Sholat Jumat adalah salah satu ibadah yang memiliki keistimewaan dalam agama Islam, di mana umat Muslim berkumpul untuk melaksanakan sholat berjamaah dan mendengarkan khutbah. Dalam rangkaian pelaksanaan sholat Jumat, terdapat momen penting yang melibatkan bacaan bilal Jumat sebagai tanda dimulainya khutbah hingga sholat berjamaah.
Bacaan bilal Jumat merupakan bagian tak terpisahkan dari tata cara ibadah ini, yang menjadi pengantar khatib dan pengingat bagi jamaah untuk fokus dan bersiap menyimak khutbah.
Apa Itu Bilal Jumat?
Istilah bilal telah dikenal sejak masa Nabi Muhammad SAW, di mana Bilal bin Rabah, salah seorang sahabat Rasulullah, menjadi muazin pertama dalam sejarah Islam. Sebagai muazin, tugas Bilal adalah mengumandangkan azan sebelum pelaksanaan sholat, termasuk dalam ibadah sholat Jumat yang memiliki tata cara khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pelaksanaan sholat Jumat, bilal memiliki peran penting, terutama dalam melantunkan bacaan tarqiyah.
Menurut buku Doa dan Zikir Makbul karya Abu Hurairah Abdul Salam, Lc., M.A, tarqiyah secara bahasa berarti "menaikkan." Secara istilah, bacaan ini menjadi penanda bahwa khatib akan segera naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah.
Bacaan tarqiyah yang dilantunkan bilal berfungsi sebagai pengingat bagi jamaah untuk mempersiapkan diri mendengarkan khutbah dengan penuh perhatian. Bacaan ini memiliki makna spiritual yang mendalam karena menjadi awal dari prosesi khutbah, bagian penting dalam ibadah sholat Jumat.
Selain tarqiyah, bilal juga melantunkan iqomah setelah khutbah selesai. Iqomah ini menandakan bahwa sholat berjamaah akan segera dimulai.
Bacaan Bilal Jumat
Bilal melantunkan bacaan tarqiyah dengan posisi berdiri menghadap kiblat. Berdasarkan penjelasan dalam buku Shalat Sunnah Hikmah & Tuntunan Praktis karya Nasrul Umam Syafi'i dan Lukman Hakim, teks bacaan tarqiyah yang biasanya dibacakan oleh bilal saat sholat Jumat memiliki redaksi sebagai berikut:
مَعَاشِرَالْمُسْلِمِينَ، وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِينَ رَحِمَكُمُ اللهِ، رُوِيَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ، وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ (أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا رَحِمَكُمُ اللهِ ٢×) أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Ma'asyiral Muslimin, wa zumaratal Mu'minin rahimakumullah, ruwiya 'an Abi Hurairah radiyallahu 'anhu annahu qala, qala Rasulullah sallallahu 'alayhi wa sallam: "Iza qultu li shahibika yawma al-Jum'ah 'ansit, wal-imamu yakhthubu faqad laghawt. (Ansitū wa isma'ū wa athī'ū rahimakumullah 2x) Ansitū wa isma'ū wa athī'ū la'allakum turhamūn."
Artinya: "Wahai golongan kaum Muslim dan kaum mukmin, semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya kepada kamu sekalian. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah bersabda: 'Ketika kamu berkata 'ansit' kepada temanmu pada hari Jumat (sholat Jumat), sedangkan khatib sedang berkhutbah, maka kamu telah melakukan hal yang sia-sia. Barang siapa yang melakukan hal sia-sia, maka tidak ada Jumat baginya, maka perhatikan, kebaikan dan taatilah, semoga Allah memberikan kepada kamu sekalian.'"
Setelah bilal selesai melantunkan doa tarqiyah, khatib pun naik ke mimbar. Selanjutnya, bilal melanjutkan dengan membaca shalawat berikut ini:
اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ٢× ، اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا وَشَفِيعِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ سَادَتِنَا أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ أَجْمَعِينَ
Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad 2x, Allahumma shalli 'ala sayyidina wa habibina wa syafi'ina wa mawlana Muhammad wa sallim, wa radhiyallahu tabaraka wa ta'ala 'an saadatina ash-habi Rasulillah ajma'in.
Artinya: "Ya Allah, berikanlah rahmat dan kesejahteraan dengan keagungan dan kesempurnaan-Mu kepada hamba-Mu yang paling mulia dan baginda kami, Muhammad, serta semua sahabat Rasulullah."
Ketika khatib sudah berada di atas mimbar, bilal jumat menghadap kiblat dan membaca doa berikut:
اللَّـٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللَّـٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلإِيمَانَ، مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِينَ رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، يَاخَيْرَ النَّاصِرِينَ، بِرَحْمَتِكَ يآأَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina wa mawlana Muhammad, wa 'ala aali sayyidina Muhammad. Allahumma qawi' al-Islama wal-Imana, mina al-Muslimina wal-Muslimat, wal-Mu'minina wal-Mu'minat, al-ahya'a minhum wal-Amwat, wanshurhum 'ala mu'anidiin. Rabbikhtim lana minkal khayri, yaa khayra annaashirin, birahmatika yaa arhamar rahimin.
Artinya: "Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (pria) dan muslimat (wanita), kaum mukminin (pria) dan mukminat (wanita), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, mudahkanlah mereka untuk mengokohkan agama, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang."
Kemudian, khatib melanjutkan dengan khutbah kedua. Setelah khutbah kedua selesai, bilal berdiri untuk mengumandangkan iqomah, yang menandakan bahwa sholat Jumat akan segera dimulai.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!