seorang Muslim yang wafat pada hari Jum'at atau pada malam Jum'at kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur." (HR Ahmad)

4. Mati Syahid di Medan Perang

Mati syahid di Medan Perang dalam memperjuangkan agama Allah juga dapat jaminan surga. Mengenai hal ini Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 169-171,

Artinya: "Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki, mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia- nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (Ali Imran: 169-171)

Seseorang dapat memperoleh mati syahid jika permintaannya benar- benar muncul dari lubuk hati dan dengan penuh keikhlasan meskipun ia tidak mendapat kesempatan mati syahid dalam peperangan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فراشه
Artinya: "Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan sungguh- sungguh, maka Allah akan menyampaikannya derajat para syuhada sekalipun ia mati di atas ranjangnya." (HR Muslim dan Baihaqi)

5. Perempuan yang Meninggal karena Melahirkan

Hal ini berdasarkan hadits yang diberitakan dari Ubadah bin Shamit RA bahwa Rasulullah SAW menjenguk Abdullah bin Rawahah yang tidak bisa beranjak dari pembaringannya, kemudian beliau bertanya, "Tahukah kalian, siapakah syuhada dari umatku?" Orang-orang yang ada menjawab, "Muslim yang mati terbunuh." Beliau bersabda, "Jika hanya itu para syuhada dari umatku sangat sedikit. Muslim yang mati terbunuh adalah syahid dan mati karena penyakit kolera adalah syahid, begitu pula perempuan yang mati ketika bersalin adalah syahid (anaknya akan menariknya dengan tali pusarnya ke dalam surga)." (HR Ahmad, ad-Darimi, dan ath-Thayalusi) Menurut Imam Ahmad ada periwayatan seperti itu melalui jalur sanad lain di dalam Musnad-nya.

6. Meninggal karena Terbakar atau Sakit Busung Perut

Tentang hal ini banyak sekali riwayat dan yang paling masyhur adalah dari Jabir bin Atik secara marfu, "Para syuhada ada tujuh; mati terbunuh di jalan Allah, karena penyakit kolera adalah syahid, mati tenggelam adalah syahid, karena penyakit busung lapar adalah syahid, karena penyakit perut keracunan adalah syahid, karena terbakar adalah syahid, dan yang mati karena tertimpa reruntuhan (bangunan atau tanah longsor) adalah syahid, serta perempuan yang meninggal pada saat mengandung adalah syahid." (HR Malik, Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

7. Meninggal karena Mempertahankan Diri dari Perampok

Banyak sekali hadits yang membahas hal ini. Berikut ini adalah beberapa hadits yang membahas hal itu. Pertama, "Barangsiapa yang mati karena mempertahankan hartanya (dalam riwayat lain, "Barangsiapa menuntut hartanya yang dirampas lalu ia terbunuh") maka dia adalah syahid." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Kedua, Abu Hurairah RA berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW. seraya bertanya, "Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku bagaimana apabila ada seseorang yang datang dan akan merampas hartaku. Beliau menjawab, 'Jangan engkau berikan. Ia bertanya, 'Bagaimana jika ia membunuhku?' Beliau menjawab, 'Engkau mati syahid. Orang itu bertanya kembali, 'Bagaimana jika aku yang membunuhnya?' Beliau SAW. menjawab, 'la masuk neraka." (HR Muslim, an-Nasa'i, dan Ahmad)

Ketiga, Mukhariq RA. berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, 'Ada seorang laki-laki hendak merampas hartaku. Beliau bersabda, 'Ingatkan dia akan Allah. Orang itu bertanya, 'Jika tetap saja tak mau berdzikir? Beliau menjawab, 'Mintalah tolong orang di sekitarmu dalam mengatasinya. Orang itu bertanya lagi, 'Apabila tidak saya dapati di sekitarku seorang pun?' Beliau menjawab, 'Serahkan dan minta tolonglah kepada penguasa. Ia bertanya, 'Apabila penguasa itu jauh tempatnya dariku?' Beliau bersabda, 'Berkelahilah dalam membela hartamu hingga kau meninggal dan menjadi syahid atau untuk mencegah hartamu dirampas." (HR an-Nasa'i dan Ahmad)

8. Meninggal Saat Mengerjakan Amal Saleh

Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa mengucapkan 'La ilaha illallah' dengan berharap akan keridhaan Allah dan di akhir hidupnya mengucapkannya, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang berpuasa sehari mengharapkan keridhaan Allah kemudian mengakhiri hidupnya dengannya (puasa), maka masuk surga. Dan barangsiapa bersedekah mencari ridha Allah dan menyudahi hidupnya dengannya (sedekah), maka ia akan masuk surga." (HR Ahmad)

9. Meninggal karena Keracunan (Sakit Perut)

Abdullah bin Yasar berkata, "Aku duduk-duduk bersama Sulaiman bin Shard dan Khalid bin Arfadhah. Keduanya menceritakan tentang seseorang yang wafat karena sakit perut. Keduanya pun kemudian berharap dapat memperoleh mati syahid. Berkatalah yang satu kepada yang lain, 'Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Siapa saja yang wafat karena penyakit perut maka tak akan mendapat azab kubur. Yang lain menjawab, 'Memang benar." (HR an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, ath-Thayalusi, dan Ahmad)

10. Meninggal karena Tenggelam atau Tertimpa Reruntuhan (Tanah Longsor)

Rasulullah SAW bersabda, الشُّهَدَاءُ خَمْسَةُ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللهِ
Artinya: "Para syuhada itu ada lima; orang yang mati karena wabah kolera, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan, dan syahid berperang di jalan Allah." (HR Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad)




(hnh/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads